Oleh:[Ishadi al-Asyi]
HIKAYAH YANG KE-SERATUS EMPAT PULUH SATU: "KARAMAH SEBAGIAN WALI"
الحكاية الحادية والأربعون بعد المائة : في كرامة بعض الأولياء
حکی : أنه دخل بعض الشيوخ الكبار رضى الله عنهم إلى تاجر من تجار الإسكندرية فرحب به وأكرم مجلسه ، فرأى الشيخ في إيوان يجلس فيه التاجر بساطين ثمينين من بلاد الروم على قدر الإيوان ، فطلبها من التاجر فصعب عليه ذلك ، وقال : يا سيدي أعطيك عنهما ما تريد . فامتنع الشيح وقال : ما أطلب شيئا غيرهما . فقال التاجر إن كان ولا بد فخذ أحدهما فأخذ الشيخ أحدهما وخرج به وكان للتاجر ابنان مسافران في بلاد الهند كل واحد منهما في مركب فبعد مدة وصل الخبر إلى أبيهما أن أحدهما غرق بمركبه وجميع ما فيه ، ووصل الآخر إلى أبيه سالما بعد مدة ، ولما وصل الولد إلى قرب الإسكندرية خرج أبوه إلى لقائه بظاهر البلد ، فرأى التاجر البساط الذي أخذه الشيخ بعينه محملا على بعض الجمال ، فسأله أبوه عن قصة البساط ومن أين هو ؟ فقال : يا أبت إن هذا البساط قصة عجيبة وآية عظيمة . فقال له أخبرني بذلك يا ولدي ، فقال له : سافرت أنا وأخي بريح طيبة من بلاد الهند كل منا في مركب ، فلما توسطنا البحر عصفت علينا الريح واشتد الأمر وانفتح المركبان واشتغل أهل كل مرکب مركبهم وسلم كل منهم أمره إلى الله تعالى ، فظهر لنا شيخ وبيده هذا البساط فسد به مركبنا ، فسرنا مع السلامة والمركب مسدود إلى بعض المراسی فحولنا ما في المركب وأصلحنا شأنه ، فقال له التاجر : يا بني أتعرف الشيخ إذا رأيته ؟ فقال : نعم ، فذهب به إلى الشيخ ، فلما رآه صرخ وصاح صيحة عظيمة وقال : يا أبت هو هذا والله وخر مغشيا عليه ، فجعل الشيخ يده عليه حتى أفاق وسكن روعه . فقال التاجر للشيخ : لم لا عرفتنی یا سیدی بحقيقة الأمر ، حتى كنت أدفع إليك البساطين ، أستغفر الله العظيم ، فقال الشيخ : هكذا أراد الله تعالی .
Diceritakan: Seorang syekh Radhiyallahu 'anh pernah mengunjungi salah seorang pedagang di kota Iskandariah, dan syekh tersebut mendapatkan sambutan dan penghormatan yang baik. Kemudian ia melihat tempat duduk pedagang tersebut, dua alas ruangannya tampak begitu mahal dari negeri Romawi.
Setelah itu, syekh memintanya kepada si pedagang, akan tetapi pedagang enggan memberikannya dan berkata:
"Wahai Tuanku, aku akan memberikan sekehendak engkau selain dua barang ini."
Syekh menolak tawaran pedagang, dan berkata:
"Aku tidak mencari apa pun selain kedua barangmu itu!"
"Apabila itu harus, maka ambillah salah satu dari keduanya," kata pedagang.
Kemudian syekh mengambil salah satu alas tersebut. Setelah itu, syekh pun berpamitan kepada si pedagang. Dan ternyata si pedagang tersebut mempunyai dua anak yang sedang pergi ke India. Masing² menggunakan kapal untuk perjalanan. Beberapa waktu kemudian, sebuah berita buruk sampai kepada si pedagang bahwa salah satu anaknya meninggal dunia karena tenggelam di lautan bersama barang bawaannya, sementara anak yang lain selamat sampai tujuan dan bertemu ayahnya setelah beberapa waktu.
Ketika anak itu mendekati kota Iskandariah, si ayah keluar hendak menyambutnya di ujung kota. Tiba² si ayah melihat bahwa anaknya membawa alas yang telah diambil oleh syekh darinya. Si ayah pun terkejut dan menanyakan itu dari mana asalnya..??
Si anak menjawab:
"Wahai ayah, alas ini mempunyai kisah yang sangat menakjubkan dan tanda² yang sangat agung.
"Beri tahu aku itu wahai anakku," Pinta sang ayah.
Si anak pun menceritakan kisahnya, bahwa:
"Perjalanan yang aku tempuh bersama adik dari India sangat menyenangkan, sebab anginnya cukup baik. Di tengah lautan, tiba² angin itu berubah kencang sekali, dan kami semua kebingungan. Bahkan angin itu memecahkan dua kapal kami. Semua penghuni kapal panik dan sibuk menyelamatkan diri mereka sendiri, lalu mereka menyerahkan semua urusan kepada Allah Swt. Tiba² tampak oleh kami seorang syekh yang membawa alas ini. Kemudian ia mengikat kapal kami dengan alas tersebut. Maka kami dapat selamat dengan kondisi kapal yang ditali oleh alas tersebut hingga sampai di pelabuhan. Setelah itu, ia memindahkan barang² yang diangkut oleh kapal dan melakukan itu kepada kami dengan baik."
Si ayah kemudian bertanya:
"Wahai anakku, apakah engkau mengenal syekh itu apabila engkau bertemu dengannya..??"
"Ya, aku mengenalnya."
Lalu ia mengajak anaknya menemui syekh. Ketika si anak melihat syekh, ia langsung berteriak keras dan berkata:
"Wahai ayahku, ini dia orangnya."
Setelah itu, ia langsung pingsan. Kemudian syekh memegang kepala si anak tersebut dan ia pun sadar kembali, beserta hatinya menjadi tenang.
Lalu si pedagang (ayah anak tersebut) bertanya kepada syekh:
"Mengapa engkau tidak memberi tahu aku yang sebenarnya wahai Tuan, sehingga aku memberimu dua alas itu sekaligus.
Astarghfirullahal 'azhim."
Syekh menjawab:
"Begitulah kehendak Allah Swt."
📚[An-Nawadir. Hal. 121_122]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar