Jumat, 30 Oktober 2020

416} Kajian 116 kitab an-Nawadir: "Kisah yang aneh yang terjadi pada manusia"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS ENAM BELAS: "KISAH YANG ANEH YANG TERJADI PADA MANUSIA"


الحكاية السادسة عشر بعد المائة : فيما وقع لبعض الناس من الغرائب

حکی : أنه كان فيمن قبلكم امرأة ولدت جارية ، فقالت لأجيرها : اقتبس لنا نارا فخرج فوجد بالباب رجلا ، فقال للأجير : ما ولدت هذه المرأة ؟ فقال : ولدت جارية ، فقال : هذه الجارية تبغي بمائة رجل ويتزوجها أجيرها بعد ذلك وتموت بالعنكبوت . فقال الأجير : في نفسه أنا لا أريد هذه أن تبغي مائة رجل لأقتلنها ، فأخذ شفرة فشق بطنها وخرج على وجهه هاربا ، فركب البحر ومضى ، فجاء أهل الجارية فخاطوا بطنها وعولجت فشفيت و كبرت ، فصارت تبغي فطردها أهلها ، فجاءت إلى ساحل من سواحل البحار وأقامت على البغي ، ثم بعد مدة جاء الرجل الأجير بعد أن صار من أرباب الأحوال إلى ذلك الساحل ومعه مال كثير ، فقال لامرأة من أهل ذلك المحل : اطلبي لي امرأة من أجمل نساء أهل القرية لأتزوجها ، فقالت له : إن ههنا امرأة من أجمل النساء لكنها تبغي ، فقال : احضري بها عندي ، فأتت إليها فقالت لها : إنه قد جاء ههنا رجل كثير المال وطلب امرأة يتزوجها ، فقلت له ؛ ههنا امرأة صفتها كذا وكذا ، فقالت لها : إني قد تركت البغاء وإن أرادني تزوجته ، فذكرت له ذلك فتزوجها فوقعت منه موقعا عظيما ، ثم جلسا يوما يتحدثان فأخبرها بخبره مع الجارية ، فقالت له : والله أنا تلك الجارية وأرته أثر الشق في بطنها وقالت له : قد بغيت بناس كثيرين ولا أدري هل هم مائة أو أقل أو أكثر ، فقال لها : إنه قد قال لي : إنها تموت بالعنکبوت ، ولكن نتحرز منه ، فبنى لها برجا في الصحراء وشيده ، فبينما هما يوما في ذلك البرج وإذا عنکبوت في السقف ، فقال لها : هذا عنکبوت فدعيني أقتله ، فقالت : هذا يقتلني والله لا يقتله غيري فحركته من السقف فسقط فجاءت إليه ووضعت إبهام رجلها ، عليه فشدخته فساح سمه بين أظفارها ولحمها فاسودت رجلها فماتت ، فذلك قوله تعالى "أينما تكونوا يدرككم الموت" الآية ، ( ۲ ) والله أعلم .


Diceritakan: Pada zaman dahulu, ada seorang perempuan yang melahirkan anak perempuan, kemuduan ia berkata kepada pembantunya: "Carikan kami api!"

Pembantu itu pun keluar dari rumah, dan di depan pintu rumah ia bertemu dengan seorang laki² yang tidak dikenalnya.

"Tuanmu melahirkan anak laki² atau perempuan..??" tanya laki² itu.

"Ia melahirkan seorang anak perempuan," jawab si pembantu.

"Anak itu kelak akan melacur dengan seratus laki², dan akan dinikahi pembantunya, dan ia mati dengan sebab laba²," jelas laki² itu.

Dalam batin, pembantu itu berkata bahwa ia tidak mau menikah dengan perempuan yang melacur dengan seratus laki², dan ia harus membunuh bayi itu.

Setelah itu, pembantu tersebut mencari sebilah pisau untuk mewujudkan rencananya. Ia membunuh bayi perempuan tersebut dengan membelah perutnya, lalu ia lari darinya. Ia menyeberang laut dan menghilang entah ke mana.

Keluarga bayi perempuan itu datang dan amat kaget menemukan bayi mereka dalam kondisi kritis, kemudian .ereka menjahit perutnya, dan mengobatinya, dan akhirnya bayi tersebut sembuh, dan tumbuh dewasa dengan baik.

Ternyata memang benar, pada saat dewasa, ia menjadi perempuan yang menjual diri. Seluruh keluarganya mengusirnya, sehingga ia pun pergi ke salah satu pantai dan menjual diri di sana.

Setelah beberapa waktu, laki² yang dulu menjadi pembantu di keluarga pelacur tesebut datang ke pantai tersebut setelah menjadi kaya, dan ia membawa harta yang banyak. Ia berkata kepada salah satu perempuan di tempat itu: "Carikan aku perempuan tercantik di desa ini, dan aku akan menikahinya."

"Di sini terdapat perempuan sangat cantik, akan tetapi ia adalah pelacur," kata perempuan tersebut.

"Datangkan ia kepadaku!"

Kemudian perempuan itu pun mendatangi perempuan yang dimaksud (pelacur), dan berkata: "Seorang laki² kaya datang ke sini mencari perempuan yang mau dinikahi, dan aku berkata kepadanya bahwa di sini terdapat seorang perempuan dengan ciri seperti ini dan ini."

"Aku akan meninggalkan melacur ini apabila ia benar² mau denganku, aku akan menikah dengannya," kata perempuan lacur itu.

Perempuan yang menjadi perantara tersebut menyampaikan jawaban perempuan yang dimaksud. Akhirnya saudagar kaya itu mengawininya. Dan perempuan ini sangat mencintai suaminya.

Suatu hari, mereka duduk sambil bercerita banyak hal. Saudagar menceritakan kisahnya bersama seorang anak perempuan. Betapa kagetnya si istri sembari berkata: "Demi Allah, aku adalah perempuan itu!"

Lalu si istri itu memperlihatkan bekas sobekan di perutnya dan berkata: "Aku melacur dengan banyak orang, dan aku tidak tahu apakah jumlahnya sudah mencapai seratus atau lebih."

"Laki² yang bertemu denganku berkata bahwa bayi perempuan itu kelak mati sebab laba², akan tetapi kita bisa menghindari hal itu dengan membangun bangunan di padang pasir," jelas si suami.

Suatu hari, ketika mereka berdua berada di rumahnya, tiba² ada laba² di atap rumah. Si suami berkata kepada istrinya: "Aneh, ada laba². Tinggalkan aku! Aku akan membunuhnya."

"Hewan ini akan membunuhku. Demi Allah, selain aku tidak akan mampu membunuhnya," kata si istri.

Kemudian istri itu menggerak²kan laba² itu dari atap dan jatuh di lantai. Ia mendekatinya dan meletakkannya di ujung jempol kakinya. Ia menginjaknya, lalu racunnya mengalir mengenai jari² kakinya, menjalar ke tubuhnya. Tiba² tubuhnya menjadi hitam, dan ia pun meninggal dunia.


Kejadian itu berdasarkan firman Allah Swt:


أَيْنَما تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ


"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu...." (QS. an-Nisaa' [4]: 78).

📚[An-Nawadir. Hal. 97_98]




415} Kajian 115 kitab an-Nawadir: "Mendahulukan agama daripada dunia, dan peristiwa yang terjadi pada yang demikian"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS LIMA BELAS: "MENDAHUKAN AGAMA DARIPADA DUNIA, DAN PERISTIWA YANG TERJADI PADA YANG DEMIKIAN"


الحكاية الخامسة عشر بعد المائة : في تقديم الدين على الدنيا وما يترتب على ذلك

حکی : أنه كان في بني اسرائيل رجل صالح وله زوجة صالحة ، فأوحى الله إلى نبي ذلك الزمان أن قل لفلان العبد الصالح إني قد جعلت نصف عمرك غنيا ونصف عمرك فقيرا ، فإن اختار أن يكون غنيا في الشباب أغنيناه فيه وأفقرناه في الشيخوخة ، وإن اختار أن يكون غنيا في الشيخوخة أغنيناه فيها وأفقرناه في الشباب ، فأخبر النبي ذلك الرجل بهذا المقال ، فجاء الرجل إلى زوجته وأخبرها بالقصة وقال لها : ما ترين في هذا الأمر ؟ فقالت له : الخيرة إليك ، فقال لها : رأيت أن اختار الفقر في الشباب ، فإني أقدر على الصبر على الفقر والقيام بعبادة ربي ، وإذا صرت شيخا وعندي ما أتقوت به قدرت على طاعة ربي وعبادته ، فقالت له : يا هذا إن كنت في الشباب فقيرا لم تقدر على طاعة الله تعالى لأنا نشتغل بها ولا نصل إلى فعل الطاعات وإعطاء الصدقات ، وإذا اخترنا الغنى فيه قدرنا على ذلك لقوة أجسامنا وأبداننا ، فقال لها الرجل : نعم ما رأيت وكذا أفعل ، فأوحى الله إلى ذلك النبي أن قل لذلك الرجل وزوجته : حيث آثرتما طاعتنا واستفرغتما جهد كما في عبادتنا واتفقت نيتكما على فعل الخير فقد جعلت جميع عمر كما في الغنى ، فكن أنت وزوجتك على طاعتي وتصدقا بما شئتما ليكون حظكما في الدنيا والآخرة ، والله هو الغني الحميد .


Diceritakan: Bahwasanya di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki² shalih yang mempunyai istri shalihah, Allah Swt memberikan wahyu kepada Nabi pada masa itu supaya berkata kepada hamba shalih tersebut: "Aku menjadikan setengah umurmu kaya dan setengah umurmu miskin. Apabila ia memilih kaya pada waktu muda, maka kami akan membuatnya kaya pada umur muda, dan membuatnya miskin pada usia tua. Dan apabila ia memilih menjadi kaya pada umur tua, maka kami akan membuatnya kaya pada umur tua, dan membuatnya miskin pada masa muda."

Selanjutnya, nabi itu memberitahu laki² shalih itu tentang pesan tersebut. Setelah mengetahui isi pesannya, laki² shalih ini pergi menemui istrinya dan menceritakan kisahnya bersama nabi:

"Apa pendapatmu..??" Tanya suami pada istrinya.

"Engkau yang memilih," jawab sang istri.

"Menurutku, aku memilih fakir pada waktu muda, sebab aku kuasa dalam keadaan fakir dan menunaikan ibadah kepadaNya. Ketika aku tua dan aku mempunyai bekal, maka aku mampu menjalankan ketaatan kepada Tuhan," kata si suami.

"Wahai suamiku, apabila pada waktu muda kita fakir, engkau tidak mampu taat kepada Allah Swt, Sebab kita akan sibuk dengan keadaan, dan kita tidak mampu melakukan ketaatan dan memberikan sedekah. Apabila kita memilih kaya pada waktu muda, kita mampu beribadah sebab tenaga kita masih kuat," kata sang istri.

"Baik, ini pilihan kita," kata si suami.

Selanjutnya, Allah Swt memberikan wahyu kepada nabi tersebut untuk berkata kepada laki² shalih dan istrinya bahwa sekiranya kalian mendahulukan taat kepada Kami, meluangkan usaha kalian untuk beribadah kepada Kami, dan menyatukan niat kalian untuk melakukan kebaikan, maka Aku jadikan semua umur kalian dalam keadaan kaya. Oleh sebab itu, taatlah kalian berdua, jujurlah dalam setiap perbuatan kalian, supaya bagian kalian diperoleh di dunia dan akhirat. Allah Maha Kaya dan Terpuji.

📚[An-Nawadir. Hal. 96_97]




414} Kajian 114 kitab an-Nawadir: "Peristiwa yang dialami Abdullah bin al-Mubarak dan ayahnya"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS EMPAT BELAS: "PERISTIWA YANG DIALAMI ABDULLAH BIN AL-MUBARAK DAN AYAHNYA"


الحكاية الرابعة عشر بعد المائة : فيما وقع لعبد الله بن المبارك وأبيه

حکی : أنه كان بمدينة مرو رجل يقال له نوح بن مريم ، وكان رئيس البلد وقاضيها ذا نعمة وجاه وحال موفق ، وكانت له بنت ذات حسن وجمال وبهاء وكمال . فخطبها منه جماعة من الأكابر والرؤساء وأصحاب المال والثروة فلم ينعم بها لأحد منهم وتحير في أمرها ، وكان له عبد هندي أسود اسمه مبارك وكان له أشجار وبساتين فقال لذلك العبد : اذهب إلى البساتين واحفظ ثمارها ، فمضى إليها وقام بها شهرين فجاء له سيده وقال له : يا مبارك ائتني بقطف من العنب فجاءه بقطف فإذا هو حامض . فقال له : انظر إلى غير هذا ، فجاءه بآخر فإذا هو حامض . فقال : لماذا أتيتني بالحامض وفي البستان كثير ؟ فقال له : يا سيدي أنا لا أعرف الحلو فيه من الحامض ، فقال له : سبحان الله لك شهران في البستان ولا تعرف الحلو من الحامض ؟ فقال : وحقك يا سيدي ما ذقت منه شيئا ، فقال : لماذا لم تأكل منه ؟ فقال : يا سيدي إنما أمرتني بحفظه لا بالأكل منه وما كنت أخون في مالك وأخالف أمرك ، فعجب سیده من ديانته وأمانته ، فقال له : قد وقع لي فيك رغبة وإني ذاكر لك شيئا ولابد أن تفعل ما آمرك به ، فقال له : أنا طائع لله تعالی ولك ، فقال له القاضي : إن لي بنتا جميلة وقد خطبها مني ناس كثيرون من الأكابر والرؤساء و لم أعلم بمن أزوجها ، فأشر علي بما ترى ، قال : يا سيدي كان الناس في الجاهلية يرغبون في الأصل والنسب والدين والحسب ، واليهود والنصارى يرغبون في الحسن والجمال ، وفي زمن رسول الله ﷺ كانوا يرغبون في الدين والتقوى ، وفي زمننا هذا يرغبون في المال والجاه ، فاختر من هذه الأشياء ما شئت ، فقال له : إني راغب في الدين والتقوى وإني أريد أن أزوجك بها ، لأني وجدت فيك الدين والصلاح والأمانة ، فقال : يا سيدي أنا عبد رقيق أسود هندي وقد اشتريتي بمالك ، فكيف تزوجني بابنتك وكيف ترضي ابنتك بي ؟ فقال سيده : قم بنا إلى البيت لننظر في هذا الأمر ، فلما دخل إلى البيت قال القاضي لزوجته : إن هذا الغلام صالح دین تقي ، وإني أريد أن أزوجه ابني ، فما تقولين ؟ فقالت : الأمر إليك ، ولكني أنا أمضي إليها وأعلمها وأعود إليك فجاءت إلى البنت وأخبرتها بما قال أبوها ، فقالت البنت : الأمر إليكما وإني لا أعصيكما ولا أخالفكما ، فعادت زوجته إليه وأخبرته بذلك فزوجها به وأعطاهما مالا جزيلا ، فولد منها ولدا سماه عبد الله واشتهر عبد الله بن المبارك المعروف عند العلماء والأولياء . ومن كرم عبد الله هذا أنه نزل به في يوم عشرة من الأضياف العلماء فلم يجد مايضيفهم به ، وليس له سوى فرس يحج عليه سنة ويغزو عليه سنة ، فذبحه وطبخه وقدمه إليهم . فقالت له زوجته : ليست لك إلا هذا الفرس من الدنيا وقد ذبحته ، فدخل مسرعا إلى بيته وأخرج من متاعه قدر مهرها ودفعه إليها وطلقها لوقته وقال : امرأة تكره الأضياف لا تصلح لنا ، فأتاه بعد ذلك بأيام رجل وقال : يا إمام المسلمين لي ابنة ماتت أمها فهي تمزق كل يوم جملة من الثياب حزنا عليها وإنها تريد أن تحضر محلسك ، فقل لها شيئا في تسليتها لعلها تسلوها ، فلما جلس على المنبر ذکر شيئا مما تتسلى به الصبية عن أمها ، فرق قلبه وقامت وقالت : لا أعود أذكرها ولا أسخط ربي ، ثم قالت : يا أبي لي إليك حاجة ، قال : وما حاجتك ؟ فقالت : أنت تقول لي دائما : إن أبناء الزمن وأرباب الأحوال يطلبونني منك وإني أنا أشهد الله أن لا تزوجني بغير عبد الله بن المبارك فإن له دينا قويما ، فزوجها أبوها به وعمل لها جهازا ومالا كثيرا ، فاتخذ له عشرة أفرس يجاهد عليها في سبيل الله تعالى ، فرأى عبد الله في بعض الأيام في منامه قائلا يقول له : إن کنت طلقت امرأة عجوزا لأجلنا ، فقد أعطيناك بدلها صبية بكرا ، وإن كنت ذبحت لأجلنا فرسا واحدا فقد أعطيناك عشرة أفراس لتعلم أن الحسنة بعشر أمثالها . و "إن الله لا يضيع أجر المحسنين"(١) وما عاملنا أحد فخسر أبدا ، والله أعلم .


Diceritakan: Bahwasanya seorang laki² yang bernama Nuh bin Maryam tinggal di kota Marwan, dan ia adalah pemimpin dan hakim negara yang mempunyai kebaikan, kekuasaan, dan tingkah yang disenangi. Ia mempunyai seorang putri yang sangat cantik dan ber~akhlak mulia. Banyak orang telah melamarnya, baik penguasa, pejabat, dan orang² kaya. Akan tetapi ia merasakan bahwa tidak seseorang pun dari semua itu yang cocok dengan anaknya, dan ia bingung siapa yang dipilih bagi putrinya.

Nuh bin Maryam mempunyai seorang budak berbangsa Hindia yang berkulit hitam, namanya al-Mubarak. Nuh bin Maryam juga mempunyai pohon² dan kebun. Ia berkata kepada budaknya:

"Pergilah ke kebun, dan jagalah buahnya."

Budak itu pun pergi ke kebun, dan menetap disana selama dua bulan.

Setelah beberapa waktu tinggal di kebun, tuannya datang.

"Wahai al-Mubarak, petikkan anggur untukku," perintah sang tuan.

Kemudian si budak mengambilkan anggur bagi tuannya. Ternyata tuannya merasakan bahwa buah anggur tersebut kecut, lalu ia kembali meminta kepada budaknya.

"Ambilkan kepadaku anggur yang lain."

Si budak memetikkan buah anggur lagi. Dan ternyata sama saja, buah anggur tersebut rasanya juga kecut. Dengan sedikit kesal, tuannya berkata:

"Mengapa engkau petikkan aku anggur yang kecut, padahal di kebun ini buahnya banyak..??"

"Tuanku, aku tidak tahu antara yang manis dengan yang kecut," jawab si budak.

"Subhanallah! Engkau tinggal di sini selama dua bulan dan tidak mengetahui antara yang manis dengan yang kecut..??"

"Demi hakmu Tuan! Aku tidak merasakan buah di sini sedikit pun," ungkap si budak.

"Mengapa engkau tidak memakannya sama sekali..??" tanya sang tuan.

"Tuanku, engkau hanya menyuruhku menjaganya tanpa memerintahkanku memakannya. Aku tidak ingin merusak hartamu, dan menyalahi perintahmu," jelas si budak.

Penjelasan budaknya tersebut membuat Nuh bin Maryam terkejut, sebab agama dan tanggung-jawabnya. Lalu Nuh bin Maryam berkata: "Aku menyukai sikapmu, dan aku ingat sesuatu untukmu. Engkau harus melakukan apa yang aku perintahkan."

"Aku taat kepada Allah Swt dan kepada engkau wahai Tuan," ucap si budak.

"Aku mempunyai seorang putri yang sangat cantik, dan banyak orang yang telah melamarnya, baik pejabat, penguasa, maupun orang kaya. Namun aku tidak tahu dengan siapa aku mengawinkannya. Maka berikan pendapatmu siapa yang engkau anggap pantas menjadi suaminya." Pinta sang tuan.

"Wahai Tuanku, orang² di masa Jahiliah menyukai seseorang karena nenek moyang, nasab, agama, dan hisab. Sementara Yahudi dan Narani menyukai seseorang karena ketampanan dan kecantikan. Pada zaman Rasulullah ﷺ mereka menyukai seseorang karena agama dan takwa. Dan pada zaman sekarang mereka menyukai seseorang karena harta dan pangkat. Maka pilihlah di antara itu semua, Tuan," ungkap si budak.

"Aku menyukai tentang agama dan takwa. Dan aku ingin menikahkan engkau dengan anakku. Sebab aku menemukan pada dirimu terdapat agama, kebaikan, dan amanah," jawab Nuh bin Maryam.

"Wahai Tuanku, aku hanyalah seorang budak lemah, hitam, dan berbangsa Hindia. Engkau telah membeliku dengan hartamu. Bagaimana engkau menikahkan aku dengan putrimu..?? Bagaimana anakmu akan suka kepadaku..??" ungkap si budak.

"Bangunlah! Mari kita kembali ke rumah untuk melihat masalah ini," kata Nuh bin Maryam.

Ketika sampai di rumah, sang hakim Nuh bin Maryam berkata kepada istrinya: "Sesungguhnya pemuda ini mempunyai agama yang baik dan bertakwa. Aku ingin menikahkan putri kita dengannya. Bagaimana pendapatmu..??"

"Engkau yang memutuskan wahai suamiku. Akan tetapi aku akan menemui ia terlebih dahulu dan memberitahunya. Aku akan memberitahumu jawabannya," timpal istrinya.

Istri Nuh bin Maryam segera pergi kepada putrinya, dan memberi tahu tentang yang dikatakan ayah anak gadis tersebut.

"Terserah kalian, ibu dan ayah. Aku tidak ingin menentang kalian."

Istri itu pun kembali kepada suaminya dan memberi tahu bahwa putrinya setuju dengan rencana ayahnya. Maka Nuh bin Maryam menikahkan putrinya dengan seorang budak hitam. Lalu Nuh bin Maryam dan istrinya memberikan harta berlimpah kepada kedua pasangan itu.

Dari pernikahan tersebut, seorang anak bernama Abdullah lahir, yang kemudian terkenal dengan Abdullah bin al-Mubarak, ia terkenal di kalangan ulama dan para wali.

Di antara karamah Abdullah bin Mubarak adalah pada suatu hari ulama berdatangan ke rumahnya, dan ia idak ada harta apa² kecuali kuda yang digunakan untuk berhaji setiap tahun dan berjuang setiap tahun pula. Ia menyembelih kuda tersebut, memasak, dan menyuguhkannya kepada mereka.

Istrinya berkata: "Engkau tidak mempunyai apa² di dunia kecuali kuda ini, dan sekarang engkau telah menyembelihnya."

Dengan segera ia masuk ke dalam rumah. Ia mengeluarkan hartanya seukuran mahar yang diberikan untuk istrinya. la memberikan harta itu kepada istrinya dan menceraikannya seketika. Lalu ia berkata: "Seorang perempuan yang membenci tamu tidak pantas bagi kami."

Selang beberapa hari, seorang laki² datang kepadanya dan berkata: "Wahai pemimpin orang Islam, aku mempunyai seorang anak yang ibunya telah meninggal dunia. Setiap hari ia merobek pakaian. Kami sedih melihatnya, dan ia ingin hadir di majelismu."

"Katakan kepadanya sesuatu yang membuatnya senang, barangkali ia akan senang," kata Abdullah bin al-Mubarak.

Ketika Abdullah bin Mubarak duduk di mimbar, dan menjelaskan sesuatu tentang ibunya, perempuan itu senang. Maka hatinya pun lembut. Ia berdiri dan berkata: "Aku tidak akan mengulangi mengingatnya, dan tidak akan membenci Tuhan."

Setelah majelis tersebut selesai, perempuan itu berkata kepada ayahnya di rumah: "Wahai ayah, aku mempunyai keperluan."

"Apa keperluanmu, putriku..??" tanya ayahnya.

"Engkau pernah berkata kepadaku bahwa anak zaman dan pemilik tingkah akan mencariku darimu. Sungguh aku bersaksi kepada Allah Swt agar engkau tidak mengawinkan aku, kecuali dengan Abdullah bin al-Mubarak. Ia mempunyai agama yang kuat."

Akhirnya sang ayah mengawinkan anaknya dengan Abdullah bin al-Mubarak. Setelah perkawinan itu, Abdullah bin Mubarak membuat perabot dan harta yang banyak. Ia membeli sepuluh kuda yang digunakan untuk berjuang di jalan Allah Swt.

Pada suatu hari, Abdullah bermimpi bertemu seseorang yang berkata: "Apabila engkau menceraikan seorang perempuan tua karena kami, maka kami akan memberikan ganti perempuan yang perawan. Dan apabila engkau menyembelih seekor kuda karena kami, maka kami akan memberikan ganti sepuluh kuda kepadamu. Agar engkau mengetahui bahwa kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat. Dan sesungguhnya Allah Swt tidak menyia²kan pahala orang² yang berbuat baik."


إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ


"...Sesungguhnya Allah tidak menyia²kan pahala orang² yang berbuat baik." (QS. at-Taubah [9]: 120).

Wallaahu a'lam.

📚[An-Nawadir. Hal. 94_96]





413} Kajian 113 kitab an-Nawadir: "Menjaga diri dan kemulian jiwa"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS TIGA BELAS: "MENJAGA DIRI DAN KEMULIAAN JIWA"


الحكاية الثالثة عشر بعد المائة : في العفة وشرف النفس

حکی : أن الأمير عمارة بن حمزة جاء إلى الملك المنصور فأجلسه عنده ، وكان ذلك في يوم نظره في المظالم ، فقام رجل على قدميه ونادى بصوته : يا أمير المؤمنين أنا مظلوم ، فقال له : من ظلمك ؟ فقال : عمارة بن حمزة هذا أخذ ضياعي وعقاري فأمر المنصور أن يقوم من مجلسه ويساوي خصمه . فقال عمارة : يا أمير المؤمنين إن كانت الضياع له فلا أعارضه ، وإن كانت لي فقد وهبتها له ، ولا أقوم من مجلس أكرمني به أمير المؤمنين لأجل ضیاعي ، فعجب الأكابر والحاضرون من كرم نفسه وشرف همته .


Diceritakan: Bahwasanya kepala daerah Imarah bin Hamzah datang kepada khalifah al-Mansur, Dan di istana, Imarah bin Hamzah dipersilakan oleh Al-Mansur. Peristiwa itu terjadi pada hari saat Al-Mansur melihat banyak kezhaliman.

Seorang laki² berdiri dan berkata: "Wahai Amirul Mukminin, aku adalah orang yang dizhalimi!"

"Siapa yang menzhalimimu..??" tanya Al-Mansur.

"Imarah bin Hamzah, la telah mengambil kebun dan pekaranganku," jawabnya.

Selanjutnya Al-Mansur memerintahkan Imarah bin Hamzah berdiri dari majelisnya, dan meminta peraduan orang tersebut dibawa ke sidang.

segera Imarah bin Hamzah berkata: "Wahai Amirul Mukminin, apabila pekarangan itu miliknya maka aku tidak menentangnya. Akan tetapi jika pekarangan itu milikku maka aku telah menghibahkan itu kepadanya. Aku tidak akan berdiri dari majelis yang dimuliakan Amirul Mukminin sebab pekaranganku sendiri."

Para pejabat dan orang² yang hadir kagum dengan kemuliaan diri Imarah bin Hamzah dan keagungan niatnya.

📚[An-Nawadir. Hal. 94]



412} Kajian 112 kitab an-Nawadir: "Peristiwa yang terjadi karena cerdasnya raja"

Oleh[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS DUA BELAS: "PERISTIWA YANG TERJADI KARENA CERDASNYA RAJA²"


الحكاية الثانية عشر بعد المائة : فيما وقع لبعض حذاق الملوك وغيرهم

حکی : أن الإسكندر أرسل رسولا إلى الملك دارا بن دارا ، فلما رجع الرسول وذكر الجواب شك الإسكندر في كلمة من الجواب ، فقال الرسول : إني قد سمعتها بأذني هاتين فكتب الإسكندر الجواب بعينه وأرسله إلى دارا ، فلما قرأه دعا بسكين وقطع تلك الكلمة من الكتاب وأعاده إليه وكتب له يقول : إن حسن نية الملك وصحة طبعه و أساس قوته تدل على الوقوف على صحة مقال الرسول الأمين وصدقه ، والآن قد قطعت تلك الكلمة لأنها لم تكن من كلامي ولم أجد سبيلا إلى قطع لسان رسولك ، فأرسل الإسكندر إلى ذلك الرسول وقال له : ما حملك على أن وضعت تلك الكلمة على الملك ؟ فقال له : لأنه قصر في حقي وأسخطني ، فقال له : ويلك ، هل أرسلناك في صلاحنا أو في صلاح نفسك ؟ ثم أمر به فسل لسانه من قفاه وقطعه وقالوا : أول من غير أحوال الملوك وأفسد سيرهم السابقة يزدجرد (۱) ، وقد جاء إلى باب داره في بعض الأيام فرس في غاية الحسن والجمال ، ولم يقع لأحد أنه رأى أحسن منه ، فاجتهد عسكره ليمسكوه فلم يقدروا عليه حتى وصل إلى الإيوان فوقف عنده ، فقال يزدجرد : إن هذا الفرس هدية من الله إلينا خاصة ، ثم قام إليه ومسح على وجهه وظهره وهو لا يتحرك ، فدعا بسرج فأسرجه وجذب حزامه وأوثقه ، ثم انحرف إلى جهة كفله ليضع تفره فرفسه الفرس رفسة محكمة على قلبه فمات لوقته ، ولم يعلم أحد من أين جاء ومن أين ذهب ، فقال الناس : هذا ملك أرسله الله ليهلكه ويخلصنا من جوره وظلمه ، فلله الحمد والمنة .


Diceritakan: Raja Iskandar mengutus seseorang kepada Raja Daran bin Daran, tatkala utusan kembali ke istana dan menyampaikan jawaban, Raja Iskandar ragu dengan salah satu kalimat yang diungkapkan utusan tersebut. Karena diragukan atas laporannya, utusan tersebut berkata: "Sungguh, aku mendengar kata² tersebut dengan kedua telingaku ini."

Selanjutnya, Raja Iskandar menuliskan jawaban surat seperti yang dikatakan utusan untuk dikirimkan kepada Raja Daran. Ketika membaca surat tersebut, Raja Daran meminta diambilkan pisau untuk memotong kalimat yang diragukan Raja Iskandar. Lalu Raja Daran mengembalikan surat tersebut kepada Raja Iskandar dengan menambahkan tulisan:

"Sesungguhnya niat baik, tabiat mulia, dan dasar² kekuatan raja menunjukkan kebaikan kata² utusan yang dapat dipercaya dan kejujurannya. Sekarang aku telah memotong kalimat itu, sebab itu bukan kata²ku. Akan tetapi aku tidak mempunyai cara untuk memotong lidah utusanmu."

Surat tersebut disampaikan kepada Raja Iskandar untuk utusannya. Setelah dibaca, Raja Iskandar berkata kepada utusannya, "Apa yang menyebabkan engkau mengada² kalimat itu di hadapan raja..??"

"Maaf Tuan, sebab apabila aku berkata sama persis dalam surat, hakku akan hilang, dan ia akan membenciku," jawab utusan.

"Celakalah kamu! Apakah kami mengutus kamu untuk kebaikan kami atau untuk kebaikan dirimu sendiri..??" bentak Raja Iskandar.

Kemudian raja memerintahkan utusan itu menjulurkan lidah. Kemudian dipotonglah lidah utusan tersebut.

Orang² berkata bahwa orang yang pertama kali mengubah keadaan para raja dan merusak perjalanan mereka adalah Yazidjarad. Suatu hari, seekor kuda yang amat elok dan indah datang di depan pintu rumahnya. Tidak pernah seorang pun mengetahui kuda sebaik kuda itu. Karena kuda tersebut begitu menarik, Yazidjarad memerintahkan bawahannya untuk menangkapnya. Akan tetapi mereka tidak mampu meringkusnya. Usaha menangkap kuda tersebut memakan perjalanan jauh hingga sampai ke istana, dan kuda itu berhenti di sana.

"Kuda ini adalah hadiah dari Allah Swt khusus untuk kami" begitu kata Yazidjarad yang hendak menguasai kuda tersebut. Yazidjarad berdiri dan mengusap kepala serta punggung kuda tersebut. Si kuda tidak bergerak dan mengelak. Ia meminta pengawal mengambilkan pelana. Ia memakaikan pelana tersebut pada kuda yang amat istimewa tersebut. Ia menarik tali pelana dengan kuat pada tubuhnya. Ia condong pada arah punggungnya untuk meletakkan tali mulutnya. Tiba² kuda tersebut menendang dengan keras hingga mengenai hatinya. Seketika itu pula ia mati.

Sementara orang² tidak mengetahui dari mana kuda itu datang dan ke mana perginya kuda tersebut. Maka orang² menganggap bahwa kuda itu adalah malaikat yang diutus Allan Swt untuk menghancurkan Yazidjarad dan membebaskan rakyat dari penderitaan dan kezhalimannya.

Segala puji dan pemberian bagi Allah Swt.

📚[An-Nawadir. Hal. 93_94]




411} Kajian 111 kitab an-Nawadir: "Peristiwa yang terjadi pada raja disaat menyelidiki kondisi rakyatnya"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS SEBELAS: "PERISTIWA YANG TERJADI PADA RAJA DISAAT MENYELIDIKI KONDISI RAKYATNYA"


الحكاية الحادية عشر بعد المائة : فيما وقع لبعض الملوك من التفحص عن أحوال الرعية

حکی : أنه كان الملك کشتاست وزیر اسمه راست روش و بهذا الاسم كان يظنه تقيا صالحا وكان لا يسمع فيه مقالة أحد بسوء . ولم يكن بحالة صلاح ، فقال ذلك الوزير يوما لخليفة الملك : إن الرعية بطرت من كثرة عدلنا فيهم وقلة تأديبنا لهم ، وقد قيل : إذا عدل السلطان جارت الرعية . والآن قد فاحت منهم رائحة الفساد ، ويجب علينا تأديبهم وزجرهم ، وإبعاد المعتدين ، وطرد الفسقة المفسدين ، وتأديب الصالحين ، وصار كل من أخذه الخليفة ليؤدبه يدفع رشوة لذلك الوزير ، فيطلقه إلى أن ضعفت الرعية وضاقت عليهم الأحوال وخلت الخزائن من الأموال ، فظهر للملك غدره فتفقد خزائنه فلم يجد فيها شيئا يصلح به عسكره ، فركب يوما من شغل قلبه إلى البرية ، فرأى من بعيد خيمة مضروبة ، فقصدها فرأى أغناما نائمة و كلبا مصلوبا وخرج منها شاب ، فسلم عليه و سأله التزول وأكرمه وقدم عليه ما حضر كما يجب ، فقال له الملك : لا آكل طعامك حتى تخبرني عن هذا الكلب ، فقال : إن هذا الكلب كان أمينا على أغنامی فتصادق مع ذئبة وصار ينام معها ويقوم معها ، وصارت تأتي كل يوم وتسوق من الأغنام رأسا بعد رأس وأنا لا أعلم ، فتفكرت في حال الغنم فرأيتها تنقص كل يوم ، ثم رأيت الذئبة قد أخذت شاة والكلب ساكت عنها ، فعلمت أنه قد خان وأنه سبب في إتلاف الغنم فأتیت به وصلبته ، فلما سمع الملك ذلك تفكر في نفسه ، وقال : رعيتنا أغنامنا فيجب أن نسأل عنها حتى نعلم حقيقة الحال فيها ، فرجع إلى داره فصار ينظر ويتأمل ، فعلم أن ذلك شناعة الوزير فضرب مثلا ، فقال : من اغتر بالإسم من ذوي الفساد عاد بغير زاد ، ومن خان بالزاد عاد بغير روح ، ثم أمر بصلب الوزير ، والله أعلم .


Diceritakan: Sesungguhnya raja negeri Kasytasit mempunyai seorang menteri bernama Rasit Rausy, dan dengan nama ini, raja mengira menterinya itu orang shalih dan bertakwa. Dan raja juga tidak pernah mendengar seseorang pun berkata buruk terhadap menterinya itu, dan tidak memperdapatkan yang mengatakan bahwa meterinya itu tidak besikap baik.

Pada suatu hari, menteri tersebut berkata kepada raja: "Sesungguhnya rakyat sombong karena banyaknya keadilan kita kepada mereka, dan sedikitnya pengajaran adab kita kepada mereka. Ada kabar bahwa apabila seorang pemimpin adil, maka rakyat yang akan curang. Sekarang sikap² mereka yang rusak sudah kelihatan. Kita harus menata moral mereka dan mencegah perbuatan negatif mereka. Begitu juga kita harus menjauhkan para pemberontak, membuang kefasikan yang suka berbuat onar, dan menata orang² shalih."

Akhirnya semua orang diatur oleh khalifah tentang tata krama mereka karena bujukan menteri. Raja memberikan kekuasaan penuh kepada menteri untuk mengurus semua itu.

Ketika itu, rakyatlah yang menjadi korban, mereka menjadi lemah sebab semua keadaan menjadi serba sulit, dan gudang harta habis semua.

Lama-kelamaan, kebohongan menteri dicium oleh khalifah. Khalifah ingin mengetahui sendiri gudang simpanan harta. Namun betapa kaget, ia tidak menemukan apa pun yang digunakan untuk penghidupan tentara.

Karena kegelisahan hatinya, suatu hari khalifah pergi berkeliling melihat kondisi rakyatnya. Dari kejauhan ia melihat perkemahan, dan ia pun menuju ke sana. Di sana ia melihat kambing² yang sedang beristirahat, dan anjing yang disalib. Kemudian seorang pemuda datang yang tidak mengetahui siapa yang datang mengucapkan salam kepada khalifah, dan mempersilakan singgah di tendanya. Pemuda itu memuliakan sang khalifah, dan memberikan hidangan yang dipunyai. Akan tetapi khalifah bersikap lain.

"Aku tidak akan makan makananmu, sampai engkau memberi tahu aku perihal anjing itu..??" Ucap raja.

"Anjing itu aku percayai sebagai penjaga kambing²ku. Akan tetapi ia bersekongkol dengan serigala. Ia tidur dan bangun bersamanya. Setiap hari serigala tersebut datang, dan mengambil satu per satu kambingku, sementara aku tidak mengetahuinya. Aku berpikir tentang jumlah kambingku yang berkurang setiap hari. Kemudian aku mengetahui persis bahwa serigalalah yang memakannya, dan anjingku hanya diam. Maka aku berkesimpulan bahwa anjingku telah berkhianat, dan ia yang menjadi penyebab hilangnya kambingku. Lalu aku menangkapnya dan menyalibnya, jawab pemuda itu."

Setelah mendengar penjelasan itu, khalifah pun mulai berpikir. Lalu pemuda itu berkata: "Kami memelihara kambing², maka wajib bagi kami untuk bertanya sampai benar² mengetahui kenyataannya."

Sang khalifah itu kembali ke istana, melihat dan berpikir tentang segalanya yang ada di sana. Ia mengetahui bahwa kerusakan pada pemerintahannya disebabkan oleh kejahatan menteri.

Sang khalifah membuat perumpamaan:

"Barang siapa tertipu karena nama, maka ia termasuk perusak, yang pulang tanpa bekal. Dan barang siapa berkhianat tentang bekal, maka ia kembali tanpa ruh."

Selanjutnya sang khalifah memerintahkan pengawal untuk menangkap menteri dan memerintahkannya agar disalib.

Wallaahu a'lam.

📚[An-Nawadir. Hal. 92_93]




Kamis, 29 Oktober 2020

410} Kajian 110 kitab an-Nawadir: "Rakyat dan keadilan dan peristiwa yang terjadi"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS SEPULUH: "RAKYAT DAN KEADILAN DAN PERISTIWA YANG TERJADI"


الحكاية العاشرة بعد المائة : في العدل في الرعية وضده وما يترتب عليهما

حکی : أنه خرج أنو شروان العادل إلى الصيد يوما وانعزل عن عسكره خلف الصيد فعطش ، فرأى ضيعة قريبة منه فقصدها حتى وقف على باب دار قوم ، وطلب منهم الماء ليشرب ، فخرجت له صبيه ، فلما رأته عادت إلى البيت مسرعة فذقت قصبة سكر ومزجتها بماء وخرجت به في قدح إليه فنظر إلى القدح فرأى فيه ترابا وقذي ، فشرب منه شيئا فشيئا حتى انتهى إلى آخره ، ثم قال : نعم الماء لولا ما فيه من القذى ، فقالت له الصبية : أنا ألقيت القذى عمدا ، فقال لها : و لم فعلت ذلك ؟ فقالت : لما رأيتك شديد العطش خفت عليك أن تشربه في مرة واحدة فيضرك القذى . فعجب أنو شروان من ذكائها وفطنتها ، وقال : کم عصرت فيه من قصبة ؟ فقالت : عصرت فيه قصبة واحدة فعجب من ذلك ، ثم لما مضى طلب جريدة ذلك المكان فرأى خراجه قليلا فحدث نفسه أن يزيد في خراجه ، ثم بعد مدة عاد إلى ذلك المكان منفردا ووقف على ذلك الباب وطلب الماء ليشرب ، فخرجت له تلك الصبية بعينها ورأته فعرفته و عادت مسرعة لتخرج له الماء ، فأبطأت عليه . فلما خرجت إليه قال لها : قد أبطأت ، فقالت له : لم تخرج حاجتك من قصبة واحدة بل من ثلاث قصبات ، فقال لها : ما سبب ذلك ؟ فقالت : من تغير نية الحاكم ، فقد سمعنا أنه إذا تغيرت نية السلطان على قوم زالت برکاتهم وقلت خيراتهم ، فضحك أنو شروان وأزال ما كان في نفسه من زيادة الخراج ، ثم تزوج بتلك الصبية لتعجبه من فصاحتها .


Diceritakan: suatu hari Anu Syarwan seorang pemimpin yang adil keluar untuk berburu. Di tengah perburuan, ia berpisah dengan rombongan yang tanpa disengaja berada di belakang hewan perburuan. Akan tetapi ia kehausan. Sesaat kemuadian Ia melihat pekarangan yang dekat dengannya. Ia mendekatinya hingga berdiri di depan pintu desa suatu kaum. Ia bertanya kepada orang² untuk meminta air.

Keluarlah seorang perempuan yang masih sangat muda. Tatkala tatapan tertuju kepada Anu Syarwan, perempuan muda itu langsung kembali ke rumah dengan cepat. Perempuan muda itu menumbuk tebu yang memabukkan, dan mencampurinya dengan air. Ia keluar dari rumah dengan membawa mangkuk yang berisi minuman buatannya tersebut untuk Anu Syarwan.

Anu Syarwan melihat isi mangkuk tersebut yang ternyata bercampur debu dan benda² kotor. Namun rasa haus tidak tertahankan membuatnya meminumnya sedikit demi sedikit sampai habis.

"Alangkah nikmatnya air ini, seandainya tanpa kotoran²" ucap Anu Syarwan.

"Aku memasukkannya dengan sengaja," jawab perempuan muda.

"Mengapa engkau lakukan itu..??"

"Ketika aku melihatmu kehausan, aku khawatir engkau meminumnya dalam satu tegukan. Maka aku persulit itu dengan kotoran²."

Anu Syarwan terkejut mendengar ungkapan perempuan ini, sebab kecerdasan dan ketangkasannya. Ia bertanya lagi: "Berapa tebu yang engkau peras..??"

"Aku memeras satu tebu saja," kata perempuan tersebut.

Anu Syarwan terkejut lagi mendengar jawaban tersebut.

Setelah itu ia mencari pelepah kurma di desa yang ditemuinya. Ia melihat sedikit sekali pajak yang dikeluarkan desa tersebut. Dalam hatinya ia berkata untuk meminta tambahan pajak.

Selang beberapa waktu ia kembali ke desa itu sendirian. Seperti sebelumnya, ia berdiri terlebih dahulu di depan pintu masuk desa dan mencari air. Perempuan yang pernah menjamunya dengan air keluar lagi. Perempuan ini mengetahui keperluannya. Ia kembali ke rumah dengan cepat untuk mengeluarkan air. Akan tetapi, pada saat itu ia agak lambat memberikan air. Ketika ia keluar, Anu Syarwan bertanya: "Mengapa engkau lambat..??"

"Kebutuhanmu tidak cukup dengan satu tebu, akan tetapi dengan tiga tebu," jawab si perempuan.

"Apa penyebabnya..??" Tanya Anu Syarwan.

"Sebab perubahan niat seorang yang bijak. Kami telah mendengar bahwa apabila niat pemimpin kepada kaum telah berubah maka keberkahan dan kebaikan² kaum menjadi hilang."

Anu Syarwan tertawa mendengar ucapan itu. Ia menghilangkan pikiran dalam hatinya untuk meminta tambahan pajak.

Kemudian ia menikahi perempuan muda itu karena kekaguman pada kefasihannya.

📚[An-Nawadir. Hal. 91_92]




409} Kajian 109 kitab an-Nawadir: "Keanehan yang dialami 'Umar bin Abdul Aziz"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS SEMBILAN: "KEANEHAN YANG DI ALAMI 'UMAR BIN 'ABDUL 'AZIZ"


الحكاية التاسعة بعد المائة : فيما وقع لسيدنا عمر بن عبد العزيز من الغرائب

حکی : أنه وقع في زمن عمر بن عبد العزيز فحط عظيم ، فوفد إليه وفد من العرب واختاروا منهم رجلا يخاطبه ، فقال له ذلك الرجل : يا أمير المؤمنين إنا أتيناك من ضرورة عظيمة وقد يست جلودنا على أجسادنا لفقد الطعام ، وراحتنا في بيت المال ، وهذا المال لا يخلو من ثلاثة أقسام : إما أن يكون لله ، وإما أن يكون لك ، وإما أن يكون لعباد الله ، فإن كان الله فإن الله غني عنه ، وإن كان لك فتصدق علينا فإن الله يجزي المتصدقين ، وإن كان لعباد الله فأعطهم منه حقهم ، فتغرغرت عينا عمر رضي الله عنه ، ثم قال : إن الأمر كما ذكرت أيها الرجل ، وأمر بقضاء حوائجهم من بيت المال ، فلما هموا بالخروج قال عمر رصي الله عنه لذلك الرجل : أيها الرجل الحر كما أوصلت إلينا حوائج عباد الله وأسمعتنا كلامهم ، فأوصل کلامی وحاجتي إلى الله تعالى ، فحول الأعرابي وجهه إلى جهة السماء وقال : إلهي بعزتك وجلالك اصنع مع عمر كما صنع مع عبادك ، فما استتم كلامه حتى أمطرت السماء مطرا غزيرا ، ووقعت بردة كبيرة على جرة فانكسرت ، فخرج منها كاغد مكتوب عليه "هذه براءة من الله العزيز إلى عمر بن عبد العزيز من النار" .


Diceritakan: Pada masa 'Umar bin 'Abdul 'Aziz pernah terjadi krisis pangan yang amat parah. Kemudian beberapa utusan dari bangsa Arab datang kepadanya, yang kemudian dipilih satu orang untuk berbicara dengannya.

Orang itu berkata kepada 'Umar bin 'Abdul 'Aziz: "Wahai Amirul Mukminin, sungguh kami datang dengan membawa mara bahaya yang besar. Kulit yang membungkus tubuh kami telah kering sebab tidak ada makanan yang kami makan. Sementara kesenangan kami berada di Baitul Mal. Dan harta ini tidak lepas dari tiga bagian, yaitu: ada kalanya untuk Allah Swt (perjuangan di jalan Allah Swt), ada kalanya untuk engkau, dan ada kalanya untuk hamba² Allah Swt. Apabila digunakan untuk perjuangan di jalan Allah Swt, Allah Maha Kaya. Apabila itu untuk engkau, sedekahkanlah kepada kami. Sebab sesungguhnya Allah Swt membalas orang² yang bersedekah. Dan apabila untuk hamba² Allah Swt, maka berikanlah harta tersebut sesuai haknya."

Begitu ucapan itu selesai disampaikan, kedua mata 'Umar bin 'Abdul 'Aziz seketika berkucur mengeluarkan air mata.

"Sesungguhnya urusannya seperti yang Anda ceritakan wahai tamuku," ucap 'Umar bin 'Abdul 'Aziz.

'Umar bin 'Abdul 'Aziz memerintahkan para pelayan agar memberikan kebutuhan² mereka yang diambilkan dari Baitul Mal. Ketika tamu itu hendak berpamitan, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz berkata: "Wahai tamuku, sebagaimana engkau sampaikan kepada kami tentang kebutuhan² hamba² Allah Swt, dan engkau perdengarkan kata² mereka kepada kami, maka sampaikan kata² dan kebutuhanku kepada Allah Swt."

Dengan isyarah mengangguk, tamu itu kemudian menengadah ke langit: "Wahai Tuhanku, dengan keagungan dan kemuliaan-Mu, lakukanlah kepada 'Umar sebagaimana ia melakukan kepada rakyatnya."

Belum selesai berdoa, langit menurunkan hujan deras. Saat itu sebongkah es besar jatuh mengenai batu besar. Akhirnya batu tersebut pecah. Dari pecahan batu itu, terdapat kertas yang bertuliskan: "Ini adalah pembebasan Allah Swt kepada 'Umar bin 'Abdul 'Aziz dari api neraka".

📚[An-Nawadir. Hal. 90_91]




408} Kajian 108 kitab an-Nawadir: "Peristiwa yang dialami sebagian sahabat pada masa jahiliyah"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS DELAPAN: "PERISTIWA YANG DIALAMI SEBAGIAN SAHABAT PADA MASA JAHILIYAH"


الحكاية الثامنة بعد المائة : فيما وقع لبعض الصحابة في زمن الجاهلية

حکی : أن زيد بن عمرو بن نفیل بن عبد العزى وهو ابن عم عمر بن الخطاب كان يطلب دین إبراهیم قبل بعثة النبي ﷺ ، و كان لا يذبح للأصنام ولا يأكل الميتة ولا الدم ، فخرج مع ورقة بن نوفل يطلبان دين إبراهيم ، فعرضت عليهم اليهود دينهم . فتهود ورقة دون زيد ، ثم لقيا النصاری فعرضوا عليهما دينهم فتنصر ورقة دون زید ، فقال زيد : ما هذه الأديان إلا كدين قومنا تشرکون ويشركون ثم مر زید براهب ، فقال له الراهب : إنك تطلب دینا ليس على وجه الأرض الآن قال : وما هو ؟ قال : دين إبراهيم . قال وما كان دین إبراهيم ؟ قال : أن تعبد الله ولا تشرك به شيئا ، وتصلي إلى الكعبة . فكان زيد على ذلك حتى مات . وروي أنه مر يوما على النبي ﷺ قبل البعثة وهو يأكل مع أبي سفيان على سفرة فدعاه أبو سفيان إلى الغداء . فقال : يا ابن أخي إني لا آكل مما ذبح على النصب ، فلما سمع النبي ذلك لم يأكل من ذلك حتى بعثه الله . وروي أن سعید بن زيد المذكور وهو أحد العشرة المبشرين بالجنة ومن المهاجرين الأولين قال للنبي ﷺ : قد بلغك ما كان عليه والدي أفتستغفر له ؟ فاستغفر له . وقال إنه يبعث يوم القيامة أمة وحده .


Diceritakan: Bahwasanya Zaid bin 'Amr bin Nufail bin 'Abdul 'Uzza, ia adalah anak paman 'Umar bin Khattab, ia mencari agama Ibrahim sebelum diutusnya Rasulullah ﷺ. Dan ia tidak pernah menyembelih untuk berhala, tidak juga memakan bangkai dan darah.

Pada suatu hari, Zaid bin 'Amr bin Nufail keluar bersama Waraqah bin Naufal mencari agama Ibrahim. Kemudian orang² Yahudi menawarkan agama kepada mereka. Waraqah bin Naufal memeluk agama Yahudi, tetapi Zaid bin 'Amr bin Nufail tidak.

"Agama ini semata² seperti agama kaum kami, kalian menyekutukan Tuhan sebagaimana mereka," ucap Zaid bin 'Amr bin Nufail.

Kemudian Zaid bin 'Amr bin Nufail pergi menemui seorang pendeta.

"Engkau mencari agama yang tidak ada di atas bumi saat ini," kata sang pendeta.

"Agama apa itu..??" tanya Zaid bin 'Amr bin Nufail.

"Agama Ibrahim."

"Bagaimana agama Ibrahim..??"

"Engkau menyembah Allah Swt, dan tidak menyekutukanNya dengan apa pun, engkau shalat menghadap ke Ka'bah," jelas pendeta.

Zaid bin 'Amr bin Nufail melakukan ini sampai meninggal dunia.

Dalam sebuah riwayat disebutkan: bahwa pada suatu hari, Zaid bin 'Amr bin Nufail bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ sebelum diangkat menjadi nabi. Saat itu Rasulullah ﷺ sedang makan bersama Abu Sufyan dalam perjalanannya. Abu Sufyan memanggil Zaid bin 'Amr bin Nufail untuk makan bersama.

"Wahai anak saudaraku, aku tidak makan daging yang disembelih untuk berhala," ucap Zaid bin 'Amr bin Nufail.

Ketika mendengar itu, Rasulullah ﷺ tidak makan daging itu sampai diangkat menjadi nabi.

Dalam sebuah riwayat: Sa'id bin Zaid (putra Zaid) ia adalah salah satu sahabat yang diberi jaminan surga, dan termasuk orang yang ikut hijrah tahap pertama, ia berkata kepada Rasulullah ﷺ: "Telah sampai kepadamu tentang ayahku. Apakah engkau akan memintakan ampun baginya..??"

Selanjutnya Rasulullah ﷺ memintakan ampun bagi ayah Sa'id bin Zaid.

Rasulullah ﷺ juga berkata: "Pada hari kiamat kelak, ia dibangkitkan dalam satu umat sendiri."

📚[An-Nawadir. Hal. 90]



407} Kajian 107 kitab an-Nawadir: "Pengangkatan pemimpin"

Oleh[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS TUJUH: "PENGANGKATAN PEMIMPIN"


الحكاية السابعة بعد المائة : في ذم تولية الأمر وما وقع لبعض الصحابة من الصدق وغير ذلك

حکی : أنه لما وفد قيس بن حرشة على رسول الله ﷺ فقال : یا رسول الله ، أبايعك على ما جاءك من الله وعلى أن لا أقول إلا الحق ، فقال له رسول الله ﷺ : عسى إن مر بك الدهر أن يبتليك الله بولاة لا تستطيع أن تقول معهم الحق ، فقال قيس : والله لا أبايعك على شيء إلا وفيت به ، فقال ﷺ له : إذا لا يضرك بشر ، فكان قيس يعيب على زياد وابنه بما يفعلان من مخالفة الشرع والظلم وغيره ، فبلغ ذلك عبيد الله بن زياد المذكور ، فأرسل خلف قيس فأحضره بين يديه وقال له : أنت الذي تفتري على الله ورسوله ؟ فقال : لا ولكن إن شئت أخبرتك بمن يفتري على الله ورسوله ، فقال : أخبرني من هو ؟ فقال : هو من ترك العمل بكتاب الله وسنة رسوله . فقال : ومن هو ذاك ؟ قال : أنت وأبوك والذي جعلكما أمراء على الناس ، فقال : أنت الذي تزعم أنك لا يضرك بشر ؟ قال : نعم . قال : لتعلمن اليوم أنك كاذب ، ائتوني بصاحب العذاب ، فلما ذهبوا ليأتوا به قال قيس : والله لا سبيل لك أن تضرني ، ثم مال قيس بعد ذلك , فحر کوه فإذا هو قد مات ، فرحمه الله وغفر له ، فصدق رسول الله ﷺ . واتفق أن قيسا هذا كان قد اصطحب مع كعب الأحبار وسارا حتى بلغا صفين ، فوقف کعب ينظر ساعة ثم قال : لا إله إلا الله ، ليهرقن في هذه البقعة من دماء المسلمين شيء لم يهرق في بقعة من الأرض غيرها . فغضب قيس وقال : ما يدريك يا أبا إسحاق ؟ وما هذا الأمر إلا من المغيب الذي استأثر الله بعلمه ، فقال له کعب : ما من شبر في الأرض إلا مكتوب في التوراة التي أنزلت علی موسی بن عمران ما يقع فيه إلى يوم القيامة .


Diceritakan: ketika Qais bin Harsyah bertamu kepada Rasulullah ﷺ, ia berkata:

"Wahai Rasulullah, aku berbaiat kepadamu atas wahyu yang didatangkan Allah Swt, dan aku berjanji akan berkata benar." "Apabila satu tahun kemudian engkau dicoba oleh Allah Śwt menjadi seorang pemimpin yang engkau tidak bisa berkata benar dan jujur kepada orang²!" kata Rasulullah ﷺ.

"Aku tidak berbaiat kepada engkau atas sesuatu, kecuali aku memenuhinya," ucap Qais bin Harsyah.

"Kalau begitu, tidak ada seorang pun yang akan membahayakannmu!" Kata Rasulullah ﷺ.

Qais bin Harsyah pernah mencerca Ziyad serta anaknya, sebab perbuatan mereka dinilai bertentangan dengan syareat, berbuat zhalim, dan sebagainya. Lalu hal itu didengar oleh 'Ubaidillah bin Ziyad (anak Ziyad). Maka ia mengutus seseorang mendatangkan Qais bin Harsyah di hadapannya. Setelah Qais datang, 'Ubaidillah bin Ziyad berkata kepada Qais bin Harsyah:

"Engkaulah orang yang membuat kebohongan atas Allah Swt dan Rasulullah."

"Tidak, akan tetapi, jika engkau sudi, aku akan memberitahumu tentang orang yang membuat kebohongan kepada Allah Swt dan rasul-Nya," jawab Qais bin Harsyah.

"Siapa ia..??"

la adalah orang yang meninggalkan amal dalam al-Qur'an dan hadits."

"Siapa ia..??"

"Engkau, ayahmu, dan orang² yang menjadikan kalian sebagai pemimpin umat."

"Engkaulah yang menyangka bahwa engkau tidak akan terkena bahaya dari siapa pun."

"Benar"

"Niscaya, engkau akan mengetahui hari ini bahwa engkau dusta. Datangkan kepadaku seorang algojo."

Ketika mereka mendatangkan seorang algojo, Qais bin Harsyah berkata: "Demi Allah, tidak ada jalan bagi kamu untuk menyakitiku."

Beberapa waktu kemudian, tiba² Qais bin Harsyah miring, berdiri tidak tegak. Orang² menggerak²kannya. Maka mereka segera mengetahui bahwa Qais bin Harsyah telah mati. Semoga Allah Swt mengampuni dan mengasihinya.

Dengan demikian, yang dikatakan Rasulullah adalah benar. Telah disepakati bahwa Qais bin Harsyah bersahabat dengan Ka'ab bin al-Ahbar. Suatu saat mereka menempuh suatu perjalanan hingga Shiffin. Ka'ab berhenti dan berpikir sejenak. Lalu ia berkata:

"Tiada Tuhan selain Allah, di tempat ini, niscaya akan tertumpah darah orang² Islam yang tidak pernah terjadi di tempat lain."

Qais bin Harsyah marah, dan berkata: “Mengapa engkau berkata demikian wahai Abu Ishak..?? Tidak lain ini adalah masalah ghaib yang hanya diketahui oleh Allah Swt."

"Tidak ada satu jengkal pun dari bumi ini, kecuali ditulis dalam Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa bin Imran, sesuatu yang terjadi sampai hari kiamat," kata Ka'b bin al-Ahbar.

📚[An-Nawadir. Hal. 89_90]




406} Kajian 106 kitab an-Nawadir: "Efek penipuan"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS ENAM: "EFEK PENIPUAN"


الحكاية السادسة بعد المائة : في الغش وما يترتب عليه

حکی : أن غازيا من الغزاة في سبيل الله حمل بفرسه على علج ليقتله ، فقصر به فرسه ، فحمل عليه العلج ودنا منه ليقتله فقصر به فرسه كذلك ، فحمل الغازي على العلج ثانيا وثالثا وفرسه يقصر به فرجع وهو مغموم لما فاته من قتل العلج وما وقع له من فرسه مما لم يقع له قبل ذلك ، فنام الغازي على عمود فسطاطه وفرسه قائم بین يديه ، فرأى كأن الفرس يخاطبه ويقول له : أتلومني على تقصيري وقد بذلت في علفي بالأمس درهما زيفا ، فانتبه الرجل من نومه : وذهب إلى العلاف وأبدله الدرهم الزيف بغيره .


Diceritakan: Dalam sebuah peperangan, seorang tentara perang menunggang kuda menyerbu penunggang himar. Akan tetapi kudanya tidak sanggup menandingi kecepatan himar tersebut. Kemudian penunggang himar ganti menyerangnya. Ia mencoba mendekatinya. Namun sama saja kuda tersebut tidak sanggup melakukan. Tentara itu berusaha menyerbu himar kedua dan ketiga. Namun tetap tidak mampu. Ia kembali dengan kecewa karena tidak sanggup membunuh penunggang himar, la juga kecewa dengan sikap kudanya yang amat lemah tersebut, padahal sebelumnya tidak demikian. Akhirnya tentara itu tertidur di bawah tiang kemah, sementara kudanya berdiri di depannya. Dalam mimpi ia melihat kudanya seolah berbicara kepadanya:

"Apakah engkau menghina aku karena tidak mampu mengalahkan musuhmu..?? Sebab engkau kemarin telah memberikan satu dirham palsu untuk membelikan aku makanan."

Setelah itu, tentara itu bangun dari tidur, dan pergi kepada penjual pakan kuda serta menggantikan uang palsu yang diberikan sebelumnya dengan yang lain (yang asli).

📚[An-Nawadir. Hal. 88_89]




405} Kajian 105 kitab an-Nawadir: "Keadaan dan perubahan zaman"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS LIMA: "KEADAAN DAN PERUBAHAN ZAMAN"


الحكاية الخامسة بعد المائة : في أحوال الزمان وتقلباته

حکی : أن محمد بن عبد الرحمن الهاشمي قال : دخلت يوم عيد الأضحي على والدتي فرأيت عندها امرأة دنسة الثياب ، فقالت لي أمي : أتعرف هذه ؟ فقلت : لا ، فقالت لي : هذه عتابة أم جعفر البرمكي ، فسلمت عليها ثم قلت لها : حدثيني ببعض أمرك . فقالت لي : أذكر لك جملة فيها عبرة لمن يعتبر ؛ لقد دخل علي يوم عيد مثل هذا وعلى رأسي أربعمائة وصفة وأنا أزعم أن ولدي جعفرا عاق لي ، وقد أتيتكم اليوم وأنا أسألكم في جلدي شاة أجعل أحدهما شعارا والآخر دثارا ، فدفعت لها خمسمائة درهم و أمرتها بالتردد إلينا إلى أن يفرق الموت بيننا ، ففعلت ذلك رحمها الله تعالى .


Diceritakan: Muhammad bin Abdurrahman al-Hasyimi berkata: Pada hari raya 'Idul Adha, aku masuk ke rumah ibuku. Di sampingnya aku melihat seorang perempuan yang berpakaian jelek.

"Apakah engkau mengenal perempuan ini..??" tanya ibuku.

"Tidak, Ibu," jawabku.

"Ia adalah ibu Ja'far al-Barmaki."

Kemudian ku mengucapkan salam kepadanya, dan bertanya:

"Ceritakan kepadaku tentang masalahmu.??"

"Aku menceritakan beberapa hal yang bisa menjadi pelajaran bagi orang yang mau mengambilnya. Waktu itu adalah hari raya seperti hari ini, dan aku mempunyai empat ratus pelayan muda. Namun anakku Ja'far telah menyakitiku. Hari ini aku telah datang kepada kalian. Aku minta kepada kalian dua kulit kambing qurban. Yang satu aku jadikan sebagai baju, dan yang lain aku jadikan sebagai selimut," kata ibu Ja'far al-Barmaki.

Aku memberinya lima ratus dirham, dan aku memberi tahu ia supaya datang lagi ke sini untuk memenuhi kebutuhan²nya hingga ajal menjemput. Ia pun melakukan itu.

Semoga Allah Swt. merahmatinya.

📚[An-Nawadir. Hal. 88]



404} Kajian 104 kitab an-Nawadir: "Manaqib Syekh Isa"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS EMPAT: "MANAQIB (PERBUATAN LUAR BIASA) SYEKH 'ISA"


الحكاية الرابعة بعد المائة : في مناقب الشيخ عیسی

حکی : أن الشيخ عيسى الهتان بكسر الهاء وفتح الفوقية مر على امرأة بغي فقال لها : الليلة آتيك ، ففرحت بذلك وتزينت ، فلما كان بعد العشاء جاءها الشيخ فدخل بينها فصلى ركعتين ثم خرج ، فقالت له : أراك خرجت ، فقال لها : حصل المقصود إن شاء الله تعالی فورد عليها ما أزعجها فتبعت الشيخ وتابت على يده ، فزوجها لبعض الفقراء وقال : اعملوا الوليمة عصيدة ولا تشتروا لها أدما ففعلوا فوصل الخبر إلى أمير كان صديقا لتلك المرأة ، فأرسل قارورتين من الخمر إلى الشيخ استهزاء به وقال للرسول : قل للشيخ ؛ بلغنا ما فعلتم وفرحنا فخذوا هذا الأدم و تأدموا به ، فقال الشيخ للرسول : أبطأت علينا ، وأخذ إحدى القارورتين وخضها وصب منها عسلا ، ثم أخذ الأخرى وخضها وصب منها سمنا وقال للرسول : اجلس وكل معنا فجلس وأكل أدما لم ير مثله ورجع و أخبر الأمير بذلك فحضر الأمير لیری صحة ذلك ، فلما أكل من ذلك تعجب ، ثم اعتذر إلى الشيخ وتاب على يديه و حسنت توبته ببركة الشيخ رضي الله تعالى عنه .


Diceritakan: Sesungguhnya Syekh 'Isa al-Hitan melewati di samping seorang pelacur. Syekh Isa al-Hitan berkata kepadanya: "Nanti malam aku akan datang kepadamu."

Perempuan itu pun sangat senang karena ada yang memesannya, dan ia berhias semenarik mungkin.

Ketika malam tiba, selesai mengerjakan shalat 'Isya`, Syekh 'Isa al-Hitan datang dan masuk ke rumah perempuan itu. Begitu masuk syekh 'Isa al-Hitan melaksanakan shalat dua rakaat. Lalu keluar dari rumah itu begitu saja.

"Mengapa engkau keluar..??" tanya perempuan itu.

"Tujuanku telah tercapai insyaAllah Ta'ala," kata Syekh.

Kata² yang diucapkan Syekh 'Isa al-Hitan itu menyinggung dan mengecewakan si perempuan tersebut. Perempuan itu mengikuti Syekh 'Isa al-Hitan dan bertaubat di depannya. Lalu Syekh 'Isa al-Hitan menikahkan perempuan itu dengan seorang fakir.

Pada hari pernikahan perempuan tersebut, syekh Isa al-Hitan berkata: "Lakukan walimah dengan bubur, dan jangan membeli lauk baginya." Mereka pun melakukan perintah Syekh 'Isa al-Hitan.

Kabar tentang ini akhirnya sampai kepada pemimpin kota tersebut, dan Sang pemimpin tidak lain adalah teman perempuan yang sedang menikah itu. Sang pemimpin mengirim dua botol dari khamar kepada Syekh 'Isa al-Hitan sebagai penghinaan kepadanya.

Sang pemimpin itu berkata kepada utusannya: “Katakan Kepada Syekh, telah sampai kepada kami apa yang kalian lakukan. Kami senang dengan itu. Maka ambillah lauk ini, dan nikmatilah."

Setelah bertemu Syekh 'Isa al-Hitan, utusan itu mengatakan yang diperintahkan oleh sang pemimpin.

"Kamu terlambat," ujar Syekh Isa al-Hitan.

Syekh 'Isa al-Hitan mengambil satu botol, lalu menuangkan dan mengaduk madu dengan khamar di dalamnya. Kemudian Syekh mengambil botol lain, lalu menuangkan dan mengaduk minyak samin dengan khamar di dalamnya. Setelah itu Syekh 'Isa al-Hitan berkata: "Makanlah bersama kami."

Utusan tersebut duduk dan makan lauk yang rasanya tidak ada bandingnya. Selesai makan, Ia kembali ke sang pemimpin dan menceritakan peristiwa yang dialaminya bersama Syekh 'Isa al-Hitan.

Sang pemimpin datang untuk memastikan kebenaran informasi utusannya. Pada saat itu, Syekh 'Isa al-Hitan menyambut dan menghidangkan makanan kepada pemimpin itu. Betapa kaget sang pemimpin merasakan makanan yang luar biasa. Lalu ia minta izin dari Syekh 'Isa al-Hitan dan bertaubat di depan tokoh agama tersebut. Taubatnya begitu baik berkat Syekh 'Isa al-Hitan.

📚[An-Nawadir. Hal. 87_88]




403} Kajian 103 kitab an-Nawadir: "Dikabulkan doa orang shalih dan kebaikan mereka"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS TIGA: "DIKABULKAN DOA ORANG SHALIH DAN KEBAIKAN MEREKA"


الحكاية الثالثة بعد المائة : في إجابة دعاء بعض الصالحين ومناقبهم

حکی : أن يعقوب بن الليث أمير خراسان أصابته علة عجزت عنه الأطباء فقالوا : هنا رجل من أهل الصلاح اسمه سهل بن عبد الله لو استحضرته ليدعو لك ، فقال : علي به ، فلما حضر إليه قال له ادع الله لي أن يعافيني من هذه العلة ، فقال : كيف أدعولك وأنت مقيم على الظلم ؟ فنوى يعقوب التوبة والرجوع عن الظلم وحسن السير في الرعية وأطلق المسجونين ، فقال سهل : اللهم كما أريته ذل المعصية فأره عز الطاعة وفرج عنه ما يضره ، فنهض من وقته كأنما نشط عقال ، ثم عرض عليه مالا ليقبله فأبى ورجع إلى بلده ، فقيل له في أثناء الطريق : لو قبلت المال وفرقته على الفقراء فنظر إلى الأرض فإذا حصاها جواهر ، فقال لهم : خذوا ما شئتم ، وهل من أعطى مثل هذا يحتاج إلى مال يعقوب بن الليث فقال له : لا تؤاخذونا .


Diceritakan: Ya'kub bin al-Laits adalah pemimpin kota Khurasan, ia tertimpa penyakit yang tidak mampu disembuhkan oleh tabib².

"Di daerah Khurasan ada seorang laki² yang suka melakukan kebaikan. Namanya Sahal bin Abdillah. Seandainya engkau menghadirkannya untuk mendoakanmu bagaimana..??" kata orang².

"Aku harus menghadirkannya," jawab Ya'kub bin al-Laits.

Tatkala Sahal bin Abdullah datang, Ya'kub bin al-Laits berkata: "Berdoalah kepada Allah Swt agar menyembuhkan penyakitku ini."

"Bagaimana aku berdoa, sedangkan engkau masih melakukan kezhaliman..??" jawab Sahal bin Abdillah.

Mendengar ucapan itu, Ya'kub bin al-Laits berniat hendak bertaubat, menarik kezhaliman, melakukan kebaikan kepada rakyat, dan melepaskan tahanan.

Sahal bin Abdullah berkata: "Ya Allah, sebagaimana Engkau perlihatkan hinanya kemaksiatan, maka perlihatkan agungnya ketaatan, dan lepaskanlah penyakit yang membahayakannya."

Seketika itu juga Ya'kub bin al-Laits bangkit, seolah ia telah terlepas dari ikatan. Kemudian ia menawarkan harta kepada Sahal bin Abdullah. Namun orang yang baru menyembuhkan penyakitnya Ya'kub bin al-Laits itu menolak, dan kembali ke rumah. di tengah perjalanan Sahal ditanya: "Seandainya engkau menerima harta dan membebaskan orang² fakir." Menyikapi perkataan itu, Sahal bin Abdullah melihat tanah. Tiba² kerikil²nya berubah menjadi intan. Kemudian ia berkata: "Ambillah, terserah engkau! Apakah orang yang mempunyai harta seperti ini membutuhkan harta Ya'kub bin al-Laits?"

"Jangan menyiksa kami!" jawab penanya.

📚[An-Nawadir. Hal. 87]



402} Kajian 102 kitab an-Nawadir: "Selidiki Raja terhadap kerja gubernur"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS DUA: "SELIDIKI RAJA TERHADAP KERJA GUBERNUR"


الحكاية الثانية بعد المائة : في تفحص الملوك عن أحوال العمال

حکی : أن الزهري رضي الله عنه قال : قدمت على عبد الملك بن مروان ، فقال لي : من أين قدمت ؟ فقلت : من مكة ، قال : فمن خلفت بها يسود أهلها ؟ قلت : عطاء بن أبي رباح . فقال : من العرب أم من الموالى ، قلت : من الموالي قال : فبم سادهم ؟ قلت : بالديانة والأمانة ، قال : إن أهل الديانة والأمانة ينبغي أن يسودوا الناس قال : فمن يسود اليمن ؟ قلت : طاوس بن كيسان ، فقال : من العرب إلى آخر ما تقدم فذكرت له مثل ما قلت أولا ، ثم قال : من يسود أهل مصر ؟ قلت : یزید بن حبيب ، فقال وقلت کما مر . قال : فمن يسود أهل الشام ؟ قلت : مکحول الدمشقى وذكرنا مثل ذلك المتقدم . قال : فمن يسود اهل الجريرة ؟ قلت : میمون بن مهران ، وذكرنا الكلام السابق . قال : فمن يسود أهل خراسان ؟ قلت : الضحاك بن مزاحم ، ثم قال وقلت ما سبق ، قال : فمن يسود أهل الضرة ؟ قلت : الحسن بن أبي الحسن ، ثم قال وقلت ما سبق ، قال : فمن يسود أهل الكوفة ؟ قلت : إبراهيم النخعي ، فقال ما قال ، فقلت : من العرب ، فقال : ويلك يا زهري قد فرجت عني والله لتسودن الموالي على العرب حتى يخطب لهم على المنابر والعرب تحتهم ، فقلت : يا أمير المؤمنين إنما هو أمر الله وحقه ودينه ، فمن حفظه ساد ، ومن ضيعه سقط ، وإن الله حکيم خبير .


Diceritakan: Az-Zuhri Radhiyallahu 'anh berkata:

Aku datang kepada Abdul Malik bin Marwan.

"Dari mana engkau..??" tanyanya.

"Dari Makkah," jawabku.

"Siapa yang menggantikanmu..??"

"Atha' bin Abi Rabah."

"Dari orang Arab atau luar..??"

"Ia dari luar."

"Mengapa engkau menyerahkan itu kepadanya..??"

"Karena alasan agama dan amanahnya."

"Ahli agama dan amanah sebaiknya memimpin orang²."

"Lalu siapa yang memimpin Yaman..??"

"Thawus bin Kaisan."

"Dari bangsa Arab atau yang lain..??"

Aku mengatakan kepadanya seperti sebelumnya.

Selanjutnya ia bertanya kepadaku, "Siapa yang memimpin Mesir..??"

"Yazid bin Habib," jawabku.

Lalu aku menceritakan kepadanya seperti sebelumnya.

"Siapa yang memimpin negeri Syam..??" tanyanya lagi.

"Makhul ad-Dimsyiqi."

Lalu aku menceritakan kepadanya seperti sebelumnya.

"Siapa yang memimpin penduduk Jazirah..??" tanyanya lagi.

"Maimun bin Mahran," begitu jawabku.

Aku menceritakan kepadanya seperti sebelumnya.

"Siapa yang memimpin penduduk Khurasan..??"

"Adl-Dlhahak bin Muzahim," jawabku.

Kemudian aku menjelaskan kepadanya seperti sebelumnya.

"Siapa yang memimpin penduduk Basrah..??"

"Hasan bin Abi Hasan," jawabku.

Kembali aku menceritakan kepadanya seperti sebelumnya.

"Siapa yang menmimpin penduduk Kufah..??"

"Ibrahim an-Nakha'i," begitu jawabku.

Kembali aku menceritakan kepadanya seperti sebelumnya.

Lalu aku menambahi:

"Dia dari Arab."

"Celaka engkau wahai Zuhri. Engkau menjauhkan kesenanganku. Demi Allah, engkau telah mengangkat pemimpin dari orang² luar atas orang Arab sehingga mereka berkhutbah di atas mimbar, sementara orang Arab berada di bawahnya," kata Abdul Malik.

"Wahai Amirul Mukminin, itu urusan Allah Swt, hak dan agama-Nya. Barang siapa mampu menjaganya, maka ia adalah pemimpin. Dan barang siapa menyia²kannya, maka ia akan jatuh. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana dan Mengetahui."

📚[An-Nawadir. Hal. 86_87]




401} Kijian 101 kitab an-Nawadir: "Pemberian Allah Swt kepada hambanya yang paling rendah"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS SATU: "PEMBERIAN ALLAH SWT KEPADA HAMBANYA YANG PALING RENDAH"


الحكاية الأولى بعد المائة : في فضل الله على أقل عباده

حکی : أن عبد الله بن جدعان كان في ابتداء أمره صعلوكا شريرا فانکا کثیر الجنايات حتى أبغضه والده وعشيرته ونفوه وحلفوا لا يأوونه أبدا فخرج في شعاب مكة حائرا كئيبا ، يتمنى أن يموت و لم یزل سائرا حتى رأي شقا في جبل فدخل فيه يرجو أن يكون فيه حية أو شيء يقتله ليستريح من الحياة ، فرأى فيه ثعبانا عظيما له عينان تتوقدان كالسراج ، فأقبل الثعبان إليه فتأخر هاربا منه فانساب الثعبان مستدبرا ، فعاد إليه فنظر إليه الثعبان فلم يهرب منه و أقبل عليه وضربه فإذا هو مصنوع من فضة وعيناه یاقوتتان ، فکسره وأخذ عينيه وإذا خلفه مكان مكان البيت فدخله فإذا به جثث عظام طوال وعند رؤوسهم لوح من فضة فيه تواريخهم وأنهم من رجال جرهم وملوكهم ، ثم تقدم فرأى وسط البيت کوما عظيما من الياقوت واللؤلؤ والزبرجد والذهب فأخذ منه ماقدر عليه وأغلق بابه وعلمه ، ثم أرسل إلى أبيه شيئا من ذلك ليسترضيه ووصل عشيرته كلهم فسادهم وصار يطعم الناس ويفعل المعروف من ذلك الكنز حتى قال ﷺ : إني كنت أستظل بجفنة عبد الله بن جدعان من الهجير قالت عائشة : يا رسول الله هل نفعه ذلك ؟ قال : لا ، لأنه لم يقل يوما یا رب اغفر لي خطيئتى يوم الدين والله أعلم .


Diceritakan: Sesungguhnya pada awalnya Abdullah bin Jad'an adalah seorang miskin, jelek, suka bohong, dan banyak mencaci orang, hingga orang tua dan keluarganya sendiri membencinya. Bahkan mereka mengucilkannya dan bersumpah tidak akan menerimanya tinggal bersama mereka. Akhirnya Abdullah bin Jad'an pergi bersama rombongan ke Makkah dalam keadaan bingung, susah, dan berharap kematian menjemputnya. Ia terus meminta agar segera dimatikan.

Abdullah bin Jad'an melihat gua kecil di suatu gunung, dan ia masuk ke dalamnya, berharap ada ular atau apa saja yang akan membunuhnya. Ia ingin beristirahat dari kehidupan. Di sana ia melihat seekor ular besar bermata dua yang bersinar seperti lampu. Ular itu melongok kepadanya. Ia pun mundur dan lari.

Aneh, ular itu memalingkan tubuhnya dan menjauh dari Abdullah bin Jad'an. Maka Abdullah bin Jad'an pun bertanya² dan kembali kepada binatang melata itu. Ular tersebut melihatnya.

Sekarang Abdullah bin Jad'an tidak lari dari ular itu. Ia mendekat dan memegang binatang tersebut. Betapa kaget, ternyata ular itu diciptakan dari perak, dua bola matanya diciptakan dari intan. Tentu ular itu seperti patung. Kemudian ia memukulnya dan mengambil kedua matanya.

Di belakang ular itu terdapat sebuah tempat seperti rumah. Abdullah bin Jad'an pun masuk ke dalamnya, dan ia melihat sebuah batang besar dan panjang, di ujungnya terdapat plat terbuat dari perak yang terukir di atasnya sejarah orang² terkenal dan para raja. Ia maju dan melihat di tengah rumah, di sana terdapat tumpukan besar berupa intan, permata, zabrajud (batu mulia), dan emas. Dan ia pun mengambil barang² mewah itu semampunya. Lalu ia menutup pintu rumah tersebut sembari memberikan sebuah tanda.

Setelah itu, Abdullah bin Jad'an mengirimkan barang² tersebut kepada orang tuanya agar mereka ridha terhadapnya. Semua keluarga datang ke tempat itu dan menguasai hartanya. Mereka memberi makan orang², dan melakukan kebaikan dengan harta tersebut. Hingga Nabi Muhammad ﷺ berkata: 

"Aku bernaung dengan mangkuk besar Abdullah bin Jad'an dari kelebihannya."

"Wahai Rasulullah, apakah itu memberikan manfaat kepadanya..??" tanya Aisyah.

"Tidak, sebab ia sama sekali tidak berkata; 'Wahai Tuhan, ampunilah kesalahan²ku pada hari kiamat." Wallaahu a'lam

📚[An-Nawadir. Hal. 85_86]




Selasa, 27 Oktober 2020

400} Kajian 100 kitab an-Nawadir: "Kisah sebagian orang shalih"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS: "KISAH SEBAGIAN ORANG SHALIH"


الحكاية المائة : في مناقب بعض الصالحين

حكي : أن شيبان الجمال الراعي ألقوه بين يدي سبع ليأكله فجعل السبع يشمه وينظر إليه ، فقيل له : ماذا قلت حين ألقيت بين يديه ؟ فقال : تفكرت في قول الفقهاء في سؤر السبع ، وقيل : إنه حج مع سفيان الثوري فعرض لهما سبع ففزع منه سفيان فأخذ شيبان بأذن السبع وعرکها فخضع السبع وحرك ذنبه وقال : والله لولا خوف الشهرة لوضعت ردائي عليه حتى أصل إلى مكة المشرفة وقيل : مر عليه الإمام الشافعي وأحمد وهو يرعى غنمه ، فقال أحمد : لأسئلن هذا الراعي لأری جوابه ، فقال له الشافعي : لا تتعرض له ، فقال : لابد من ذلك ، فدنا منه فقال له : يا شيبان ، ماتقول فيمن صلی أربع رکعات فسها في أربع سجدات ، ماذا يلزمه ؟ فقال : تسألني عن مذهبنا أم عن مذهبكم ؟ فقال : أهما مذهبان ؟ قال : نعم ، فقال : أخبرني عنهما . قال : أما على مذهبكم فيلزم رکعتان ويسجد للسهو ، وأما على مذهبنا فيجب أن يعاقب قلبه حتى لا يعود ، فقال له : ما تقول فيمن ملك أربعين شاة فحال عليها الحول ، ماذا يلزمه ؟ فقال : أما عندكم فيلزمه شاة ، وأما عندنا فلا يملك العبد شيأ مع سیده ، فغشي على أحمد ، فلما أفاق انصرفا ، و كان شيبان أميا ، فإذا كان هذا شأن الأمى منهم ، فما بالك بأهل العلم ؟ وقال الإمامان أبو حنيفة والشافعي : إذا كان العلماء غير أولياء فليس لله ولى . وكان من دعاء شيبان : يا ودود يا ودود يا ذا العرش المجيد يا مبتدیء یا معيد يا فعالا لما يريد ، أسألك بعزك الذي لا يرام ، وبملكك الذي لا يزول ، وبنور وجهك الذي ملأ أركان عرشك ، وبقدرتك التي قدرت بها على خلقك أن تكفيني شر الظالمين أجمعين . وفي الرسالة أنه كان في بيت عبد الله القشيري بيت يسمى بيت السباع لأنه كانت تأتي إليه فيه فيطعمها ويسقيها ثم تذهب إلى البر . قال سهل : كنت في أيام بدایتی توضأت يوم الجمعة ومضيت إلى الجامع ، فإذا هو قد امتلأ بالناس فأسأت الأدب و تخطيت رقابهم حتي وصلت إلى الصف الأول فجلست ، وإذا عن يميني شاب حسن الشكل والهيئة . فقال : ما حالك ياسهل ؟ فقلت : بخير أصلحك الله وعجبت من معرفته بی . فأخذني حرقان البول ، فوجلت منه وصرت متحيرا بين تخطى رقاب الناس إلى الخروج ولا أقدر على الصبر فالتفت إلي وقال : أخذك حرقان البول یا سهل ؟ فقلت : نعم ، فتزع حرامه عن كتفه وغطانی به وقال لي : قم واقض حاجتك و أسرع لتلحق الصلاة فأغمي على ، ثم أقفت وإذا بباب مفتوح ومناد ينادی : ادخل يا سهل واقض حاجتك فدخلت وإذا ببيت عظيم ونخله بجانبها مطهرة وسواك ومنشفة وبيت راحة ، فخلعت ثيابي وقضيت حاجتي وتوضأت وتنشفت وإذا بصوت أسمعه يقول : يا سهل قد قضيت حاجتك ؟ فقلت : نعم . فرفع الحرام عني فإذا أنا جالس في مكانی لم سشعر بي أحد فزاد تفكيري وصرت بين مكذب ومصدق ، فلما لم صليت اتبعت أثر الشاب لأعرفه فإذا هو دخل البيت الذي قضيت فيه حاجتي فالتفت إلى وقيل : صدقت ياسهل ، قلت نعم : ثم مسحت عينى وفتحتها فلم أرله أثرا فرضي الله عنه وأرضاه .


Diceritakan: Syaiban adalah seorang penjual unta dan penggembala. Pada suatu hari ia dilemparkan di depan hewan buas agar dimakan. Hewan buas itu mencium kehadiran dan melihatnya.

Lalu ia ditanya: "Apa yang engkau katakan ketika engkau dilemparkan di depan hewan buas itu..??"

"Aku berpikir perkataan ahli fiqh tentang bisa hewan buas," jawab Syaiban.

Menurut suatu pendapat: Syaiban pernah berhaji bersama Sufyan ats-Tsauri, kemudian mereka menghadapi hewan buas. Dengan tanpa penolakan dari hewan tersebut, Syaiban memegang dan mengelusnya hingga hewan tersebut menjadi jinak di tangannya dengan digerak²an telinganya.

Bersamaan dengan itu, Syaiban berkata: "Demi Allah, seandainya tidak ada kekhawatiran tenar, aku letakkan selendangku di atas hewan ini sampai pergi ke Makkah al-Musyarrafah."

Suatu kabar menyatakan bahwa suatu waktu Imam Syafi'i dan Imam Ahmad lewat, sedangkan Syaiban sedang menggembala kambing.

"Sungguh aku akan bertanya kepada si penggembala ini agar aku tahu jawabannya" ucap Imam Ahmad.

"Jangan mendekatinya!" kata Imam Syafi'i.

"Aku harus melakukan itu," ungkap Imam Ahmad.

Imam Ahmad mendekat dan berkata: "Wahai Syaiban, apa pendapatmu tentang orang yang shalat empat rakaat dengan empat sujud, apa yang harus ia lakukan..??"

"Engkau bertanya kepadaku tentang madzhab kami atau madzhab kalian..??" jawab Syaiban.

"Apakah keduanya madzhab..??" timpal Imam Ahmad.

"Ya," jawab Syaiban.

"Baik, ceritakan dua²nya kepadaku," kata Imam Ahmad.

"Adapun menurut madzhab kalian, maka ia wajib menjalankan dua rakaat dan bersujud sahwi. Sedangkan berdasarkan madzhab kami, orang itu wajib menyertakan hatinya sehingga ia tidak sampai mengulang shalat," jelas Syaiban.

“Apa pendapatmu tentang orang yang mempunyai empat puluh kambing, lalu merekayasa syarat satu tahun, apa yang wajib ia lakukan..??" Tanya Imam Ahmad.

"Menurut kalian, orang itu harus membayar zakat satu kambing. Sedangkan menurut kami, hamba sama sekali tidak mempunyai apa² di hadapan Tuannya," jelas Syaiban.

Mendengar penjelasan itu, Imam Ahmad pingsan. Ketika sadar, mereka segera beranjak pergi.

Syaiban adalah seorang yang buta huruf. Apabila seorang buta huruf saja seperti ini, maka bagaimana dengan orang yang mempunyai ilmu..??

Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i berkata: "Apabila ulama bukan seorang wali, maka ia bukan kekasih Allah."

Di antara doa Syaiban adalah sebagai berikut:


يا ودود يا ودود يا ذا العرش المجيد يا مبتدیء یا معيد يا فعالا لما يريد ، أسألك بعزك الذي لا يرام ، وبملكك الذي لا يزول ، وبنور وجهك الذي ملأ أركان عرشك ، وبقدرتك التي قدرت بها على خلقك أن تكفيني شر الظالمين أجمعين .


"Wahai Dzat Maha Pengasih, wahai Dzat Maha Pengasih, yang mempunyai 'Arsy yang Agung, yang Memulai dan Mengembalikan, wahai Dzat Maha Melakukan segala sesuatu yang dikehendaki, aku meminta kepada-Mu dengan keagungan-Mu yang tidak dijangkau, dengan kerajaan-Mu yang tidak akan pernah sirna, dengan cahaya wajah-Mu yang memenuhi penjuru Arsy-Mu, dengan kekuasaan-Mu yang untuk menguasai makhluk-Mu, agar Engkau menjauhkan aku dari kejelekan orang² zhalim, semuanya."


Dalam sebuah risalah, Syaiban berada di rumah Abdullah al- Qusyairi yang dinamai dengan bait as-siba' (rumah hewan buas). Dinamakan demikian karena hewan² buas datang ke rumah tersebut, lalu Abdullah al-Qusyairi memberi makan dan minum, kemudian menjauh dari rumah tersebut.

Sahal bercerita: Suatu pagi, yakni hari Jum'at, aku berwudhu, dan pergi ke masjid. Aku sedikit terkejut, sebab orang² sudah berkumpul di sana. Akan tetapi aku kurang sopan, melangkahi orang² sampai dapat duduk di shaf awal. Lalu aku duduk, dan di sampingku ada seorang pemuda yang berparas tampan dan bersikap terpuji mendadak berkata:

"Bagaimana keadaanmu wahai Sahal..??"

"Baik, semoga Allah Swt memberikan kebaikan kepadamu," ungkapku.

Aku terkejut, sebab ia mengetahui tentang aku. Beberapa saat kemudian, rasa ingin kencing tidak tertahankan. Aku bingung dan ingin keluar tetapi harus melangkahi orang². Aku sudah tidak kuasa menahan lagi. Saat itu, pemuda di sampingku menoleh kepadaku.

"Aku akan mengambil rasa sakit karena menahan kencingmu, wahai Sahal!" ucap pemuda itu.

"Ya, silakan," terkejut tapi juga lega.

Pemuda itu melepaskan surban dari pundaknya. Ia menutupi aku dengan surban itu.

"Silakan berdiri, dan buanglah kencingmu di sini. Cepat! Sebab, shalat sebentar lagi dilaksanakan."

Aku langsung pingsan. Setelah sadar, ternyata aku berada di pintu terbuka, dan seseorang memanggilku; "Silakan masuk, wahai Sahal. Dan, buanglah hajatmu!"

Aku masuk ke dalam ruangan besar yang terdapat sebatang kurma bersih berada di sampingnya, terdapat juga siwak, handuk, dan tempat istirahat. Aku melepas pakaianku, dan buang air kecil di sana. Aku berwudhu dan mengusap wajahku dengan handuk.

Tiba² sebuah suara memanggil, "Wahai Sahal, apakah engkau sudah buang air kecil..??"

"Ya, sudah," jawabku.

Selanjutnya, pemuda yang berada di sampingku itu membuka surbannya dariku. Aku terkejut, sebab aku duduk di tempatku semula, yaitu di masjid. Tidak ada seorang pun mengetahui peristiwa itu. Aku berpikir keras, antara membenarkan atau tidak atas kejadian yang baru saja aku alami tersebut.

Setelah shalat, aku mengikuti langkah pemuda itu, dan mencari tahu tentangnya. Di suatu tempat, ia masuk ke dalam rumah, tempat aku membuang hajat. Ia menoleh kepadaku.

"Apakah engkau sudah percaya Sahal..??"

"Ya, aku percaya," jawabku.

Aku mengusap mataku, dan membukanya kembali untuk menambah keyakinanku. Setelah itu, aku tidak melihat bekas tentangnya sama sekali.

Semoga Allah Swt meridhainya dan aku juga.

📚[An-Nawadir. Hal. 84_85]




399} Kajian 99 kitab an-Nawadir: "Derma dan pelit dikembalikan pada asalnya"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SEMBILAN PULUH SEMBILAN: "DERMA DAN PELIT DIKEMBALIKAN PADA ASALNYA"


الحكاية التاسعة والتسعون : في الكرم والبخل وأن كل شيء يرجع لأصله

حكي أن أعرابيا قال : خرجت في سفر فأواني الليل إلى خيمة فنظرت صاحبة الخباء إلي ، فقالت : من الرجل ؟ فقلت : ضيف ، فقالت : وما يصنع الضيف عندنا ؟ إن الصحراء لواسعة ، فطحنت برا وعجنته وخبزته وجلست تأكل ، فبينما هي كذلك إذا جاء زوجها ومعه لبن فقال : من الرجل ؟ فقلت : ضيف ، فقال : مرحبا وأهلا وسهلا ، فسقانی من اللبن ، وقال : لعلك لم تأكل شيئا ، فقلت : لا والله ، فدخل على زوجته مغضبا ، فقال : ويلك قد أكلت ولم تطعمي الضيف ، فقالت : وما أصنع به ؟ والله لا أطعمه من طعامی فطال بينهما الكلام فضربها فشج رأسها ، ثم خرج إلى ناقتي فذبحها وأوقد نارا وشوی منها وأكل وأطعمني وقال : والله لا يبيت ضيفي عندي جائعا ، ثم مضى عنى وتر کني ، ثم عاد بعد ذلك ومعه ناقة يستحي الناظر إليها أن يسومها لحسنها ، وقال لي : خذ هذه في ناقتك وزودنی خبزا ومن اللحم الباقي ، فمضيت عنه فأواني الليل إلى خيمة أعرابي فنظرت صاحبة الخباء لي وقالت : من الرجل ؟ فقلت : ضيف ، فقالت : مرحبا وأهلا وسهلا ، وعمدت إلى بر فطحنت وعجنت وخبزت وروته لبنا وزبدا وقدمته بين يدي ومعه دجاجة مشوية ، فقالت لي : كل وأعذر على ما وجد عندنا . فبينما أنا آكل وإذا زوجها حضر فقال : من الرجل ؟ فقلت : ضيف ، فقال : وما يصنع الضيف عندنا ؟ ثم دخل إلى أهله فقال : أين طعامي ؟ فقالت : قدمته للضيف ، فقال : ومن أمرك بإطعام طعامي للضيف ؟ فطال بينهما الكلام فضربها فشج رأسها ، فجعلت أضحك ، فخرج إلى وقال : ما يضحكك ؟ فقصصت عليه قصتي بالأمس ، فقال : يا هذا تلك المرأة أختي وذلك الرجل أخو زوجتي هذه ، فزاد تعجبي من ذلك .


Diceritakan bahwasanya seorang Badui berkata:

Suatu hari aku keluar untuk melakukan perjalanan. Namun malam menghalangiku, dan aku pun berlindung di sebuah tenda. Lalu seorang perempuan pemilik tenda melihatku.

"Siapa Anda..??" tanya perempuan pemilik tenda.

"Aku seorang tamu," jawabku.

"Apa yang akan dilakukan seorang tamu di samping kita..??" tanya si perempuan.

"Padang pasir ini sangat luas," ungkapku.

Kemudian perempuan tersebut memasak gandum dan mengolahnya menjadi roti. Ia duduk dan makan sendirian. Tatkala demikian, suaminya datang membawa susu.

"Siapa Anda..??" tanya suami dari perempuan itu.

"Aku adalah seorang tamu," jawabku.

"Selamat datang Tuan," sambutnya.

Kemudian suami itu menuangkan susu tersebut bagiku, dan ia melanjutkan kata²nya:

"Apakah engkau belum makan sedikit pun..??" tanyanya.

"Belum, demi Allah."

Mendengar ucapan itu, suami itu langsung masuk ke dalam menemui istrinya dengan marah.

"Celakalah kamu! Engkau makan, sementara tamumu engkau biarkan," ucap suami kepada istrinya dengan nada marah.

"Aku membuat makanan. Akan tetapi demi Allah, aku tidak akan memberikan itu kepadanya," jawab istrinya.

Selanjutnya terjadi pertengkaran antara keduanya. Suami perempuan itu tampak begitu kesal, ia keluar rumah mencari unta. Kemudian ia menemukan untaku dan menyembelihnya. Ia menyalakan api dan memanggang unta tersebut. Lalu ia pun memakannya bersamaku. Di sela² makan, ia berkata: "Demi Allah, tidak aku biarkan tamuku bermalam kelaparan."

Selang beberapa saat setelah selesai makan, suami itu pergi dariku. Dan tak lama kemudian, ia kembali menuntun unta yang sangat menyenangkan dan menggairahkan orang yang melihatnya. Suami itu berkata kepadaku: "Ambillah unta ini sebagai ganti dari untamu. Berikan aku bekal roti dan sisa dagingnya."

Aku senang melihat sikapnya. Setelah pamit, aku pun pergi darinya.

Malam hari berikutnya, aku terhalang oleh gelap. Kemudian aku mampir di sebuah tenda milik orang Badui. Perempuan pemilik tenda tersebut melihatku dan berkata: "Siapa Anda..??"

"Tamu!" jawabku.

"Selamat datang, Tuan."

Perempuan itu mengambil gandum, menggiling, dan menjadikannya roti. Di samping itu ia juga mencampurinya dengan susu dan minyak. Lalu ia menghidangkan itu kepadaku. Dan ia juga memberikan ayam panggang.

Perempuan itu berkata: "Makanlah, dan maaf, hanya ini yang dapat kami berikan."

Pada saat aku makan, suaminya datang. Ia bertanya: "Siapa Anda..??"

"Tamu," jawabku.

"Apa yang dilakukan tamu kepada kami..??"

Kemudian suami itu masuk ke dalam tenda menemui istrinya sembari berkata: "Di mana makananku..??"

"Aku berikan kepada tamu," jawab istrinya.

"Siapa yang memerintahkan kamu memberikan makananku kepada tamu..??" bentak suaminya.

Suaminya marah, dan aku pun tertawa.

Suami itu keluar sembari berkata: “Apa yang membuatmu tertawa..??"

Aku pun menceritakan kisahku kepadanya tentang pertemuanku dengan seseorang di tenda padang pasir sehari sebelumnya.

"Wahai Tuan, perempuan itu adalah saudaraku, sementara suaminya adalah saudara istriku," jawab laki² ini.

Maka ketakjubanku pun bertambah.

📚[An-Nawadir. Hal. 83_84]




398} Kajian 98 kitab an-Nawadir: "Sombong atas nikmat dan peristiwa yang terjadi"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SEMBILAN PULUH DELAPAN: "SOMBONG ATAS NIKMAT DAN PERISTIWA YANG TERJADI"


الحكاية الثامنة والتسعون : في التكبر مع النعم وما يترتب عليه

حكي : أنه كان رجل يأكل وبين يديه دجاجة مشوية فوقف عليه سائل فرده خائبا ، وكان ذا ثروة ومال كثير فوقع بينه وبين زوجته فرقة وتزوجت بغيره ، فبينما الزوج الثاني يأكل وبين يديه دجاجة مشوية وإذا سائل واقف ، فقال لزوجته : ناوليه الدجاجة فدفعتها إليه وتأملته ، فإذا هو زوجها الأول ، فذكرت ذلك لزوجها الثاني ، فقال لها : والله أنا كنت ذلك المسكين قد خولني الله نعمه وأهله لقلة شكره لله تعالى .


Diceritakan: Bahwasanya terdapat seorang laki² yang sedang makan dengan hidangan ayam panggang. Waktu tengah makan ia kedatangan tamu yang ternyata adalah pengemis. Pengemis tersebut hendak meminta, akan tetapi laki² pemilik rumah menolaknya, padahal laki² ini mempunyai harta yang banyak.

Suatu hari terjadi masalah antara ia dengan istrinya hingga mereka bercerai. Si istri akhirnya menikah dengan laki² lain. Saat laki² kedua makan ayam panggang, tiba² seorang pengemis datang. Si laki² ini berkata kepada istrinya: "Berikan ayam panggang ini kepadanya."

Si istri pun memberikan beberapa potong ayam, akan tetapi betapa kaget, ternyata si istri mengetahui bahwa peminta itu tidak lain adalah suaminya yang pertama. Kemudian ia menceritakan itu kepada suaminya yang kedua.

"Demi Allah, waktu itu aku adalah si miskin yang meminta. Allah Swt telah memindahkan kenikmatan kepadaku dan keluargaku karena sedikitnya syukur yang ia panjatkan," ucap suami kedua.

📚[An-Nawadir. Hal. 83]



646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...