Oleh:[Ishadi al-Asyi]
HIKAYAH YANG KE-SERATUS ENAM PULUH TUJUH: "SEBAB PENAMAAN JA'FAR ASH-SHAFIQ DINAMAKAN ASH-SHADIQ"
الحكاية السابعة والستون بعد المائة : في سبب تسمية جعفر الصادق صادقا
(ظريفة غريبة) ذكر أن جعفرا الصادق سمي صادقا لصدقه في مقاله ، وهو الذي وضع الجفر المشهور خلافا لمن نسبه لجده على الأعلى و كتب في جلد جعفر فنسب إليه ، وفيه ما تحتاج ذريته إليه إلى يوم القيامة ، وله كلام في الكيمياء وغيرها . ومن وصاياه لابنه مرسی الكاظم : يا بني من قنع بما قسم الله له استغنى ، ومن مد عينيه لما في أيدي الناس افتقر ، ومن لم يرض بما قسم الله في قضائه ، ومن کشف حجاب الناس انكشفت عورات بيته ، ومن سل سيف البغي قتل به ، و من احتفر لأخيه بئر اسقط فيها ، من داخل السفهاء حقر ، ومن خالط العلماء وقر ، ومن دخل مداخل السوء اتهم ، ومن استصغر زلة نفسه استعظم زلة غيره . وقال ابن شبرمة : دخلت أنا وأبو حنيفة على جعفر الصادق ، فقلت له : هذا رجل من فقهاء العراق ، فقال : لعله الذي يقيس الدين برأيه ، أهو النعمان بن ثابت ؟ وكنت لا أعرف اسمه فسكت أنا ، فقال أبو حنيفة : نعم هر أنا ذاك أصلحك الله ، فقال له : اتق الله ولا تقس الدين برأيك ، فإن أول من قاسه برأيه إبليس ، حيث قال : أنا خير منه ، فأخطأ في قياسه وضل ، ثم قال له : أتحسن أن تقيس رأسك من جسدك ؟ قال : لا ، ثم قال له : يا هذا أخبرني لم جعل الله الملوحة في العينين والمرارة في الأذنين والماء في الأنف والعذوبة في الشفتين ؟ فقال : لا أدري ، فقال جعفر : إن الله جعل ذلك منا على عباده ، لأن العينين شحمتان لو لم تملحا لذابتا ، والأذنين للهوام ، فلو لم تمررا أكلتهما ، والمنخرين لاستنشاق الريح الطيب والرديء فلو لا الماء فيهما لم يشما ، والشفتين للطعم فلولا العذوبة فيهما لما حصل الذوق بهما ، ثم قال له : يا هذا أخبرني عن كلمة أولها شرك آخرها إيمان ؟ فقال : لا أدري ، فقال : هي لا اله الا الله ، ثم قال له : أخبرني أي الأمرين أعظم ؟ قال : القتل أو الزنا ، فقال أبو حنيفة : القتل أعظم . فقال له : قبل الله في القتل شاهدين و لم يقبل في الزنا أقل من أربع ؟ فسكت . فقال له جعفر : أي الأمرين أفضل : الصوم أو الصلاة ؟ فقال أبو حنيفة : الصلاة ، فقال : فلماذا أوجب الله على الحائض قضاء الصوم وأسقط عنها قضاء الصلاة ؟ فسكت ، ثم قال : يا هذا اتق الله ولا تقل في الدين برأيك فإنا نقف غدا بين يدي الله ، ونقول قال الله وقال رسوله وتقول أنت وأصحابك شفنا ورأينا ويفعل الله بنا وبكم ما يشاء ، انتهى قولهما . وأقول : إنما طلب زيادة الشهود في الزنا لطلب الستر فيه ، وسقوط الصلاة عن الحائض لكثرتها وتكررها فناسب فيها التخفيف .
(فائدة) لم يثبت حنين الجذع وتسليم الحجر لأحد من الأنبياء غير نبينا محمد ﷺ . قال بعضهم فيه نظما ، وهو هذان البيتان .
وحن إليه الجذع شوقا ورقة • ورجع صوتا كالعشار ورددا
فبادره ضما فقرا لوقته • لكل امرئ من دهره ما تعودا
Disebutkan bahwa Ja'far ash-Shadiq dinamakan Shadiq karena kejujurannya dalam hal ucapan. Dialah orang yang meletakkan tulisan rahasia yang terkenal. Pendapat ini berbeda dengan yang mengaitkan nama Shadiq karena dihubungkan dengan kakeknya, Ali al-A'la. Ja'far pernah menulis sesuatu di sebuah kulit, kemudian hal itu dihubungkan dengannya. Dalam tulisan itu, terdapat pesan yang dibutuhkan oleh keturunannya hingga hari kiamat. Ia mempunyai pernyataan tentang kimia dan sejenisnya.
Di antara wasiat²nya kepada Musa al-Kazhim adalah:
"Wahai anakku, barang siapa qana'ah terhadap pemberian Allah Swt., maka ia menyangka Allah Swt akan menunaikan kebutuhannya. Barang siapa membuka hijabnya orang², maka kehormatan² rumahnya akan terbuka. Barang siapa menghunuskan pedang kepada perempuan penjaga diri, maka ia telah membunuhnya. Barang siapa menggali lubang untuk saudaranya, maka ia akan jatuh ke sana. Barang siapa masuk ke dalam kumpulan orang² bodoh, maka ia akan hina. Barang siapa berkumpul bersama ulama, maka ia akan mulia. Barang siapa masuk ke tempat² yang jelek, maka ia dituduh jelek. Barang siapa menganggap kecil hina dirinya, maka ia menganggap besar hina orang lain."
Ibnu Syibrimah berkata:
"Aku dan Abu Hanifah bertamu ke rumah Ja'far ash-Shadiq. Aku berkata kepadanya; "Ini adalah seorang laki² alim dari Irak."
"Barangkali ia yang mengukur agama dengan akalnya! Apakah ia Nu'man bin Tsabit..?? Aku tidak mengetahui namanya," timpal Ja'far ash-Shadiq.
Mendengar ucapan itu, aku hanya bisa diam.
Lalu Abu Hanifah berkata:
"Ya, aku orang yang Anda maksud. Semoga Allah Swt memberikan kebaikan kepadamu!"
"Bertakwalah kepada Allah Swt, dan jangan mengukur agama dengan akalmu! Sebab makhluk yang pertama kali mengukur agama dengan akal adalah iblis, sekiranya ia berkata: "Aku lebih baik daripada dia." Maka dia melakukan kesalahan melalui ukurannya itu. Ia telah tersesat."
Ja'far ash-Shadiq menambahkan, "Apakah engkau bisa mengukur dengan baik antara akalmu dengan jasadmu..??"
"Tidak!" jawab Abu Hanifah.
"Wahai engkau, beri tahu aku mengapa Allah Swt menciptakan asin pada dua mata, dan pahit pada dua telinga..?? Mengapa hidung berair dan rasa tawar pada dua bibir..??"
"Aku tidak tahu," jawab Abu Hanifah.
"Sesungguhnya Allah Swt menjadikan itu sebagai pemberian kepada hamba-Nya. Dua mata adalah dua lemak, seandainya tidak asin, niscaya akan rusak. Dua telinga sering dimasuki oleh hewan kecil, seandainya tidak pahit rasanya, niscaya akan menyakitinya. Dua lubang hidung menghirup udara yang bersih dan kotor, seandainya tidak berair niscaya tidak bisa mencium bau. Dua bibir untuk makan, seandainya tidak peka rasa, niscaya tidak akan ada kenikmatan padanya," jelas Ja'far ash-Shadiq.
"Wahai engkau, beri tahu aku sebuah kalimat, yang awalnya adalah syirik dan akhirnya adalah iman..??" lanjut Ja'far.
"Aku tidak tahu!" Jawab Abu Hanifah.
"Kalimat itu adalah laa ilaaha illallaah."
"Beri tahu aku dua hal yang lebih besar dosanya..?? Pembunuhan atau zina." lanjut Ja'far.
"Pembunuhan lebih besar dosanya!" jawab Abu Hanifah.
"Dalam pembunuhan, Allah Swt menerima dua orang saksi, sedang dalam zina, Allah Swt tidak menerimanya kurang dari empat!" tegas Ja'far.
Abu Hanifah pun terdiam.
"Mana dua hal yang lebih utama, puasa atau shalat..??" tanya Ja'far.
"Shalat lebih utama."
"Kalau begitu, mengapa Allah Swt mewajibkan orang haidh mengqadha puasa, akan tetapi tidak pada shalat..??" ungkap Ja'far.
Abu Hanifah terdiam lagi.
"Wahai engkau, bertakwalah kepada Allah Swt, dan jangan berkata dengan akalmu dalam agama. Sebab kita akan berdiri di hadapan Allah Swt, dan kita akan berkata, Allah Swt berkata, "Rasul berkata, Engkau dan teman²mu berkata: menurut kami. Sesungguhnya Allah Swt melakukan sesuatu kepada kita dan kalian, sekehendak-Nya," jelas Ja'far.
Aku berkata: "Mencari saksi dalam zina adalah untuk mencari tutup di dalamnya. Gugurnya shalat bagi orang haidh, sebab banyaknya jumlah shalat dan keberulangannya. Maka keringanan menjadi sesuai."
➖➖➖➖➖
(Faedah) Condongnya pelepah kurma dan tunduknya batu tidak dimiliki oleh seorang nabi, kecuali Nabi Muhammad ﷺ.
Sebagian penyair bertutur:
Pelepah kurma condong kepadanya karena rindu dan santun
Ia mengembalikan suara seperti unta dan berulang kali
Maka seorang fakir segera mengumpulkannya
Untuk setiap orang dari masanya yang tidak terbiasa
📚[An-Nawadir. Hal. 150_152]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar