HIKAYAH YANG KE-SERATUS SEMBILAN PULUH ENAM: "ORANG YANG RIDHA TERHADAP PEMBERIAN ALLAH SWT DAN QADARNYA SEHINGGA MENJADI ORANG YANG SABAR SERTA YANG BANYAK BERSYUKUR"
الحكاية السادسة والتسعون بعد المائة : فيمن رضي بما قسمه الله وقدره وكان صبورا شكورا
(ظريفة) ذكر العتبي : أنه كان ماشيا في شوارع البصرة ، وإذا امرأة من أجمل النساء و أظرفهن تلاعب شیخا سمجا قبيحا ، وكلما كلمها تضحك في وجهه ، فدنوت منها وقلت لها : من يكون هذا منك ؟ فقالت : هو زوجي . فقلت لها : كيف تصبرين على سماحته وبحه مع حسنك وجمالك ؟ إن هذا من العجب . فقالت : يا هذا لعله رزق مثلي فشكر ، وأنا رزقت مثله فصبرت ، والشكور والصبور من أهل الجنة ، أفلا أرضى بما قسم الله لي ؟ فأعجزني جوابها فمضيت وتركتها. ومما قيل:
كن من مدبرك الحکیم ¤ علا وجل على وجل
وارض القضاء فإنه ¤ حتم أجل وله أجل
Al-'Atabi menyebutkan: Bahwa pada suatu hari, ia berjalan di jalan besar kota Basrah, dan tiba² ia melihat seorang perempuan yang sangat cantik dan indah, perempuan itu sedang bermain dengan seorang laki² yang berumur tua, kasar, dan jelek. Ketika laki² itu berbicara dengan si perempuan, perempuan tersebut tertawa di hadapannya. Maka aku pun mendekati perempuan tersebut, dan bertanya kepadanya:
"Siapa orang ini bagi kamu..??"
"Dia adalah suamiku," jawabnya.
"Bagaimana engkau bisa sabar dengan kasar dan jeleknya suamimu, sementara engkau perempuan cantik dan indah..?? Ini termasuk keajaiban."
"Wahai engkau, semoga ia bersyukur memiliki istri seperti aku, dan aku bersabar memiliki suami seperti dia. Sementara syukur dan sabar itu termasuk ahli surga. Tidakkah aku ridha terhadap bagian yang diberikan Allah Swt kepadaku..??" jawab si perempuan.
Jawabannya membuatku tidak bisa berkata apa². Seketika itu juga, aku pergi dan meninggalkannya.
Sebuah syair berbunyi:
Jadilah terhadap Pengaturmu Yang Maha Bijak
Yang Maha Agung dan Maha Tinggi
Ridhalah terhadap qadha, sebab
Itu adalah keharusan yang mempunyai batas
📚[An-Nawadir. Hal. 176]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar