Oleh:[Ishadi al-Asyi]
NYANYIAN MERDU
الحكاية الحادية والثمانون بعد المائة : في الغناء مع حسن الصوت ، وفيها ظرائف لطائف
(عزيزة) روي في الحديث أنه ﷺ قال "أتدرون متى كان الحداء ؟ قالوا : لا بأبينا أنت وأمنا ، قال : إن أباكم مضر خرج في مال له ، فرأى غلاما له قد تفرقت عليه إبله ، فضربه على يده بالعصا فقعد الغلام بالوادي وهو يصيح "وایداه " فسمعت الإبل صوته فعطفت عليه ، فقال مضر : لو اشتق کلام مثل هذا لكان كلاما تجتمع عليه الإبل ، فاشتق الحداء" ذكره في المستطرف .
(قال أبو المنذر هشام) إن الثناء على ثلاثة أوجه : الأول النصب ، وهو غناء الفتيان والركبان . الثاني السناد ، وهو ثقيل الترجع الكثير النغمات . والثالث الهزج ، وهو الخفيف يبقر القلوب ويهيج الحليم ، وكان أصل الغناء و معدنه أمهات القرى المدينة والطائف وخيبر وفدك ووادي القرى ودومة الجندل واليمامة ، والله أعلم .
Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Nabi Muhammad ﷺ berkata: "Apakah kalian mengetahui kapan nyanyian untuk mengumpulkan unta dimulai..??"
"Tidak, wahai Rasulullah. Demi bapak kami, engkau lebih mengetahui daripada kami, dan kami percaya kepadamu."
"Sesungguhnya ayah kalian, Mudhar, pada suatu hari keluar mencari harta. Di tengah pencarian, ia melihat seorang anak laki² yang terpisah dari untanya. Maka Mudhar memukulkan tongkatnya ke tangan anak tersebut. Kemudian anak itu duduk di lembah dan menangis sambil berteriak²: "وايداه". Unta yang dicarinya itu mendengar jeritan tersebut, dan unta itu pun berbelok kepada dirinya. Setelah itu, Mudhar berkata: Seandainya kata² seperti ini sulit, niscaya itu adalah kata² yang bisa digunakan untuk mengumpulkan unta. Maka dari situlah nyanyian untuk memanggil unta dimulai." Ini disebutkan dalam kitab al-Mustathraf.
Abu al-Mundzir Hisyam berkata: "Sanjungan terbagi menjadi tiga: pertama, an-Nashab, yaitu: nyanyian anak² dan pengendara hewan. Kedua, as-Sanaad, yaitu: nyanyian berat yang banyak nadanya. Ketiga, al-Hazju, yaitu nyanyian ringan yang menyentuh hati dan membuat nangis orang yang berbelas. Awal mula dan sumber nyanyian adalah di pusat² kota, seperti Madinah, Thaif, Khaibar, Fidak, Wadil Qura, Dumatul Jandal, dan Yamamah." Wallaahu a'lam.
📚[An-Nawadir. Hal. 164]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar