Sabtu, 24 Oktober 2020

375} Kajian 75 kitab an-Nawadir: "Keutamaan hari 'Asyura"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]


HIKAYAH YANG KE-TUJUH PULUH LIMA: "KEUTAMAAN HARI 'ASYURA"


الحكاية الخامسة والسبعون : في فضل يوم عاشوراء

حكي : أن فقيرا جاء إلى قاض يوم عاشوراء وقال له : أعز الله القاضي ، إني رجل فقير وذو عيال وقد جئتك مستشفقا بهذا اليوم أن تعطيني عشرة أمنان خبز وعشرة أمنان لحم ودرهمين لأشبع أطفالي في هذا اليوم ، ولك الجزاء من الله ، فوعده إلى الظهر ، فلما جاء الظهر عاد إليه فوعده إلى العصر ، فلما جاء العصر عاد إليه وأولاده في منزله ذابت أكبادهم من الجوع فوعده إلى المغرب ، فعاد إليه عند المغرب فقال له : ما عندي شيئ أعطيکه ، فرجع الفقير منکسر القلب باكي العين خائفا من أطفاله كيف جوابه هم ؟ فمر وهو يبكي بنصرانی جالس على بابه فرآه باكيا . فقال له : ما بكاؤك يا هذا ؟ فقال له : لا تسأل عن حالي . فقال له : سألتك بالله أن تعلمنى بحالك ، فأبره بحاله مع القاضي . فقال له النصرانی : ما هذا اليوم عندكم ؟ فقال له : هو يوم عاشوراء ووصفه ببعض بركاته فرق له النصراني وأعطاه أكثر مما ذكر من الخبز واللحم وأعطاه عشرين درهما فوق الدرهمين ، فقال له : خذ هذا و هو لك ولعيالك على في كل شهر إكراما لهذا اليوم الذى عظمه الله تعالى ، فذهب به الفقير لأطفاله فرحا مسرورا ، فلما رآه أطفاله فرحوا فرحا شديدا ، ثم نادوا بأعلى أصواتهم : اللهم من أدخل علينا السرور فأدخل عليه الفرح عاجلا ، فلما كان الليل ونام القاضي سمع هاتفا يقول له : ارفع رأسك فرفعها فإذا هو ينظر قصرین مبنيين لبنة من ذهب ولبنة من فضة . فقال : إلهي لمن هذان القصران ؟ فأجيب بأنهما كانا لك لو قضيت حاجة الفقير فلما رددته صار لفلان النصرانی ، فانتبه القاضی مرعوبا ينادي بالويل والثبور ، ثم سار إلى النصراني وقال له : مافعلت البارحة من الخير ؟ فقال له : ولماذا سؤالك ؟ فأخبره بما رأى ، ثم قال : بعني هذا الجميل الذي فعلته البارحة مع الفقير بمائة الف درهم ، فقال له النصراني : إني لا أبيع ذلك . ملء الأرض ذهبا ولكن أشهدك يا قاضى أني أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، فختم الله له بالحسنى وزيادة ، وأماته على كلمة الشهادة ، فرحم الله ثراه وجعل الجنة مأواه .


Diceritakan: Suatu ketika, seorang fakir datang kepada hakim pada hari 'Asyura sambil berkata:

"Semoga Allah memuliakan hakim. Sesungguhnya aku hanyalah seorang fakir yang mempunyai keluarga, datang kepadamu berharap belas-kasihan darimu untuk memberi aku sepuluh kilo roti, daging, dan dua dirham. Itu semua aku berikan kepada anak²ku pada hari ini. Aku yakin Allah akan memberikan balasan setimpal kepadamu."

Dari pengaduan tersebut, hakim berjanji kepada si fakir akan memberikan permintaannya pada waktu dhuhur. Tatkala dhuhur datang, si fakir kembali kepada hakim menagih janjinya. Akan tetapi hakim malah menunda pemberian tersebut pada waktu 'ashar. Ketika ashar tiba, si fakir kembali menemui hakim. Sementara itu anak² si fakir di rumah dalam keadaan amat memprihatinkan, mereka kelaparan. Namun masih seperti sebelumnya, hakim hanya berjanji bahwa pemberiannya akan diserahkan pada waktu maghrib.

Ketika maghrib datang, dengan penuh harap si fakir pergi lagi menemui hakim. Sesampainya di sana, si fakir mendapat pernyataan yang kurang menyenangkan dari hakim; "Aku tidak mempunyai apa² yang bisa aku berikan kepadamu."

Kemudian si fakir kembali ke rumah dengan hati hancur, menangis sebab kecewa, dan takut bagaimana memberikan jawaban kepada anak²nya nanti. Dalam perjalanan pulang, ia bertemu dengan seorang Nasrani yang duduk di depan pintu rumahnya. Melihat seorang asing menangis, si Nasrani menyapanya:

"Apa yang menyebabkan engkau menangis..??"

"Jangan bertanya tentang keadaanku," sergah si fakir.

"Aku bertanya kepada kamu dengan nama Allah tentang keadaanmu," timpal si Nasrani.

Kemudian si fakir menceritakan peristiwa yang dialaminya bersama seorang hakim.

"Menurut agamamu, ini hari apa..??" tanya si Nasrani.

"Ini adalah hari 'Asyura," jawab si fakir.

Si fakir juga menjelaskan beberapa keistimewaan hari tersebut. Keterangan yang disampaikan si fakir itu membuat hati si Nasrani terketuk. Sehingga si Nasrani memberikan sesuatu kepada si fakir lebih dari yang diminta, yaitu berupa roti, daging, dan sekaligus dua puluh dirham, lebih dari dua dirham.

"Ambillah ini, Kamu dan keluargamu menjadi tanggung jawabku setiap bulan, karena menghormati hari ini, hari yang diagungkan Allah," ucap si Nasrani.

Dengan riang dan bahagia, si fakir kembali ke rumah menemui anak²nya. Mereka turut senang melihat ayahnya pulang membawa makanan dan bekal.

"Ya Allah, berikanlah kebahagiaan dengan segera kepada orang yang memberikan kesenangan kepada kami," teriak anak² si fakir.

Ketika malam tiba, dan hakim telah tidur, terdengar sebuah suara:

"Angkatlah kepalamu!"

Setelah hakim mengangkat kepala, tiba² ia melihat dua gedung besar, satu bangunan terbuat dari emas dan bangunan lain terbuat dari perak. Ia pun takjub.

"Tuhanku, siapa yang mempunyai dua gedung megah ini..??" ucap sang hakim.

"Dua gedung itu menjadi milikmu, seandainya engkau memenuhi kebutuhan si miskin. Karena engkau menolaknya, maka dua gedung itu menjadi milik seorang Nasrani.

Setelah itu, hakim bangun dengan perasaan takut, sambil berteriak penuh penyesalan. Lalu ia pergi ke tempat si Nasrani.

"Kebaikan apa yang kamu lakukan semalam..??" tanya si hakim.

"Mengapa engkau bertanya demikian..??" tanya pula si Nasrani.

Hakim menjelaskan mimpi yang dialaminya.

"Juallah kebaikan yang engkau lakukan kepada si fakir semalam dengan seribu dirham..??" pinta sang hakim.

"Aku tidak akan menjualnya, meskipun dengan emas seisi bumi. Akan tetapi engkau menjadi saksiku bahwa aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya," tegas si Nasrani.

Oleh karena itu, Allah Swt mengakhirinya dengan tambahan kebaikan dan mencabut nyawanya dengan kalimat syahadat. Semoga Allah Swt merahmati kuburnya dan menjadikan surga sebagai tempat kembalinya.

📚[An-Nawadir. Hal. 66_67]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...