Jumat, 23 Oktober 2020

363} Kajian 63 kitab an-Nawadir: "Peristiwa yang terjadi pada Khidhir 'Alaihis salam"

 Oleh:[Ishadi al-Asyi]

HIKAYAH YANG KE-ENAM PULUH TIGA: "PERISTIWA YANG TERJADI PADA KHIDHIR 'ALAIHIS SALAM"


الحكاية الثالثة والستون : فيما وقع للخضر عليه السلام

حکی : أن الخضر عليه السلام كان جالسا على شاطىء البحر إذ جاءه سائل ، فقال له : أسألك بالله أن تعطيني شيئا ، فغشي عليه ، فلما أفاق قال له : لا أملك إلا نفسي وقد سألتني بحق الله فقد بذلت لك نفسي فبعها وانتفع بثمنها قال : فذهب به إلى السوق وباعه لرجل يقال له ساحم بن أرقم ، فذهب به إلى بيته وله بستان خلف بيته فدفع المرسة إليه وأمره أن ينحت من الجبل ويلقى في البستان ، وذلك الجبل فرسخ في فرسخ ثم غاب ساحم في حاجته فأقبل الخضر على النحت والإلقاء ، فلما رجع ساحم قال لأهله : هل أطعمتم الغلام ؟ فقالواله : أيما الغلام لا علم لنا به ، فرفع طعاما ودخل عليه فوجده قد فرغ من الجبل كله وهو قائم يصلي ، فتعجب وكاد أن يغشي عليه ، فسأله وقال له : أخبرني من أنت ؟ فقال له : عبد الله وعبدك ، فقال له : أسألك بحق الله تخبرني من أنت ؟ فغشي على الخضر ساعة ثم أفاق وقال له : أنا الخضر ، فغشي على ساحم ، فلما أفاق تاب واعتذر إلى ربه وقال : يا رب لا تؤاخذني بذلك ، فإني لم أعلم به ، فسجد الخضر ودعا الله وقال : بحقك صرت رقيقا وبحقك صرت عتيقا ، ثم استأذن في الرجوع فأذن له فرجع إلى ساحل البحر فرأى رجلا قائما على البحر يقول : يا رب خلص الخضر من الرق وتب عليه . فقال له الخضر : من أنت ؟ فقال أنا شادون ، فقال له الخضر : أنا الخضر ، فقال له : ياخضر طلبت الدنيا فأخذتها مسكنا لنفسك ، وذلك لأن الخضر له صومعة على ساحل البحر فإذا خرج إلى البرية عبد الله فيها فغرس في ذلك الموضع شجرة يعبد الله ظلها ، فنودي : یا خضر حين سجدت آثرت الدنيا على الآخرة ، فوعزتي وجلالي مالي في حبها رضا ، قال : يا شادون ادع الله حتى يقبل توبتي فدعا شادون فقبل الله توبته بدعاء شادون ، والله أعلم .


☆ نبذة : في فضل البكاء من خشية الله تعالى ☆

وفي الخبر : أن عبدا يؤتى به يوم القيامة فيحاسب فترجح سيئاته فيؤمر به إلى النار ، فتقول شعرة من عينيه : يا رب إن نبيك ﷺ قال : "من بكى من خشية الله حرم الله تلك العين على النار" فانزعنی من عينيه ثم ابعثه إلى النار ، فيقول لها الله : لم لم تستوهبيه مني ؟ فتقول : إني خشيت منك يا رب ، فيقول الله تعالى : قد أكرمته لأجلك ، اذهبوا به إلى الجنة .


Diceritakan: Pada suatu ketika, Khidhir 'Alaihis Salam sedang duduk di tepi pantai, tiba² didatangi oleh seseorang:

"Aku meminta kepada Allah Swt agar engkau memberikan aku sesuatu," kata orang itu. Mendengar ucapan itu, Tiba² Khidhir pingsan. Tatkala sadar, Khidhir berkata pada orang itu: "Aku tidak mempunyai apa² kecuali jiwaku ini. Sedangkan engkau memintaku dengan nama Allah Yang Maha Benar. Sungguh aku serahkan jiwaku kepadamu. Maka juallah aku dan ambil manfaat dari hasil penjualan tersebut."

Setelah itu si laki² tersebut pergi membawa Khidhir ke pasar, dan menjualnya kepada seseorang yang bernama Sahim bin Arqam. Kemudian Sahim bin Arqam membawa Khidhir ke rumahnya. Di belakang rumahnya terdapat sebidang taman. Ia memberikan tali kepada Khidhir dan memerintahkan budaknya itu (khidhir) agar melubangi gunung yang kemudian di lemparkan di taman tersebut. Jarak gunung dari rumahnya adalah sejauh satu farsakh. Kemudian Sahim bin Arqam pergi dari rumah untuk suatu keperluan. Khidhir pun siap untuk membuat lubang dan melemparkannya ke taman.

Ketika Sahim bin Arqam pulang ke rumah, ia bertanya kepada istrinya: “Apakah engkau sudah memberikan makanan kepadanya..??"

"Kepada siapa..??, Aku tidak mengetahui siapa pun," jawab si istri.

Maka Sahim bin Arqam bergegas mengambil makanan sendiri, dan masuk ke taman menemuinya. Di sana Sahim bin Arqam melihat pemandangan yang menakjubkan, ternyata Khidhir telah menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan ia sedang mengerjakan shalat.

Hampir saja Sahim bin Arqam dibuat pingsan oleh pemandangan tersebut.

"Beri tahu aku, siapa sebenarnya engkau..??," tanya Sahim bin Arqam.

"Aku adalah hamba Allah Swt, dan budakmu," jawab Khidhir.

"Aku meminta kepadamu dengan nama Allah al-Haq agar memberitahu kepadaku siapa kamu..??"

Khidhir pun pingsan beberapa saat mendengar pertanyaan tersebut. Setelah sadar, Khidhir berkata:

"Aku adalah Khidhir."

Tiba² Sahim bin Arqam pingsan. Ketika sadar, ia bertaubat kepada Allah Swt, dan meminta ampunan dariNya,

"Wahai Tuhanku, jangan Engkau bebankan dosa kepadaku sebab masalah ini. Aku tidak mengetahui ia sebelumnya."

Sementara itu, Khidhir sedang bersujud dan berdoa kepada Allah Swt: "Demi kebenaranMu, aku menjadi budak. Dan demi kebenaranMu, aku menjadi merdeka."

Setelah itu, Khidhir meminta izin kepada Sahim bin Arqam pergi dari rumahnya. Sahim bin Arqam pun memberikan izin kepadanya. Khidhir pergi menuju pinggir pantai. Di sana Khidhir melihat seseorang berdiri di atas laut dan berkata:

"Wahai Tuhanku, bebaskan Khidhir dari menjadi budak, dan ampunilah ia."

Mendengar ucapan itu, Khidhir berkata: "Siapa kamu..??"

"Aku adalah Syadun." ucap orang itu. "Aku adalah Khidhir," kata Khidhir.

"Wahai Khidhir, apakah engkau mencari dunia..??, Aku akan memberimu sebuah rumah untukmu," kata orang tersebut. Hal ini disampaikan, sebab ia tahu bahwa Khidhir mempunyai tempat ibadah yang terletak di pantai. Ketika keluar ke daratan, Khidhir menyembah Allah Swt di tempat tersebut. Maka di sana ada sebatang pohon yang ditanam agar Khidhir dapat berteduh di bawahnya. Kemudian sebuah suara datang memanggil:

"Wahai Khidhir, ketika engkau bersujud, engkau lebih mementingkan dunia daripada akhirat. Maka demi keagungan dan kemuliaanKu, Aku tidak ridha."

Setelah itu, Khidhir berkata: "Wahai Syadun, berdoalah kepada Allah Swt agar Dia menerima taubatku." Syadun pun berdoa hingga Allah Swt menerima taubatnya.

Wallaahu a'lam.


Sebuah Catatan; Keutamaan Menangis karena Takut kepada Allah Swt.


Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pada hari kiamat kelak, hamba akan dihisab. Apabila kejelekan²nya unggul, maka ia diperintahkan masuk ke dalam neraka. Namun tiba² selembar rambut matanya berkata: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Barang siapa menangis karena takut kepada Allah Swt, maka Allah Swt mengharamkan mata itu masuk neraka. Lepaskanlah aku dari matanya. Kemudian lemparkanlah ia kesana."

Allah Swt berkata: "Mengapa engkau tidak memberikan ia kepadaKu..??"

"Aku takut kepadaMu wahai Tuhanku," jawab rambut mata.

Allah Swt berkata: "Sungguh, Aku memuliakannya karenamu, dan sekarang pergilah ke surga bersamanya."

📚[An-Nawadir. Hal. 58_59]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...