Rabu, 11 November 2020

428} Kajian 128 kitab an-Nawadir: "Kecerdasan dan kefasihan"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS DUA PULUH DELAPAN: "KECERDASAN DAN KEFASIHAN"


الحكاية الثامنة والعشرون بعد المائة : في الإدراك والفصاحة

حکی : أن رجلا من دهاة العرب يقال له شن ، قد حلف إنه لا يتزوج إلا بمن تلائمه و كان يجوب البلاد والقبائل في طلبها ، فصاحبه في بعض أسفاره رجل ، فلما طال عليهما السفر قال شن للرجل : أتحملني أم أحملك ؟ فقال له الرجل : يا جاهل أيحمل الراكب الراكب ؟ فأمسك عنه ، فأتيا على زرع قد استوى ، فقال شن للرجل : أترى هذا الزرع أكل أم لا ؟ فقال : يا جاهل أما تراه باقيا في سنبله فأمسك عنه ثم استقبلتهما جنازة فقال شن : أترى صاحب هذه الجنازة حيا أم لا ؟ فقال الرجل : ما رأيت أجهل منك ، تراه يحمل إلى المقابر وهو حي . فلما وصل حلة الرجل صار به إلى منزله وكانت له بنت تسمى طبقة ، فأخذ أبوها يذكر لها حدیث شن ، فقالت : ما نطق إلا بالصواب وما استفهمك إلا بما يستفهم عن مثله ، أما قوله أتحملني أم أحملك ؟ فمراده أتحدثني أم أحدثك حتى نقطع الطريق ، وأما قوله عن الزرع أكل أم لا ، فمراده هل أصحابه استغلوا ثمنه أم لا ؟ وأما قوله في الجنازة فمراده هل خلف عقبا يحيا ذكره به أم لا ؟ فلما خرج الرجل إلى شن حدثه حديث ابنته وتفسيرها كلامه ، فرضيها حليلة له فخطبها من أبيها وتزوج بها وذهب بها إلى قومه وعلموا حالهما الدهاء ، فقالوا : وافق شن طبقة ، فصار مثلا ، والله أعلم .


Diceritakan: Seorang pemuda Arab cerdas bernama Syannun bersumpah tidak akan menikah kecuali dengan perempuan yang sesuai dengannya. Maka ia pun berkunjung ke berbagai daerah dan kabilah untuk menemukan calon pendampingnya tersebut. Dalam perjalanan, ia ditemani oleh seorang laki². Tatkala perjalanan telah mencapai jarak tempuh yang jauh, Syannun berkata kepada kawannya: "Engkau menggendong aku atau aku menggendongmu..??"

Mendengar pertanyaan seperti itu, temannya berkata: "Wahai si bodoh, apakah mungkin seorang pengendara naik di atas pengendara..??

Syannun pun diam, lalu mereka berdua mendatangi sebatang pohon yang telah berbuah matang.

"Bagaimana pendapatmu tentang pohon ini, makan atau tidak..??" tanya Syannun.

"Wahai si bodoh, tidakkah engkau melihat buahnya masih berada di atas dahan," ungkap kawannya.

Syannun hanya terdiam saja mendengar jawaban kawannya.

Beberapa saat kemudian, mereka bertemu dengan jenazah.

"Apakah engkau mengetahui, pemilik jenazah ini hidup atau mati..??" tanya Syannun.

"Aku tidak pernah melihat seorang yang lebih bodoh dari kamu. Engkau melihat ia diusung ke kuburan, apakah ia hidup..??" ucap kawan Syannun.

Ketika tujuan mereka terpenuhi, si kawan itu kembali ke rumah. Ia mempunyai seorang putri bernama Thabaqah. la bercerita kepada anaknya tentang kisah Syannun.

Setelah cerita tersebut selesai diungkapkan, putrinya berkata:

"Apa yang dikatakan itu benar, Ayah. Hanya saja engkau tidak memahami apa yang ia pahami. Maksud dari kata²; "Engkau menggendong aku atau aku yang akan menggendongmu" adalah: apakah engkau akan bercerita kepadaku atau aku akan bercerita kepadamu hingga sampai tujuan. Sedangkan kata² tentang tanaman "makan atau tidak" maksudnya adalah: apakah pemiliknya menawarkan harga tinggi atau tidak. Dan kata² tentang "jenazah" maksudnya adalah: apakah jenazah mempunyai amal yang akan disebut² orang atau tidak."

Suatu saat, Ayah Thabaqah berkunjung ke rumah Syannun, ia bercerita tentang putrinya dan penjelasannya tentang kata² Syannun. Mendengar penjelasan itu, Syannun tertarik dengan putri kawannya tersebut.

Syannun melamar dan menikahinya. Setelah pernikahan, Syannun pulang ke rumah, dan tenarlah tentang kecerdasan mereka berdua.

"Syannun dan Thabaqah adalah pasangan yang sesuai dan serasi. Mereka sekufu," ucap banyak orang.

Wallaahu a'lam.

📚[An-Nawadir. Hal. 107]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...