Oleh:[Ishadi al-Asyi]
HIKAYAH YANG KE-SERATUS DELAPAN PULUH ENAM: "RIDHA TERHADAP ALLAH SWT"
الحكاية السادسة والثمانون بعد المائة : في عدم ابتذال النعيم
(عجيبة) اشترى شقيق البلخي بطيخة لامرأته ، فوجدتها غير طيبة فغضبت ، فقال لها : على من تغضبين ؟ على البائع أو على المشتري أو على الزارع أو على الخالق ؟ فأما البائع فلو كان منه لكان أطيب شيء يرغب فيه ، وأما المشتري فلو كان منه لاشترى أحسن الأشياء ، وأما الزارع فلو كان منه لأنبت أحسن الأشياء ، فلم يبق إلا غضبك على الخالق ، فاتقي الله وارضي بقضائه ، فبكت وتابت ورضيت بما قضى الله تعالى ، والله الموفق .
Pada suatu ketika, Syaqiq al-Balkhi membeli semangka untuk istrinya. Setelah mencicipinya, ternyata semangka tersebut tidak enak, dan hal ini menyebabkan si istri marah. Si suami berkata kepadanya:
"Kepada siapa engkau marah..?? Penjual, atau pembeli, atau petani, atau Pencipta..?? Adapun penjual, sesuatu yang dijual olehnya adalah barang yang paling ia senangi. Adapun pembeli, sesuatu yang dibeli adalah barang yang terbaik. Adapun petani, sesuatu yang ditanam adalah tanaman yang paling baik. Maka tidak ada marahmu, kecuali kepada Tuhan. Bertakwalah kepada Allah Swt atas qadha’-Nya."
Mendengar ucapan itu, si istri menangis dan bertaubat. Dan ia ridha terhadap segala sesuatu yang diberikan Allah Swt.
📚[An-Nawadir. Hal. 167]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar