Jumat, 30 Oktober 2020

414} Kajian 114 kitab an-Nawadir: "Peristiwa yang dialami Abdullah bin al-Mubarak dan ayahnya"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS EMPAT BELAS: "PERISTIWA YANG DIALAMI ABDULLAH BIN AL-MUBARAK DAN AYAHNYA"


الحكاية الرابعة عشر بعد المائة : فيما وقع لعبد الله بن المبارك وأبيه

حکی : أنه كان بمدينة مرو رجل يقال له نوح بن مريم ، وكان رئيس البلد وقاضيها ذا نعمة وجاه وحال موفق ، وكانت له بنت ذات حسن وجمال وبهاء وكمال . فخطبها منه جماعة من الأكابر والرؤساء وأصحاب المال والثروة فلم ينعم بها لأحد منهم وتحير في أمرها ، وكان له عبد هندي أسود اسمه مبارك وكان له أشجار وبساتين فقال لذلك العبد : اذهب إلى البساتين واحفظ ثمارها ، فمضى إليها وقام بها شهرين فجاء له سيده وقال له : يا مبارك ائتني بقطف من العنب فجاءه بقطف فإذا هو حامض . فقال له : انظر إلى غير هذا ، فجاءه بآخر فإذا هو حامض . فقال : لماذا أتيتني بالحامض وفي البستان كثير ؟ فقال له : يا سيدي أنا لا أعرف الحلو فيه من الحامض ، فقال له : سبحان الله لك شهران في البستان ولا تعرف الحلو من الحامض ؟ فقال : وحقك يا سيدي ما ذقت منه شيئا ، فقال : لماذا لم تأكل منه ؟ فقال : يا سيدي إنما أمرتني بحفظه لا بالأكل منه وما كنت أخون في مالك وأخالف أمرك ، فعجب سیده من ديانته وأمانته ، فقال له : قد وقع لي فيك رغبة وإني ذاكر لك شيئا ولابد أن تفعل ما آمرك به ، فقال له : أنا طائع لله تعالی ولك ، فقال له القاضي : إن لي بنتا جميلة وقد خطبها مني ناس كثيرون من الأكابر والرؤساء و لم أعلم بمن أزوجها ، فأشر علي بما ترى ، قال : يا سيدي كان الناس في الجاهلية يرغبون في الأصل والنسب والدين والحسب ، واليهود والنصارى يرغبون في الحسن والجمال ، وفي زمن رسول الله ﷺ كانوا يرغبون في الدين والتقوى ، وفي زمننا هذا يرغبون في المال والجاه ، فاختر من هذه الأشياء ما شئت ، فقال له : إني راغب في الدين والتقوى وإني أريد أن أزوجك بها ، لأني وجدت فيك الدين والصلاح والأمانة ، فقال : يا سيدي أنا عبد رقيق أسود هندي وقد اشتريتي بمالك ، فكيف تزوجني بابنتك وكيف ترضي ابنتك بي ؟ فقال سيده : قم بنا إلى البيت لننظر في هذا الأمر ، فلما دخل إلى البيت قال القاضي لزوجته : إن هذا الغلام صالح دین تقي ، وإني أريد أن أزوجه ابني ، فما تقولين ؟ فقالت : الأمر إليك ، ولكني أنا أمضي إليها وأعلمها وأعود إليك فجاءت إلى البنت وأخبرتها بما قال أبوها ، فقالت البنت : الأمر إليكما وإني لا أعصيكما ولا أخالفكما ، فعادت زوجته إليه وأخبرته بذلك فزوجها به وأعطاهما مالا جزيلا ، فولد منها ولدا سماه عبد الله واشتهر عبد الله بن المبارك المعروف عند العلماء والأولياء . ومن كرم عبد الله هذا أنه نزل به في يوم عشرة من الأضياف العلماء فلم يجد مايضيفهم به ، وليس له سوى فرس يحج عليه سنة ويغزو عليه سنة ، فذبحه وطبخه وقدمه إليهم . فقالت له زوجته : ليست لك إلا هذا الفرس من الدنيا وقد ذبحته ، فدخل مسرعا إلى بيته وأخرج من متاعه قدر مهرها ودفعه إليها وطلقها لوقته وقال : امرأة تكره الأضياف لا تصلح لنا ، فأتاه بعد ذلك بأيام رجل وقال : يا إمام المسلمين لي ابنة ماتت أمها فهي تمزق كل يوم جملة من الثياب حزنا عليها وإنها تريد أن تحضر محلسك ، فقل لها شيئا في تسليتها لعلها تسلوها ، فلما جلس على المنبر ذکر شيئا مما تتسلى به الصبية عن أمها ، فرق قلبه وقامت وقالت : لا أعود أذكرها ولا أسخط ربي ، ثم قالت : يا أبي لي إليك حاجة ، قال : وما حاجتك ؟ فقالت : أنت تقول لي دائما : إن أبناء الزمن وأرباب الأحوال يطلبونني منك وإني أنا أشهد الله أن لا تزوجني بغير عبد الله بن المبارك فإن له دينا قويما ، فزوجها أبوها به وعمل لها جهازا ومالا كثيرا ، فاتخذ له عشرة أفرس يجاهد عليها في سبيل الله تعالى ، فرأى عبد الله في بعض الأيام في منامه قائلا يقول له : إن کنت طلقت امرأة عجوزا لأجلنا ، فقد أعطيناك بدلها صبية بكرا ، وإن كنت ذبحت لأجلنا فرسا واحدا فقد أعطيناك عشرة أفراس لتعلم أن الحسنة بعشر أمثالها . و "إن الله لا يضيع أجر المحسنين"(١) وما عاملنا أحد فخسر أبدا ، والله أعلم .


Diceritakan: Bahwasanya seorang laki² yang bernama Nuh bin Maryam tinggal di kota Marwan, dan ia adalah pemimpin dan hakim negara yang mempunyai kebaikan, kekuasaan, dan tingkah yang disenangi. Ia mempunyai seorang putri yang sangat cantik dan ber~akhlak mulia. Banyak orang telah melamarnya, baik penguasa, pejabat, dan orang² kaya. Akan tetapi ia merasakan bahwa tidak seseorang pun dari semua itu yang cocok dengan anaknya, dan ia bingung siapa yang dipilih bagi putrinya.

Nuh bin Maryam mempunyai seorang budak berbangsa Hindia yang berkulit hitam, namanya al-Mubarak. Nuh bin Maryam juga mempunyai pohon² dan kebun. Ia berkata kepada budaknya:

"Pergilah ke kebun, dan jagalah buahnya."

Budak itu pun pergi ke kebun, dan menetap disana selama dua bulan.

Setelah beberapa waktu tinggal di kebun, tuannya datang.

"Wahai al-Mubarak, petikkan anggur untukku," perintah sang tuan.

Kemudian si budak mengambilkan anggur bagi tuannya. Ternyata tuannya merasakan bahwa buah anggur tersebut kecut, lalu ia kembali meminta kepada budaknya.

"Ambilkan kepadaku anggur yang lain."

Si budak memetikkan buah anggur lagi. Dan ternyata sama saja, buah anggur tersebut rasanya juga kecut. Dengan sedikit kesal, tuannya berkata:

"Mengapa engkau petikkan aku anggur yang kecut, padahal di kebun ini buahnya banyak..??"

"Tuanku, aku tidak tahu antara yang manis dengan yang kecut," jawab si budak.

"Subhanallah! Engkau tinggal di sini selama dua bulan dan tidak mengetahui antara yang manis dengan yang kecut..??"

"Demi hakmu Tuan! Aku tidak merasakan buah di sini sedikit pun," ungkap si budak.

"Mengapa engkau tidak memakannya sama sekali..??" tanya sang tuan.

"Tuanku, engkau hanya menyuruhku menjaganya tanpa memerintahkanku memakannya. Aku tidak ingin merusak hartamu, dan menyalahi perintahmu," jelas si budak.

Penjelasan budaknya tersebut membuat Nuh bin Maryam terkejut, sebab agama dan tanggung-jawabnya. Lalu Nuh bin Maryam berkata: "Aku menyukai sikapmu, dan aku ingat sesuatu untukmu. Engkau harus melakukan apa yang aku perintahkan."

"Aku taat kepada Allah Swt dan kepada engkau wahai Tuan," ucap si budak.

"Aku mempunyai seorang putri yang sangat cantik, dan banyak orang yang telah melamarnya, baik pejabat, penguasa, maupun orang kaya. Namun aku tidak tahu dengan siapa aku mengawinkannya. Maka berikan pendapatmu siapa yang engkau anggap pantas menjadi suaminya." Pinta sang tuan.

"Wahai Tuanku, orang² di masa Jahiliah menyukai seseorang karena nenek moyang, nasab, agama, dan hisab. Sementara Yahudi dan Narani menyukai seseorang karena ketampanan dan kecantikan. Pada zaman Rasulullah ﷺ mereka menyukai seseorang karena agama dan takwa. Dan pada zaman sekarang mereka menyukai seseorang karena harta dan pangkat. Maka pilihlah di antara itu semua, Tuan," ungkap si budak.

"Aku menyukai tentang agama dan takwa. Dan aku ingin menikahkan engkau dengan anakku. Sebab aku menemukan pada dirimu terdapat agama, kebaikan, dan amanah," jawab Nuh bin Maryam.

"Wahai Tuanku, aku hanyalah seorang budak lemah, hitam, dan berbangsa Hindia. Engkau telah membeliku dengan hartamu. Bagaimana engkau menikahkan aku dengan putrimu..?? Bagaimana anakmu akan suka kepadaku..??" ungkap si budak.

"Bangunlah! Mari kita kembali ke rumah untuk melihat masalah ini," kata Nuh bin Maryam.

Ketika sampai di rumah, sang hakim Nuh bin Maryam berkata kepada istrinya: "Sesungguhnya pemuda ini mempunyai agama yang baik dan bertakwa. Aku ingin menikahkan putri kita dengannya. Bagaimana pendapatmu..??"

"Engkau yang memutuskan wahai suamiku. Akan tetapi aku akan menemui ia terlebih dahulu dan memberitahunya. Aku akan memberitahumu jawabannya," timpal istrinya.

Istri Nuh bin Maryam segera pergi kepada putrinya, dan memberi tahu tentang yang dikatakan ayah anak gadis tersebut.

"Terserah kalian, ibu dan ayah. Aku tidak ingin menentang kalian."

Istri itu pun kembali kepada suaminya dan memberi tahu bahwa putrinya setuju dengan rencana ayahnya. Maka Nuh bin Maryam menikahkan putrinya dengan seorang budak hitam. Lalu Nuh bin Maryam dan istrinya memberikan harta berlimpah kepada kedua pasangan itu.

Dari pernikahan tersebut, seorang anak bernama Abdullah lahir, yang kemudian terkenal dengan Abdullah bin al-Mubarak, ia terkenal di kalangan ulama dan para wali.

Di antara karamah Abdullah bin Mubarak adalah pada suatu hari ulama berdatangan ke rumahnya, dan ia idak ada harta apa² kecuali kuda yang digunakan untuk berhaji setiap tahun dan berjuang setiap tahun pula. Ia menyembelih kuda tersebut, memasak, dan menyuguhkannya kepada mereka.

Istrinya berkata: "Engkau tidak mempunyai apa² di dunia kecuali kuda ini, dan sekarang engkau telah menyembelihnya."

Dengan segera ia masuk ke dalam rumah. Ia mengeluarkan hartanya seukuran mahar yang diberikan untuk istrinya. la memberikan harta itu kepada istrinya dan menceraikannya seketika. Lalu ia berkata: "Seorang perempuan yang membenci tamu tidak pantas bagi kami."

Selang beberapa hari, seorang laki² datang kepadanya dan berkata: "Wahai pemimpin orang Islam, aku mempunyai seorang anak yang ibunya telah meninggal dunia. Setiap hari ia merobek pakaian. Kami sedih melihatnya, dan ia ingin hadir di majelismu."

"Katakan kepadanya sesuatu yang membuatnya senang, barangkali ia akan senang," kata Abdullah bin al-Mubarak.

Ketika Abdullah bin Mubarak duduk di mimbar, dan menjelaskan sesuatu tentang ibunya, perempuan itu senang. Maka hatinya pun lembut. Ia berdiri dan berkata: "Aku tidak akan mengulangi mengingatnya, dan tidak akan membenci Tuhan."

Setelah majelis tersebut selesai, perempuan itu berkata kepada ayahnya di rumah: "Wahai ayah, aku mempunyai keperluan."

"Apa keperluanmu, putriku..??" tanya ayahnya.

"Engkau pernah berkata kepadaku bahwa anak zaman dan pemilik tingkah akan mencariku darimu. Sungguh aku bersaksi kepada Allah Swt agar engkau tidak mengawinkan aku, kecuali dengan Abdullah bin al-Mubarak. Ia mempunyai agama yang kuat."

Akhirnya sang ayah mengawinkan anaknya dengan Abdullah bin al-Mubarak. Setelah perkawinan itu, Abdullah bin Mubarak membuat perabot dan harta yang banyak. Ia membeli sepuluh kuda yang digunakan untuk berjuang di jalan Allah Swt.

Pada suatu hari, Abdullah bermimpi bertemu seseorang yang berkata: "Apabila engkau menceraikan seorang perempuan tua karena kami, maka kami akan memberikan ganti perempuan yang perawan. Dan apabila engkau menyembelih seekor kuda karena kami, maka kami akan memberikan ganti sepuluh kuda kepadamu. Agar engkau mengetahui bahwa kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat. Dan sesungguhnya Allah Swt tidak menyia²kan pahala orang² yang berbuat baik."


إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ


"...Sesungguhnya Allah tidak menyia²kan pahala orang² yang berbuat baik." (QS. at-Taubah [9]: 120).

Wallaahu a'lam.

📚[An-Nawadir. Hal. 94_96]





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...