Oleh:[Ishadi al-Asyi]
HIKAYAH YANG KE-DELAPAN PULUH SEMBILAN: "TIPU DAYA PEREMPUAN"
الحكاية التاسعة والثمانون : في كيد النساء ومكرهم
حکی : أن رجلا من عباد بني إسرائيل وزهادهم كانت له زوجة بديعة في الحسن والجمال وهو مغرم فيها ومفتتن بها وكان يغلق عليها الباب إذا خرج وإذا دخل حرصا عليها ، فهوت شابا فعمل له مفتاحا على باب دارها فصار يدخل عليها ويخرج من عندها في أي وقت شاء وزوجها لا يعلم ذلك ، فأوجس في نفسه ذلك . فقال لها : إن حالك قد تغير على ولم أدر ماسبب ذلك و أريد أن تحلفی الى على الجبل ، وكان ذلك الجبل خارج المدينة و لم يحلف عليه أحد إلا هلك إذا كان كاذبا . فقالت له : ويطيب خاطرك إذا حلفت لك ، قال نعم . فقالت له : متى أردت حلفت لك ، فقال لها : في غد إن شاء الله تعالى ، فلما خرج من عندها جاء الشباب .فقالت له : إن زوجي قال كذا وكذا ، وإني وعدته أن أحلف له على الجبل غدا فتحير الشباب وبهت فقالت له : لا تهتم وفي غد البس لباس المكارية وخذ حمارا وقف به على باب المدينة ، فإني أدعو زوجي إلى طلب مكار فإذا دعوتك لأكتري منك الحمار فبادر واحملني عليه لأفعل ما أصدق به في حلفی . فقال لها : حبا وكرامة فخرج الشاب وفعل ما أمرته به ، فلما دعاها زوجها للحلف قالت له : إني لا أطيق المشي إلى الجبل فانظر لى ما أركبه فقال لها : اخرجي بنا فلعلي أجد حمارا أكتريه لك ، فخرج إلى باب المدينة وإذا الشاب واقف بالحمار ، فقالت له : يا مكاري تکري حمارك بنصف درهم إلى الجبل لتحملني عليه ؟ فقال : نعم فحملها فساروا ، فلما وصلوا إلى الجبل قالت للمکاري : أنزلني ، فلما أراد أن ينزلها ألقت نفسها على الأرض و كانت بغير لباس فانكشفت عورتها فشتمت الشاب . فقال : والله مالى ذنب ثم قامت ومدت يدها إلى الجبل وحلفت إنه لم يطلع على عورتها غيرك وغير هذا الشاب المكاري ، فاضطرب الجبل عند ذلك اضطرابا شديدا وتزحزح عن مكاری ، وذلك كما قال الله تعالى "وإن كان مكرهم لتزول منه الجبال"
Diceritakan: Bahwasanya seorang laki² ahli ibadah dan zuhud di Bani Israil mempunyai seorang istri yang elok, mempesona, lagi cantik. Ia sangat mencintai istrinya dan takut akan fitnah menimpanya. Saat keluar masuk rumah, ia selalu menutup pintu. Namun perempuan itu malah mencintai seorang pemuda.
Oleh karena itu, pemuda yang dicintai perempuan tersebut membuat kunci palsu untuk membuka pintu rumah perempuan tersebut sehingga pemuda itu dapat masuk dan keluar rumah tersebut setiap saat yang dikehendakinya. Sementara itu si zahid tidak mengetahui sama sekali tentang yang terjadi di keluarganya.
Suatu hari si zahid merasakan keanehan dalam dirinya. Lalu ia berkata pada istrinya:
"Sungguh engkau telah berubah sikap kepadaku. Aku tidak mengerti yang menjadi penyebabnya, dan aku ingin engkau bersumpah kepadaku di atas suatu gunung. Gunung itu berada di luar kota, dan tidak ada seorang pun yang bersumpah di atas gunung tersebut selamat apabila ia berbohong."
"Apakah perasaanmu akan menjadi baik setelah aku bersumpah kepadamu..??" kata si istri.
"Ya," jawab si suami.
"Kapan engkau menginginkan aku bersumpah kepadamu..??" tanya si istri.
"Besok, insya Allah."
Tatkala sang suami pergi dari hadapan si istri, perempuan itu berkata pada pemuda selingkuhannya itu:
"Suamiku berkata demikian dan demikian. Dan aku berjanji akan bersumpah untuknya di atas gunung besok."
Pemuda itu pun bingung dan wajahnya pucat. Sesaat kemudian perempuan itu berkata:
"Tidak usah sedih, Besok aku akan memakai pakaian tipuan. Ambillah seekor himar, dan berdirilah di depan gerbang kota. Aku akan memanggil suamiku untuk memanggil penyewa himar. Ketika aku memanggilmu untuk menyewamu, cepat²lah dan bawalah himar itu kepadaku. Aku akan melakukan sesuatu yang dapat dibenarkan oleh sumpahku," ujar perempuan itu kepada selingkuhannya.
"Dengan senang hati," ungkap si pemuda.
Keesokan harinya, si pemuda keluar ke kota dan melakukan yang diperintahkan si perempuan. Ketika waktu sumpah tiba, si zahid memanggil istrinya untuk bersumpah.
“Aku tidak kuat berjalan kaki ke gunung itu. Maka pertimbangkanlah, aku ingin mengendarai tunggangan."
"Baiklah, mari kita berjalan. Barangkali di depan kita dapat menemukan himar yang dapat disewa," ucap si suami.
Di depan pintu kota, terdapat seorang pemuda yang berdiri menggandeng himar.
"Wahai penyewa himar, akankah engkau menyewakan himarmu untukku yang engkau tuntun sendiri menuju gunung itu dengan harga setengah dirham..??"
"Baik," jawab si pemuda.
Selanjutnya si pemuda membawa himar, dan mereka pun pergi bersama. Ketika mereka sampai di gunung yang dimaksud, Si perempuan berkata; "Turunkan aku dari himar ini!"
Tatkala si pemuda hendak menurunkannya, perempuan tersebut menjatuhkan diri di atas tanah, tanpa pakaian sama sekali. Aurat perempuan itu terbuka, dan perempuan itu mencaci maki si pemuda. Si pemuda berkata: "Demi Allah, aku tidak bersalah."
Selanjutnya si perempuan itu berdiri, dan menjulurkan tangannya ke gunung serta bersumpah bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui auratnya kecuali suaminya dan si pemuda penyewa himar. Namun tiba² gunung tersebut berguncang keras, dan bergeser jauh dari tempatnya. Hal itu sebagaimana firman Allah Swt.:
وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ
"...Padahal, di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya, makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karena mereka." (QS. Ibrahim [14]: 46).
📚[An-Nawadir. Hal. 77_78]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar