Jumat, 23 Oktober 2020

367} Kajian 67 kitab an-Nawadir: "Keramat orang syahid"

 Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-ENAM PULUH TUJUH: "KERAMAT ORANG SYAHID"


الحكاية السابعة والستون : في كرامة الشهداء

حكي : أن هارون الرشید سأل محمدا البطال عن أعجب ما وقع له في بلاد الروم فقال : كنت يوما في مرج من مروجها ماشيا والبرنس على رأسي وأنا مطرق ، فسمعت خلفي حوافر الدواب ، فالتفت فإذا بفارس شکي السلاح وبیده رمح فدنا متي وسلم علي فرددت عليه السلام ، فقال لي : هل رأيت رجلا يقال له بطال ؟ فقلت له هو : أنا البطال ، فنزل عن فرسه وعانقني وقبل رجلي ، فقلت له : لماذا تفعل هذا ؟ فقال : جئت لأخدمك ، فدعوت له ، فبينما نحن كذلك إذ أقبل علينا أربعة فرسان ، فقال صاحبي : أتأذن لي أن أخرج إليهم ؟ فقلت له : نعم ، فتطاردوا ساعة ثم قتلوه وأقبلوا إلي وحملوا علي ، فقلت لهم : إن أردتم محاربتي فأمهلوني حتى أتسلح بسلاح صاحبي وأركب دابته ، فقالوا : لك ذلك ، فلبست السلاح ورکبت الدابة ، ثم قلت : أنتم أربعة وأنا واحد وهذا ليس بإنصاف فليخرج لي واحد منكم ، فخرج واحد منهم فقتلته يا أمير المؤمنين ، ثم الثاني فقتلته ، ثم الثالث فقتلته ، ثم خرج الرابع ، فما زلنا نتطارد بالرماح حتى انكسر رمحي ورمحه ، فنزلنا عن دوابنا وأخذ ترسه وسيفه وأخذت ترسي وسيفي ، فما زلنا نتطارد حتی انكسر ترسي وترسه وانقطعت ذؤابة سيفي وسيفه وسقطت أسيافنا على الأرض ثم تصارعنا حتى أمسينا وغربت الشمس ، فلم يقدر علي ولم أقدر عليه ، فقلت له : يا هذا قد فاتتني الصلاة في دينيا اليوم . فقال : وأنا كذلك ، وكان أسقفا . قلت : فهل لك أن تنصرف حتى نقضي فوائتنا ونستريح الليلة ، فإذا أصبحنا عدنا إلى قتالنا ، فقال لي : لك ذلك ، فوحدت الله تعالى وقضيت صلاتي وفعل هو ما فعل ، فلما كان عند الرقاد قال لي : إنكم معشر العرب فيكم الغدر وفي أذني جلجلتان أعلق إحداهما في أذنك وتضع رأسك علي ، فإن تحركت صلصلت جلجلتك فأستيقظ ، فقلت له : افعل ذلك ، فبتنا على تلك الحالة ، فلما أصبحنا وحدت الله ثم صليت فرضي ، ثم اصطرعنا فصرعته وقعدت على صدره و أردت أن أذبحه ، فقال : اعف عني هذه المرة ، فقلت : لك ذلك ، ثم اصطرعنا ثانيا فزلت رجلي فصرعني وقعد على صدري وهم بذبحي ، فقلت : أنا قد عفوت عنك أفلا تعفو عني ؟ قال : لك ذلك ، ثم تصارعنا ثالثا وقد انكسر قلبي فصرعني وقعد على صدري ، فقلت له : واحدة بواحدة فتفضل بهذه المرة ، فقال : لك ذلك ، وتصارعنا رابعا فصرعني وقال : لقد عرفت أنك بطال ، لأذبحنك وأريح أرض الروم منك . قلت : کلا إن شاء ربي فقال : سل ربك أن يمنعني عنك ، ورفع الخنجر ليذبحني به ، فقام صاحبي المقتول - يا أمير المؤمنين - ورفع سيفا وضرب رأسه وقرأ ( ولا تحسبن الذين قتلوا في سبيل الله أمواتا )


Diceritakan: Bahwasanya Harun ar-Rasyid meminta Muhammad al-Batthal mencari peristiwa yang paling mengagumkan yang terjadi di negeri Romawi.

Kemudian Muhammad al-Batthal bercerita kepada Harun ar- Rasyid sebagai berikut:

Suatu hari, aku berjalan di padang rumput dengan topi di kepalaku. Dari arah belakang aku mendengar gesekan kuku hewan yang berjalan. Merasa penasaran, aku pun berpaling. Aku melihat seorang penunggang kuda yang membawa sebilah pedang sambil membawa tongkat. Ia mendekatiku dan mengucapkan salam. Aku menjawab salamnya.

"Apakah engkau melihat seorang laki² bernama Batthal..??" tanyanya padaku.

"Ya, akulah Batthal," jawabku.

Kemudian penunggang kuda itu turun dari tunggannya, memelukku, dan mencium kakiku. Merasa tidak tahu penyebabnya, aku bertanya:

"Mengapa engkau melakukan ini..??"

"Aku ingin mengabdi kepadamu," jawabnya. Meskipun aku tidak mengetahui persis alasannya, aku mengiyakan. Saat itu tiba² empat penunggang kuda datang menghampiri kami. Lalu temanku berkata kepadaku:

"Apakah engkau memberiku izin untuk mengeluarkan mereka..??"

"Ya," jawabku.

Seketika mereka mengusir dan membunuh temanku itu. Kemudian mereka membawa mayatnya kepadaku.

Aku berkata kepadanya: "Apabila kalian hendak memerangiku, maka tunggu sebentar, sampai aku menyarungkan pedang temanku padaku dan menaiki kudanya."

"Engkau mendapatkan hak itu," ujar mereka.

Aku memakai pedang dan menaiki kudanya. "Kalian empat orang, sedangkan aku hanya seorang saja, dan ini tidak imbang. Kalau berani keluarkan salah satu dari kalian untuk melawanku." Lalu salah seorang dari mereka maju, dan aku berhasil membunuhnya. Kemudian orang kedua dan ketiga, aku berhasil membunuhnya. Orang keempat juga maju untuk melawanku. Perkelahian pun begitu sengit terjadi, dengan menggunakan tombak, sampai tombakku dan tombaknya hancur. Kami turun dari kuda dan melanjutkan perkelahian dengan menggunakan perisai. Sampai perisaiku dan perisainya rusak, dan jambul pedangku serta pedangnya pecah dan jatuh di atas tanah. Perkelahian terus berlangsung hingga sore.

Aku sudah tidak kuasa lagi untuk melanjutkan pertempuran, sama seperti dia. Aku berkata kepadanya: "Aku kehilangan ibadah pada hari ini, menurut agamaku."

“Aku juga begitu," ujarnya.

Aku tahu bahwa ia seorang uskup. Aku berkata kepadanya:

"Apakah engkau akan pergi untuk menunaikan kewajiban² yang kita tinggalkan, lalu istirahat hingga besok subuh, dan kita bisa meneruskan perkelahian ini..??"

"Baik, Aku menerima itu," ujarnya.

Maka aku mengesakan Allah Swt, dan menunaikan shalat, sebagaimana ia juga melakukannya. Saat berbaring hendak tidur, ia berkata kepadaku: "Kalian wahai orang Arab, Pada kalian terdapat pengkhianatan, dan di kedua telingaku terdapat dua suara keras. Salah satunya aku gantungkan pada telingamu, dan engkau meletakkan kepalamu padaku. Apabila engkau bergerak, suara itu akan berdering."

Maka aku bangun, dan berkata kepadanya: "Lakukan itu."

Pada malam itu, kami bermalam dalam kondisi demikian. ketika waktu subuh tiba, aku mengesakan Allah Swt, dan melaksanakan shalat. Tiba² saja kami tergerak untuk berkelahi kembali. Aku menduduki dadanya dan hendak membunuhnya.

"Ampuni aku untuk kesempatan ini."

"Baiklah!" kataku.

Setelah itu perkelahian terjadi kembali. Kakiku tergelincir hingga aku pun terjatuh. Ia menduduki dadaku, dan hendak menyembelihku. Dengan cepat aku bereaksi.

"Aku telah mengampunimu, Tidakkah engkau mengampuniku..??"

"Baiklah," ujarnya.

Kemudian kami berkelahi kembali untuk yang ketiga kalinya. Ia memukul dadaku. Ia menguasai dan menduduki dadaku. 

Aku berkata kepadanya: "Satu dibalas dengan satu. Kali ini engkau melebihiku!"

"Baiklah," katanya.

Kemudian kami berkelahi kembali untuk yang keempat kalinya. Ia menguasaiku. Ia berkata kepadaku: "Sekarang aku tahu bahwa engkau adalah Batthal. Aku akan membunuhmu. Dan aku akan memperoleh tanah Romawi darimu."

"Tidak, Apabila Tuhanku berkehendak," ucapku.

"Mintalah kepada Tuhanmu agar tercegah dari pembunuhan ini," katanya.

Ia mengangkat pisau besar hendak menyembelihku. Tiba² temanku yang telah terbunuh itu berdiri kembali. Ia mengangkat pisau dan menebas kepala uskup itu.

Kemudian temanku itu membaca ayat:


{ وَلاَ تَحْسَبَنَّ الذين قُتِلُواْ فِى سَبِيلِ الله أمواتا بَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَبّهِمْ يُرْزَقُونَ }


"Janganlah kamu mengira bahwa orang² yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki." (QS. Ali 'Imran [3]: 169)

📚[An-Nawadir. Hal. 60_62]





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...