Oleh:[Ishadi al-Asyi]
HIKAYAH YANG KE-SEMBILAN PULUH SATU: "SALAH ALAMAT DALAM MELAKUKAN KEBAIKAN DAN MENDAMAIKAN MUSUH"
الحكاية الحادية والتسعون : في اصطناع المعروف مع غير أهله ومسالمة العدو
حكي : أن رجلا من أهل الدين والصلاح خرج يوما يتصيد وإذا حية في غاية الوجل . فقالت له : أجرنی یا هذا أجارك الله من عدو خلفي يريد قتلی ، فأراد أن يسترها بردائه . فقالت له : يراني عدوي ، فقال لها : فماذا أصنع ؟ فقالت : إن أردت اصطناع المعروف فافتح في فمك لأدخل في جوفك . فقال لها : أخشى منك ، فعاهدته أنها لا تؤذيه وأخبرته أنها من أمة محمد ﷺ ففتح فاه فانسابت في جوفه ، فمر به رجل معه صمصامة ، فسأل عنها ؟ فقال : لم أرها ، ثم استغفر الله من قوله "لم أرها" مائة مرة ، فأخرجت رأسها تنظر إلى عدوها فأخبرها أنه مضى ودعاها للخروج ، فقالت : الآن يا هذا ، اختر لنفسك إحدى موتتين ؛ إما أفتت كبدك وإما أثقب فؤادك . فقال ها : سبحان الله ، أين العهد الذي بيننا ؟ فقالت : مارأيت أحمق منك أنسيت عداوتي لأبيك آدم وأني أخرجته من الجنة ؟ وما حملك على اصطناع المعروف مع غير أهله ؟ فقال لها : إن كان ولابد من قتلى فدعيني حتى أصنع لنفسی موضعا عند هذا الجبل ، فقالت : شأنك وما تريد ، فرفع طرفه إلى السماء وقال يا لطيف الطف بى بلطفك الخفي ، يا لطيف يا قدير ، أسألك بالقدرة التي استويت بها على العرش فلم يعلم العرش أين مستقرك ، یاحکیم یا علیم یاعلي يا ياعظيم ياحي ياقيوم يا الله ، إلا ما كفيتني هذه الحية ، ثم مشى إلى جهة الجبل . قال : فعارضی شیخ صبيح الوجه طيب الرائحة نقي الثياب وأعطاني ورقة خضراء ، وقال لي : كل هذه الورقة ، فأكلتها فنزلت الحية قطعا قطعا وسكن جزعی . فقلت له من أنت أيها الرجل الذي من الله بك علي ؟ فقال لي : إنك لما دعوت الله بهذا الدعاء ضجت ملائكة السموات السبع إلى الله عز وجل ، فقال الله تعالى : وعزتي وجلالي رأيت كل ما فعلت الحية بعبدي ، و أمرني أن أذهب إلى الجنة وآخذ ورقة من شجرة طوبى وألحقك بها ، وأنا يقال لي المعروف ومقري في السموات وعليك باصطناع المعروف فإنه يقي مصارع السوء ، وإن ضيعه المصطنع إليه لم يضع عند الله تعالى ، والله أعلم
Diceritakan: Bahwasanya pada suatu hari seorang laki² yang taat dalam agama dan kebaikan pergi keluar berburu, dan tiba² di tengah perjalanan ia bertemu dengan seekor ular yang sangat ketakutan.
"Lindungilah aku dari musuh di belakangku yang hendak membunuhku wahai Tuan, maka Allah Swt akan melindungimu," kata ular tersebut.
Si laki² itu hendak menutup ular dengan selendangnya. Namun ular berkata: "Musuhku masih bisa melihatku."
"Lalu apa yang harus aku perbuat..??" tanya si pemburu.
"Apabila engkau hendak melakukan kebaikan, bukalah mulutmu. Aku akan masuk ke dalam perutmu," kata ular.
"Aku tidak berani," kata si pemburu.
Untuk meyakinkan si pemburu, ular itu berjanji tidak akan menyakitinya dan juga menceritakan bahwa ia termasuk umat Nabi Muhammad ﷺ. Si pemburu pun yakin kepada ular itu.
Si pemburu itu membuka mulut hingga ular masuk ke dalam perutnya. Beberapa saat kemudian, seorang laki² yang membawa parang lewat. Ia bertanya kepada si pemburu tentang keberadaan ular?
Si pemburu menjawab bahwa ia tidak mengetahuinya. Lalu si pemburu beristighfar seratus kali karena ucapan bohongnya kepada orang itu.
Setelah pencari ular itu pergi, ular mengeluarkan mulutnya melihat musuhnya. Si pemburu memberi tahu bahwa pencari ular telah pergi, dan ia memerintahkan ular keluar dari perutnya. Akan tetapi keadaan menjadi berbeda.
"Wahai pemburu, pilihlah untuk diri kamu sendiri dua kematian; aku menghancurkan limpamu atau aku melubangi hatimu..??" ancam ular.
"Subhanallah. Di mana janji yang engkau ucapkan..??" kata si pemburu.
"Aku belum pernah melihat seorang yang lebih bodoh dari kamu. Apakah engkau melupakan permusuhanku dengan ayahmu, ketika aku mengeluarkannya dari surga..?? Apa yang mendorongmu melakukan kebaikan kepada makhluk yang tidak ahlinya..??" ungkap ular.
"Apabila engkau harus membunuhku, maka berikan aku waktu sejenak untuk membuat lubang di sebelah gunung ini untukku," kata si pemburu yang ketakutan.
"Terserah kamu," jawab si ular.
Selanjutnya si pemburu mengangkat tangannya ke langit dan berkata: "Wahai Dzat Pengasih, kasihanilah aku dengan sifat Kasih-Mu yang lembut. Wahai Dzat Pengasih dan Kuasa, aku meminta kepada-Mu dengan kekuatan-Mu yang menjadikan Engkau bersemayam di 'Arsy, maka Arsy tidak mengetahui di mana tempat tinggal-Mu. Wahai Dzat Maha Bijaksana, Maha Mengetahui, Maha Tinggi, Maha Agung, Maha Hidup, dan Maha Berdiri. Ya Allah, selamatkanlah aku dari ular ini!" pinta si pemburu.
Si pemburu itu pun pergi ke arah gunung. Pada saat perjalanan, tiba² seorang tua yang bercahaya wajahnya, berbau harum, dan bersih pakaiannya datang kepada si pemburu dan memberikan daun hijau.
"Makanlah daun ini!" ucap orang tua kepada si pemburu.
Si pemburu itu memakan daun yang diberikan orang tua tersebut. Dan mendadak ular itu mati sepotong² hingga perasaan si pemburu menjadi tenang.
"Siapa kamu yang telah diutus Allah Swt kepadaku wahai orang tua..??" tanya si pemburu.
"Tatkala engkau berdoa kepada Allah Swt dengan doa itu, malaikat tujuh langit mengadu kepada-Nya. Kemudian Allah Swt berkata: "Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, aku melihat segala sesuatu yang dilakukan ular terhadap hamba-Ku.'
Akhirnya Allah Swt memerintahkan aku mengusir ular itu dari perutmu. Aku mengambil daun dari pohon Tuba dan memberikan itu padamu, namaku adalah Al-Ma'ruf, dan tempatku di langit. Engkau harus melakukan kebaikan, sebab itu menjaga dirimu dari serangan² kejelekan. Dan bahwa, lewatnya perbuatan yang dilakukan hamba tidak akan pernah hilang di mata Allah Swt."
Wallaahu a'lam.
📚[An-Nawadir. Hal. 79_80]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar