Selasa, 27 Oktober 2020

399} Kajian 99 kitab an-Nawadir: "Derma dan pelit dikembalikan pada asalnya"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SEMBILAN PULUH SEMBILAN: "DERMA DAN PELIT DIKEMBALIKAN PADA ASALNYA"


الحكاية التاسعة والتسعون : في الكرم والبخل وأن كل شيء يرجع لأصله

حكي أن أعرابيا قال : خرجت في سفر فأواني الليل إلى خيمة فنظرت صاحبة الخباء إلي ، فقالت : من الرجل ؟ فقلت : ضيف ، فقالت : وما يصنع الضيف عندنا ؟ إن الصحراء لواسعة ، فطحنت برا وعجنته وخبزته وجلست تأكل ، فبينما هي كذلك إذا جاء زوجها ومعه لبن فقال : من الرجل ؟ فقلت : ضيف ، فقال : مرحبا وأهلا وسهلا ، فسقانی من اللبن ، وقال : لعلك لم تأكل شيئا ، فقلت : لا والله ، فدخل على زوجته مغضبا ، فقال : ويلك قد أكلت ولم تطعمي الضيف ، فقالت : وما أصنع به ؟ والله لا أطعمه من طعامی فطال بينهما الكلام فضربها فشج رأسها ، ثم خرج إلى ناقتي فذبحها وأوقد نارا وشوی منها وأكل وأطعمني وقال : والله لا يبيت ضيفي عندي جائعا ، ثم مضى عنى وتر کني ، ثم عاد بعد ذلك ومعه ناقة يستحي الناظر إليها أن يسومها لحسنها ، وقال لي : خذ هذه في ناقتك وزودنی خبزا ومن اللحم الباقي ، فمضيت عنه فأواني الليل إلى خيمة أعرابي فنظرت صاحبة الخباء لي وقالت : من الرجل ؟ فقلت : ضيف ، فقالت : مرحبا وأهلا وسهلا ، وعمدت إلى بر فطحنت وعجنت وخبزت وروته لبنا وزبدا وقدمته بين يدي ومعه دجاجة مشوية ، فقالت لي : كل وأعذر على ما وجد عندنا . فبينما أنا آكل وإذا زوجها حضر فقال : من الرجل ؟ فقلت : ضيف ، فقال : وما يصنع الضيف عندنا ؟ ثم دخل إلى أهله فقال : أين طعامي ؟ فقالت : قدمته للضيف ، فقال : ومن أمرك بإطعام طعامي للضيف ؟ فطال بينهما الكلام فضربها فشج رأسها ، فجعلت أضحك ، فخرج إلى وقال : ما يضحكك ؟ فقصصت عليه قصتي بالأمس ، فقال : يا هذا تلك المرأة أختي وذلك الرجل أخو زوجتي هذه ، فزاد تعجبي من ذلك .


Diceritakan bahwasanya seorang Badui berkata:

Suatu hari aku keluar untuk melakukan perjalanan. Namun malam menghalangiku, dan aku pun berlindung di sebuah tenda. Lalu seorang perempuan pemilik tenda melihatku.

"Siapa Anda..??" tanya perempuan pemilik tenda.

"Aku seorang tamu," jawabku.

"Apa yang akan dilakukan seorang tamu di samping kita..??" tanya si perempuan.

"Padang pasir ini sangat luas," ungkapku.

Kemudian perempuan tersebut memasak gandum dan mengolahnya menjadi roti. Ia duduk dan makan sendirian. Tatkala demikian, suaminya datang membawa susu.

"Siapa Anda..??" tanya suami dari perempuan itu.

"Aku adalah seorang tamu," jawabku.

"Selamat datang Tuan," sambutnya.

Kemudian suami itu menuangkan susu tersebut bagiku, dan ia melanjutkan kata²nya:

"Apakah engkau belum makan sedikit pun..??" tanyanya.

"Belum, demi Allah."

Mendengar ucapan itu, suami itu langsung masuk ke dalam menemui istrinya dengan marah.

"Celakalah kamu! Engkau makan, sementara tamumu engkau biarkan," ucap suami kepada istrinya dengan nada marah.

"Aku membuat makanan. Akan tetapi demi Allah, aku tidak akan memberikan itu kepadanya," jawab istrinya.

Selanjutnya terjadi pertengkaran antara keduanya. Suami perempuan itu tampak begitu kesal, ia keluar rumah mencari unta. Kemudian ia menemukan untaku dan menyembelihnya. Ia menyalakan api dan memanggang unta tersebut. Lalu ia pun memakannya bersamaku. Di sela² makan, ia berkata: "Demi Allah, tidak aku biarkan tamuku bermalam kelaparan."

Selang beberapa saat setelah selesai makan, suami itu pergi dariku. Dan tak lama kemudian, ia kembali menuntun unta yang sangat menyenangkan dan menggairahkan orang yang melihatnya. Suami itu berkata kepadaku: "Ambillah unta ini sebagai ganti dari untamu. Berikan aku bekal roti dan sisa dagingnya."

Aku senang melihat sikapnya. Setelah pamit, aku pun pergi darinya.

Malam hari berikutnya, aku terhalang oleh gelap. Kemudian aku mampir di sebuah tenda milik orang Badui. Perempuan pemilik tenda tersebut melihatku dan berkata: "Siapa Anda..??"

"Tamu!" jawabku.

"Selamat datang, Tuan."

Perempuan itu mengambil gandum, menggiling, dan menjadikannya roti. Di samping itu ia juga mencampurinya dengan susu dan minyak. Lalu ia menghidangkan itu kepadaku. Dan ia juga memberikan ayam panggang.

Perempuan itu berkata: "Makanlah, dan maaf, hanya ini yang dapat kami berikan."

Pada saat aku makan, suaminya datang. Ia bertanya: "Siapa Anda..??"

"Tamu," jawabku.

"Apa yang dilakukan tamu kepada kami..??"

Kemudian suami itu masuk ke dalam tenda menemui istrinya sembari berkata: "Di mana makananku..??"

"Aku berikan kepada tamu," jawab istrinya.

"Siapa yang memerintahkan kamu memberikan makananku kepada tamu..??" bentak suaminya.

Suaminya marah, dan aku pun tertawa.

Suami itu keluar sembari berkata: “Apa yang membuatmu tertawa..??"

Aku pun menceritakan kisahku kepadanya tentang pertemuanku dengan seseorang di tenda padang pasir sehari sebelumnya.

"Wahai Tuan, perempuan itu adalah saudaraku, sementara suaminya adalah saudara istriku," jawab laki² ini.

Maka ketakjubanku pun bertambah.

📚[An-Nawadir. Hal. 83_84]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...