Oleh:[Ishadi al-Asyi]
HIKAYAH YANG KE-SERATUS TIGA: "DIKABULKAN DOA ORANG SHALIH DAN KEBAIKAN MEREKA"
الحكاية الثالثة بعد المائة : في إجابة دعاء بعض الصالحين ومناقبهم
حکی : أن يعقوب بن الليث أمير خراسان أصابته علة عجزت عنه الأطباء فقالوا : هنا رجل من أهل الصلاح اسمه سهل بن عبد الله لو استحضرته ليدعو لك ، فقال : علي به ، فلما حضر إليه قال له ادع الله لي أن يعافيني من هذه العلة ، فقال : كيف أدعولك وأنت مقيم على الظلم ؟ فنوى يعقوب التوبة والرجوع عن الظلم وحسن السير في الرعية وأطلق المسجونين ، فقال سهل : اللهم كما أريته ذل المعصية فأره عز الطاعة وفرج عنه ما يضره ، فنهض من وقته كأنما نشط عقال ، ثم عرض عليه مالا ليقبله فأبى ورجع إلى بلده ، فقيل له في أثناء الطريق : لو قبلت المال وفرقته على الفقراء فنظر إلى الأرض فإذا حصاها جواهر ، فقال لهم : خذوا ما شئتم ، وهل من أعطى مثل هذا يحتاج إلى مال يعقوب بن الليث فقال له : لا تؤاخذونا .
Diceritakan: Ya'kub bin al-Laits adalah pemimpin kota Khurasan, ia tertimpa penyakit yang tidak mampu disembuhkan oleh tabib².
"Di daerah Khurasan ada seorang laki² yang suka melakukan kebaikan. Namanya Sahal bin Abdillah. Seandainya engkau menghadirkannya untuk mendoakanmu bagaimana..??" kata orang².
"Aku harus menghadirkannya," jawab Ya'kub bin al-Laits.
Tatkala Sahal bin Abdullah datang, Ya'kub bin al-Laits berkata: "Berdoalah kepada Allah Swt agar menyembuhkan penyakitku ini."
"Bagaimana aku berdoa, sedangkan engkau masih melakukan kezhaliman..??" jawab Sahal bin Abdillah.
Mendengar ucapan itu, Ya'kub bin al-Laits berniat hendak bertaubat, menarik kezhaliman, melakukan kebaikan kepada rakyat, dan melepaskan tahanan.
Sahal bin Abdullah berkata: "Ya Allah, sebagaimana Engkau perlihatkan hinanya kemaksiatan, maka perlihatkan agungnya ketaatan, dan lepaskanlah penyakit yang membahayakannya."
Seketika itu juga Ya'kub bin al-Laits bangkit, seolah ia telah terlepas dari ikatan. Kemudian ia menawarkan harta kepada Sahal bin Abdullah. Namun orang yang baru menyembuhkan penyakitnya Ya'kub bin al-Laits itu menolak, dan kembali ke rumah. di tengah perjalanan Sahal ditanya: "Seandainya engkau menerima harta dan membebaskan orang² fakir." Menyikapi perkataan itu, Sahal bin Abdullah melihat tanah. Tiba² kerikil²nya berubah menjadi intan. Kemudian ia berkata: "Ambillah, terserah engkau! Apakah orang yang mempunyai harta seperti ini membutuhkan harta Ya'kub bin al-Laits?"
"Jangan menyiksa kami!" jawab penanya.
📚[An-Nawadir. Hal. 87]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar