Oleh:[Ishadi al-Asyi]
HIKAYAH YANG KE-DELAPAN PULUH: "MENJAGA DIRI DARI MEMANDANG YANG DIHARAMKAN"
الحكاية الثمانون : في العفة عن النظر إلى محرم
حکی عن بعضهم : أنه لقي امرأة فوقع نظره عليها فتألم من ذلك وقال : اللهم إنك جعلت بصري نعمة منك علي وإني أخاف أن یکون نقمة علي فاقبضه إليك فعمي لوقته ، فكان إذا ذهب إلى المسجد يقوده ابن أخ له صغير فإذا أوصله إلى المسجد ذهب يلعب مع الصبيان ويترکه وإذا حضرت له حاجة ناداه فيقضيها له متكرها ثم يعود إلى اللعب ، فبينما هو ذات يوم في المسجد قد أحس بشئ يدور حوله فخاف منه ودعا الصبي فلم يجبه ، فرفع طرفه إلى السماء وقال : اللهم سيدي ومولاي قد كنت أعطيتنى بصرا أنظر به نعمة منك علي فخشيت أن يكون نقمة علي فسألتك أن تقبضه فقبضته وإني قد احتجت إليه فأسألك اللهم أن ترده علي ، فرده عليه فأبصر لوقته وذهب إلى منزله بصيرا والله على كل شئ قدير .
Diceritakan dari seorang ulama: pada suatu ketika ia bertemu dengan seorang perempuan, lalu pandangannya jatuh kepada perempuan itu. Setelah itu ulama tersebut jatuh sakit karena hal ini.
"Ya Allah, Engkau menjadikan mataku sebagai nikmat dari-Mu kepadaku. Aku takut mataku malah menjadi siksa atasku. Maka cabutlah mataku," ucap sang ulama.
Dan seketika itu mata ulama tersebut langsung buta.
Tatkala pergi ke masjid, keponakannya yang masih kecil menuntunnya. Suatu hari setelah mengantarkan paman ke masjid, keponakannya bermain² bersama anak kecil lain. Ia meninggalkan paman di masjid. Akan tetapi tiba² hajat datang pada paman, dan paman memanggil keponakannya. Dengan tergopoh keponakan memenuhi panggilan itu, dan membantu keperluan sang paman dengan perasaan kurang rela. Kemudian keponakan kembali bermain bersama teman²nya.
Suatu hari ulama tersebut berada di masjid, dan ia merasakan sesuatu berputar² di sekitarnya. Di tengah perasaan khawatir dan takut, ia memanggil keponakannya. Namun panggilan itu tidak direspons oleh keponakannya.
Lalu ia menengadah ke langit dan berkata:
"Ya Allah, Tuanku! Engkau telah memberiku penglihatan yang aku gunakan untuk melihat sebagai suatu kenikmatan dari-Mu kepadaku. Aku takut mataku hanya menjadi siksa bagiku. Maka aku meminta-Mu untuk mencabut mataku,dan Engkau mencabutnya.
Namun sekarang aku membutuhkannya. Ya Allah, Aku meminta kepada-Mu untuk mengembalikannya."
Setelah itu, ulama itu bisa melihat seperti sedia kala, dan pulang ke rumah sendirian. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
📚[An-Nawadir. Hal. 73]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar