Oleh:[Ishadi al-Asyi]
HIKAYAH YANG KE-SEMBILAN PULUH LIMA: "TENTANG JAHAN DAN TASHRIF NAMANYA"
الحكاية الخامسة والتسعون : فيما وقع لجحا والتصرف في اسمه
حكي عن حمزة الميداني ، أنه قال : جحا كان رجلا أحمق ، ومن حمقه أنه كان يحفر في صحراء فمر به رجل فقال له : لماذا تحفر ؟ فقال : دفنت دراهم ولم أهتد إلى مكانه ، فقيل له : أكنت علمت عليها علامة ؟ فقال : قد فعلت ، فقال له : ما العلامة التي علمت بها ؟ فقال : سحابة كانت تظلني وقت دفنها ، فضحك وذهب وتر که ومن حمقه أنه خرج من دهلیز داره بغلس فعثر بقتيل فيه فألقاه فى بئر هناك ، فعلم أبوه به فأخرجه ودفنه ، ثم خنق كبشا وألقاه في البئر ، ثم إن أهل القتيل خرجوا يطوفون في سكك الكوفة يبحثون هناك فرآهم جحا ، فقال : القتيل في بئر دارنا ، فجاءوا إلى دارهم وأنزلوه في البئر ليخرجه لهم ، فلما نزل ناداهم : يا أهل القتيل ، هل لقتيلكم قرون فضحكوا منه وذهنوا . ومن حمقه أن أبا مسلم الخولاني أرسل رجلا اسمه يقطين يدعو جحا ليحضر إليه فجاء ، فلما دخل لم يلق في المجلس غير أبي مسلم ويقطين ، فقال : يا يقطين أيكما أبو مسلم الخولاني ؟ واعلم أن جحا اسم لا ينصرف معدول عن جاح مثل عمر وعامر ، يقال : جحا يجحو جحوا ، والله أعلم .
Diceritakan dari Hamzah al-Maidani, ia berkata:
"Jahan adalah seorang yang sangat bodoh. Di antara kebodohannya adalah bahwa suatu hari ia menggali lubang di padang pasir. Kemudian seorang laki² lewat di sampingnya dan bertanya: "Mengapa engkau menggali lubang di sini..??" la menjawab: "Aku menyimpan beberapa dirham, akan tetapi aku belum menemukannya." Laki² itu bertanya lagi: "Apakah engkau membuat tanda..??" Jahan menjawab: "Ya, aku membuatnya." Laki² itu kembali bertanya: "Apa tandanya..?? Jahan menjawab: "Awan yang menaungiku pada saat aku menyembunyikannya." Laki² itu pun langsung tertawa, dan pergi meninggalkan jahan.
Peristiwa bodoh lainnya yang dilakukan oleh Jahan adalah suatu hari, pada pagi yang masih gelap, ia keluar dari rumahnya melalui salah satu pintu. Tanpa sengaja ia menendang tubuh mayat di pintu rumahnya. Tanpa berpikir panjang ia pun membuangnya ke dalam sumur. Kemudian ayahnya mengetahui apa yang dilakukan anaknya. Maka sang ayah mengeluarkan, dan menguburkan mayat tersebut.
Setelah itu Jahan menangkap kambing, lalu melemparkannya ke dalam sumur yang sama. Setelah itu, keluarga korban berusaha mencari saudaranya di lorong² kota, tetapi tidak menemukannya. Di tengah pencarian, mereka bertemu dengan Jahan yang menyapa duluan. "Saudara kalian yang terbunuh berada di dalam sumur kami," ucap Jahan.
Kemudian mereka datang ke rumah Jahan, dan salah seorang di antara keluarga mayat itu turun ke sumur untuk mengambil mayat saudaranya. Ketika ia turun, Jahan bertanya: “Wahai keluarga yang tertimpa musibah, apakah saudara kalian yang meninggal itu mempunyai tanduk..??"
Mereka pun tertawa mendengar ucapan Jahan tersebut, dan mereka memahaminya.
Di antara sikap bodoh Jahan yang lain adalah bahwa Abu Muslim al-Khaulani mengutus seorang laki², yakni "Yaqthin" supaya memanggil Jahan agar datang menemuinya. Ketika Jahan sampai, ia tidak menemukan dalam majlis kecuali Abu muslim dan Yaqthin.
"Wahai Yaqthin, mana di antara kalian yang bernama Abu Muslim al-Khaulani..??"
Ketahuilah bahwa Jahan adalah isim yang tidak bisa ditashrif dari kata Jahin, seperti 'Umar dan 'Amir. Dikatakan: Jaha yajuhu jahwan. Wallaahu a'lam.
📚[An-Nawadir. Hal. 81_82]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar