HIKAYAH YANG KE-206:
"ORANG YANG MENGAKU NABI PADA ZAMAN AL-MAKMUN"
الحكاية السادسة بعد المائتين : في ذكر من ادعى النبوة في زمن المأمون
(عجيبة) روى أن شخصا ادعى النبوة في زمن المأمون فبلغه فأحضره عنده ثم سأله ما علامة نبوتك ؟ فقال له : علمی بما في نفسك . فقال له : وما في نفسي ؟ فقال : تقول إني کاذب ، فحسبه مدة ، ثم أحضره وقال له : هل أوحي إليك بشيئ ؟ قال : لا ، قال : ولم ذلك ؟ قال : لأن الملائكة لا تدخل الحبس فضحك منه و أطلقه .
وادعى آخر النبوة في زمنه أيضا ، فأحضره وأمر ثمامة أن يسأله ما علامة نبوته ؟ فسأله عنها ، فقال : علامة نبوتی أن أضاجع امرأتك بحضرتك فتلد ولدا يشهد في وقت ولادته أني نبي . فقال له ثمامة : أما أنا فأشهد أنك نبي ، فقال له المأمون : ما أسرع ما آمنت به ؟ فقال : ما أهون عليك أن يفعل في امرأتي وأنا أنظر إليه . فضحك مأمون وطرده .
Diriwayatkan bahwa ada seseorang yang mengaku dirinya sebagai nabi pada zaman al-Makmun. Ternyata kabar ini sampai ditelinganya. Lalu ia menghadirkan orang itu dihadapannya dan bertanya: "Apa tanda² kenabianmu..??"
"Aku mengetahui apa yang ada di dalam pikiranmu," jawab orang itu.
"Apa yang ada dipikiranku..??" Tanya al-Makmun.
"Engkau bilang bahwa aku pembohong," jawabnya.
Mendengar ucapan itu, al-Makmun memerintahkan agar orang tersebut dipenjara. Setelah beberapa waktu, ia kembali dihadapkan kepada al-Makmun. Al-Makmun bertanya: "Apakah engkau diberi wahyu..??"
"Tidak!" jawabnya.
"Mengapa demikian..??" Tanya al-Makmun.
"Sebab malaikat tidak bisa masuk penjara."
Jawaban itu membuat al-Makmun tertawa, dan akhirnya, ia pun melepaskannya.
Pada zamannya pula ada seseorang lain yang mengaku sebagai nabi. Ia dihadirkan di hadapan al-Makmun, dan memerintahkan Tsamamah bertanya kepadanya tentang tanda² kenabiannya. Tsamamah bertanya hal itu kepada pengaku nabi tersebut.
Lalu dijawab: "Tanda kenabianku adalah aku tidur bersama istrimu di hadapanmu, lalu ia akan melahirkan seorang anak yang bersaksi bahwa aku seorang nabi."
Tsamamah berkata:
"Adapun aku, aku bersaksi bahwa engkau seorang nabi."
"Alangkah cepatnya engkau mengimaninya..??" Ucap al-Makmun.
"Mudah sekali engkau melakukan itu terhadap istriku, padahal aku melihatnya!" Kata orang yang mengaku nabi.
Mendengar jawaban cerdas itu, al-Makmun tertawa, dan melepas orang yang mengaku nabi tersebut.
📚[An-Nawadir. Hal. 201_202]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar