Selasa, 03 November 2020

420} Kajian 120 kitab an-Nawadir: "Pembalasan dendam"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-SERATUS DUA PULUH: "PEMBALASAN DENDAM"


الحكاية العشرون بعد المائة : في الإنتقام ولو بعد حين

حکی عن وهب بن منبه ، أنه قال : كان عابد من عباد بني إسرائيل يعبد الله في صومعة على جانب نهر ، كان بقربه قصار يقصر الثياب ، فجاء فارس معه هميان فنزع ثيابه وهميانه واغتسل في النهر ، ثم لبس ثيابه ونسي هميانه وذهب ، فجاء صياد يصيد السمك بشبكة فرأى الهميان فأخذه و مضى ، ثم رجع الفارس فلم يجد هميانه ، فقال للقصار : نسيت همياني هنا ، فقال له : ما رأيته ، فسل الفارس سيفه وقتل القصار . فلما رأى العابد ذلك كاد أن يفتتن وقال : إلهي وسيدي ، يأخذ الصياد الهميان ويقتل القصار ، فلما جاء الليل ونام العابد أوحى الله إليه في منامه : أيها العابد الصالح لا تفتن ولا تدخل في علم ربك ، واعلم أن الفارس كان قتل أبا الصياد وأخذ ماله ، فالهميان من مال أبيه وأن القصار كانت صحيفته مملوءة بالحسنات وليس فيها إلا سيئة واحدة ، وكانت صحيفة الفارس مملوءة بالسيئات وليس فيها إلا حسنة واحدة ، فلما قتل القصار محيت سيئاته ومحيت حسنة الفارس ، وربك يفعل ما يشاء ويحكم ما يريد .


Diceritakan dari Wahab bin Munabbih, ia mengisahkan: Di negeri Bani Israil terdapat seorang hamba yang taat menyembah Allah Swt, di tempatnya yang berada di samping sungai. Di tempat itu terdapat seseorang yang berprofesi sebagai tukang cuci.

Suatu hari, seorang penunggang kuda yang memakai sabuk (ikat pinggang) penyimpan uang datang. Lalu ia melepaskan pakaian dan sabuknya untuk mandi di sungai. Setelah mandi ia memakai kembali pakaiannya, tetapi ia lupa dengan sabuknya. Lantas ia pergi begitu saja.

Beberapa saat setelah itu, seorang nelayan datang mencari ikan dengan jala. Di tengah menangkap ikan, ia melihat sebuah sabuk. Kemudian ia mengambilnya dan membawanya pulang.

Tidak lama kemudian, penunggang kuda mencari sabuknya, akan tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia bertanya kepada tukang cuci yang sedang berada di pinggir sungai: "Aku lupa dengan sabukku di sini."

"Aku tidak melihatnya sama sekali," jawab tukang cuci.

Kemudian penunggang kuda itu menghunuskan pedang kepada tukang cuci itu, dan membunuhnya.

Tatkala hamba shalih melihat itu, hampir saja ia terkena fitnah, dan berkata: "Tuhanku, Junjunganku, nelayan itulah yang mengambil sabuk. Akan tetapi tukang cuci itu malah yang dibunuh."

Tatkala malam tiba, hamba shalih tidur. Dalam tidurnya, ia bermimpi:

"Wahai hamba shalih, jangan terkena fitnah, dan jangan masuk ke dalam ilmu Tuhanmu. Ketahuilah bahwa penunggang kuda itu membunuh ayah nelayan dan mengambil hartanya, maka sabuk tersebut menjadi harta ayahnya. Dan catatan tukang cuci itu (ayah nelayan) penuh dengan kebaikan, kecuali hanya satu kesalahan. Sementara catatan penunggang kuda dipenuhi dengan kejelekan, dan hanya mempunyai satu kebaikan. Ketika penunggang kuda membunuh tukang cuci, maka terhapuslah kejelekannya, dan pada akhirnya semua kebaikan penunggang kuda terhapus. Tuhanmu melakukan sesuatu yang dikehendaki dan menghukumi sesuatu yang dikehendaki pula."

📚[An-Nawadir. Hal. 100]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...