PERTANYAAN:
Gimana klo ada orang tidak mengikuti salah satu imam madzhab dan langsung memahami makna al-Qur'an dan Hadits......?
JAWABAN:
Memahami makna al-Qur'an dan al-Hadits bagi seorang awam wajib bertanya dulu kepada yang lebih mengerti darinya (Ulama).
Tidak bisa difahami sendiri karena dikhawatirkan salah memahami apalagi tidak memiliki kemampuan dalam bahasa Arab.
Ilmu agama sebagaimana disampaikan Imam al Hafidz Abu Bakar al Khathib al Baghdadi:
الفقيه والمتفقه :
لا يؤخذ إلا من أفواه العلماء
(Ilmu agama) tidak dapat diambil kecuali dari lisan para Ulama."
Sayyidina Umar bin Khaththb radhiyallahu 'anhu berkata:
ألا إن الناس لم يزالوا بخير ما أتاهم العلم عن أكابرهم [رواه ابن عبد البر في جامع بيان العلم، ج ١/ ص ٦١٥]
Ketahuilah bahwa manusia tidak akan berhenti dalam kebaikan selama memberikan kepada mereka ilmu yang diambil dari para pembesar mereka.
Imam Ibnu Abdil Barr berkata:
[جامع بيان العلم، ج ٢/ ص ١١٣٢]:
ومما يستعان به على فهم الحديث ما ذكرناه من العون على كتاب الله عز وجل وهو العلم بلسان العرب ومواقع كلامها وسعة لغتها...
وكان عمر بن الخطاب رضي الله عنه يكتب إلى الآفاق أن يتعلموا السنة والفرائض واللحن ـ يعني النحو ـ كما يتعلم القرآن
Dan termasuk perkara yang dipinta pertolongannya untuk memahami hadits yang telah kami sebutkan sebagai penolong Kitabullah 'Azza wa Jalla adalah memiliki ilmu tentang lisan orang Arab, pokok² kalamnya, dan keluasan bahasanya...
Dan adalah Sayyidina Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu menulis ke segenap penjuru agar mereka mempelajari as Sunnah, ilmu Faraidh, dan al Lahn, yakni ilmu Nahwu sebagaimana mempelajari al Qur'an."
Imam asy Syafi'i rahimahullah berkata:
[الرسالة للإمام الشافعي، ص ٤٨_٤٩]:
وبهذه اللغة العربية لغة القرآن ولغة الدين يكتب الفكر وتكتب ثقافة الأمة أجمع فتتوحد الأمة وتستقل عن غيرها وتتبع كتاب ربها لا تتبع غيره
Dan dengan Bahasa Arab ini yang merupakan bahasa al-Qur'an dan bahasa Agama, maka pemikiran akan dicatat, budaya umat akan dicatat lebih terpadu sehingga menyatulah umat dan merdeka dari selainnya, dan kitab Rabb ummat (al-Qur'an) akan berkesinambungan, dan yang selainnya tidak akan berlanjut."
Selanjutnya Imam asy Syafi'i rahimahullah juga berkata:
[الرسالة للإمام الشافعي، ص ٥٠]:
إن القرآن نزل بلسان العرب دون غيره: لأنه لا يعلم من إيضاح جمل علم الكتاب أحد جهل سعة لسان العرب وكثرة وجوهه وجماع معانيه وتفرقها ومن علمه انتفت عنه الشبه التي دخلت على من جهل لسانها
Sesungguhnya al-Qur'an telah turun dengan lisan orang Arab bukan bahasa lainnya. Karena itu tidak akan mengetahui seorang pun penjelasan berbagai kalimat ilmu dalam al-Qur'an bagi yang bodoh (baca: masih awam) luasnya lisan orang Arab, betapa banyak segi²nya, kekomprehensifan makna²nya dan percabangan²nya.
Barang siapa mengetahui kalam Arab maka terhindar dari kesyubhatan (keragu-raguan) yang menimpa orang yang bodoh terhadap lisan bahasa Arab."
Inti dari perkataan Imam asy-Syafi'i adalah banyaknya terjadi kesalahan dan kesyubhatan dalam memahami nash² syar'iyyah karena disebabkan kebodohan (ketidaktahuan) atas bahasa dan lisan Arab.
Dan dalam Tafsir al-Baghawi, Imam al Baghawi meriwayatkan:
تفسير البغوي، ج ه/ ص ٩٢]:
وقَالَ الْقُتَيْبِيُّ: " لَا تتكلّم بِالْحَدْسِ وَالظَّنِّ " انتهى .
"Imam al Qutaibi berkata: "Janganlah engkau bicara dengan Perasaan dan Sangkaan."
Rasulullah ﷺ, pernah memarahi gara² suatu kumpulan didekatnya bertengkar sampai tinggi suaranya gegara suatu ayat al-Qur'an yang dibaca. Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
مَهْلًا يَا قَوْمِ بِهَذَا أُهْلِكَتْ الْأُمَمُ مِنْ قَبْلِكُمْ بِاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ وَضَرْبِهِمْ الْكُتُبَ بَعْضَهَا بِبَعْضٍ إِنَّ الْقُرْآنَ لَمْ يَنْزِلْ يُكَذِّبُ بَعْضُهُ بَعْضًا بَلْ يُصَدِّقُ بَعْضُهُ بَعْضًا فَمَا عَرَفْتُمْ مِنْهُ فَاعْمَلُوا بِهِ وَمَا جَهِلْتُمْ مِنْهُ فَرُدُّوهُ إِلَى عَالِمِهِ (مسند الإمام أحمد)
"Pelan² wahai kaum, seperti inilah umat² sebelum kalian binasa, dengan pertanyaan dan perselisihan mereka kepada para Nabi, serta dengan membenturkan antara kitab yang satu dengan yang lain. Sesungguhnya Al-Qur`an turun tidak untuk mendustakan antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi membenarkan antara yang satu dengan yang lainnya, apa yg kalian ketahui hendaklah diamalkan, dan apa yang kalian tidak ketahui hendaklah dikembalikan kepada orang yang lebih mengetahuinya."
Menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitami seorang mufti menyampaikan sesuatu tanpa dasar yang jelas apalagi tafsir mestilah diberi sangsi. Beliau berkata:
[الفتاوى الحديثية ط. دار الفكر ص ٦٢]:
وَأما إِذا كَانَ يتَصَرَّف فِيهِ بِرَأْيهِ أَو فهمه وَلَا أَهْلِيَّة فِيهِ لذَلِك بِأَن لم يُتْقن الْعُلُوم الْمُتَعَلّقَة بذلك فَإِنَّهُ يجب على أَئِمَّة الْمُسلمين وولاتهم وكلُّ من لَهُ قدرَة منعَه من ذَلِك وزجرَه عَن الْخَوْض فِيهِ، فإنْ لم يمْتَنع رفع إِلَى بعض قُضَاة الْمُسلمين ليعزِّره التَّعْزِير الشَّديد الْبَالِغ الزاجر لَهُ ولأمثاله من الجهَّال عَن الْخَوْض فِي مثل هَذِه الْأُمُور الصعبة لما يَتَرَتَّب على ذَلِك من الْمَفَاسِد والقبائح الْكَثِيرَة والشنيعة
“Apabila dia menyampaikan makna semata² dengan menggunakan olah pikir atau pemahamannya, sedangkan ia bukan pakar di bidang itu, bisa jadi karena ia tidak menguasai keilmuan yang berkaitan atas apa yang ia sampaikan, maka bagi para ulama, pemerintah dan semua orang yang mampu mencegahnya atau menghalaunya atas keterjerumusannya terhadap hal itu.
Apabila tidak berhasil, maka perlu dilaporkan kepada para qadhi² umat Islam (aparat di bidang itu) agar dihukum (ta’zir) dengan hukuman berat yang bisa membuat dia jera serta orang² bodoh agar tidak menyesatkan pada permasalahan yang rumit ini. Sebab efek kerusakan (mafsadah) dan keburukan² yang sangat banyak bisa timbul gara² mereka."
Syekh Muhammad Amin al Kurdi dalam Tanwirul Qulub:
[تنوير القلوب ص ٧٥]:
وَمَنْ لَمْ يُقَلِّدْ وَاحِدًا مِنْهُمْ وَقَالَ أَنَا أَعْمَلُ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ مُدَّعِيًا فَهْمَ اْلأَحْكَامِ مِنْهُمَا فَلاَ يُسْلَمُ لَهُ بَلْ هُوَ مُخْطِئٌ ضَالٌّ مُضِلٌّ سِيَّمَا فِيْ هَذَا الزَّمَانِ الَّذِيْ عَمَّ فِيْهِ الْفِسْقُ وَكَثُرَتْ فِيْهِ الدَّعْوَى الْبَاطِلَةُ لِأَنَّهُ اسْتَظْهَرَ عَلَى أَئِمَّةِ الدِّيْنِ وَهُوَ دُوْنَهُمْ فِي الْعِلْمِ وَالْعَدَالَةِ وَاْلإِطِّلاَعِ
“Barang siapa yang tidak mengikuti salah satu dari mereka (imam² madzhab) dan berkata, "Saya beramal berdasarkan Al-Quran dan hadits," dan mengaku telah mampu memahami hukum² Al-Quran dan hadits, maka orang tersebut tidak bisa diterima. Ia bahkan termasuk orang yang bersalah, sesat dan menyesatkan, terutama pada masa sekarang ini di mana kefasikan merajalela dan banyak tersebar dakwaan atau klaim² bathil. Pasalnya, ia ingin mengungguli para pemimpin agama padahal ia di bawah mereka dalam ilmu, amal, integritas, dan analisis,”
Dalam kategorinya bahasa Arab ini adalah ilmu Muqaddimat dalam memahami al-Qur'an, juga al-Hadits:
والمقدمات هي التي تجري مجرى الآلات كعلم اللغة والنحو، فإنهما آلة لعلم كتاب الله تعالى وسنة نبيه محمد صلى الله عليه وسلم، وليست اللغة والنحو من العلوم الشريفة في أنفسهما، ولكن يلزم الخوض فيهما بسبب الشرع إذ جاءت هذه الشريعة بلغة العرب، وكل شريعة بلغة، فيصير تعلم تلك اللغة آلة، ومن الآلات علم كتاب الخط
Dan ilmu al-Qur'an dan al-Hadits termasuk Mutammimat:
والمتممات هي في علم القرآن، فإنه ينقسم إلى ثلاثة أنواع: قسم يتعلق باللفظ كتعلم القرآن ومخارج الحروف. وقسم يتعلق بالمعنى كالتفسير، فإن اعتماده على النقل إذ اللغة بمجردها لا تستقل به. وقسم يتعلق بأحكام القرآن، كمعرفة الناسخ والمنسوخ والعام والخاص، والنص والظاهر، وكيفية استعمال البعض منه مع البعض هو العلم الذي يسمى أصول الفقه
وأما المتممات في الآثار والأخبار، فالعلم بالرجال وأسمائهم وأنسابهم، وأسماء الصحابة وصفاتهم والعلم بالعدالة في الرواة، والعلم بأحوالهم ليميز الضعيف عن القوي، والعلم بأعمارهم ليميز المرسل عن المسند
فهذه هي العلوم الشرعية، وكلها من فروض الكفايات
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram
PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...
-
Oleh:[Ishadi al-Asyi] HIKAYAH YANG KE-TIGA BELAS: {"KEUTAMAAN MALAM NISFU SYA'BAN"} الحكاية الثالثة عشرة : في فضل ليلة نصف...
-
11 HAL YANG MENYEBABKAN HATI KERAS DAN MEMBUAT LEMAH ومنها احد عشر شيئا تقسي القلوب وتورث النكد ، أحدها : لبس السراويل قائما . الثاني : الجل...
-
Oleh:[Ishadi al-Asyi] HIKAYAH YANG KE-LIMA PULUH TUJUH: {"KEUTAMAAN ILMU DAN MENCINTAI ORANG ALIM"} الحكاية السابعة والخمسون :...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar