Rabu, 02 September 2020

328} Kajian 28 kitab an-Nawadir: "Sabar dalam taat"

Oleh:[Ishadi al-Asyi]

HIKAYAH YANG KE-DUA PULUH DELAPAN: {"SABAR DALAM TAAT"}

الحكاية الثامنة والعشرون : في التجلد في الطاعة
حکی عن بعض الصالحين قال : كنت طائفا بالبيت وإذا رجل وهو يقول ماذا فعلت يا سيدي في أمر عبدك المحروم ؟ و كلما مررت عليه أسمعه يقول ذلك ، فلما فرغت من الطواف وفرغ من سجوده سألته عن ذلك ، فقال لي : اعلم أنا كنا في بلاد الروم نغير عليهم في قلاعهم فجمع صاحب جيشنا جمعا كثيرا وخرج إلى بلادهم فاختار صاحب الجيش منا عشرة فرسان وأنا منهم وبعثنا طليعة فأتينا مفازة فرأينا نحو الستين كافرا ، ثم نظرنا إلى مفازة أخرى فإذا نحو ستمائة أيضا ، فرجعنا إلى صاحب جيشنا فأخبرناه ، فبعث إليهما جيشا من المسلمين فأخذوهم جميعا ، فقال لنا صاحبنا : إنكم مبار کون فاخرجوا طليعة في الليل على العادة ، فخرجنا فوقعنا في ألف فارس فأخذونا جميعا أسرى ثم قدموا بنا إلى ملك الروم فأمر بحبسنا ، ثم بلغه أن المسلمين قتلوا أسراهم وفيهم ابن عم الملك ، فاغتم بذلك غما عظيما ثم أمر بقتلنا فعصبوا أعيننا ، فقال الواقف على رأس الملك : إن في عصب أعينهم تخفيفا عليهم ، فاكشف عن أعينهم لينظروا عذاب بعضهم فهو أشد عليهم ، فكشفوا عن أعيننا فنظرت إلى الواقف على رأس الملك وهو لابس الديباج مكللا بالذهب ، كان رجلا مسلما عندنا فارتد ولحق بدار الكفر فلم أقدر أن أكلمه ، ثم نظرنا إلى جهة السماء فرأينا عشر جوار ، مع كل واحدة منديل و طبق وفوقهم عشرة أبواب مفتحة من السماء ، فبدأ السياف في قتلنا واحدا بعد واحد ، فصار كلما قتل واحدا منا تنزل إليه جاريته فتأخذ روحه و تلفها في المنديل وتضعها على الطبق وتصعد بها من باب من تلك الأبواب ، وكنت أنا في آخرهم ، فلما انتهى الأمر إلي تقدمت جاريتي إلي لتفعل بروحي كما فعل أصحابها ، فلما أراد السياف قتلي قال الواقف على رأس الملك : أيها الملك ؛ إذا قتلتهم جميعا فمن يخبر المسلمين بقتلهم ؟ فاترك هذا ليخبر المسلمين ، فتركني من القتل فولت الجارية عنى وهی تقول : محروم محروم ، فلذلك أتضرع هنا وأقول : يا رب ماذا صنعت في أمر المحروم ؟ فقال لي : لا تيأس ، فضل الله تعالى كبير .

Diceritakan dari orang shaleh:
Pada suatu ketika aku sedang berthawaf di Baitullah, tiba² aku melihat seseorang laki² sedang bersujud, dan ia berkata:
"Apa yang Engkau lakukan wahai Tuhanku tentang urusan hambaMu yang terhalang ini..??."
Tatkala aku melewatinya, aku mendengarnya berkata demikian. Setelah aku selesai thawaf dan ia juga selesai sujud, aku bertanya perihal itu kepadanya. "Ketahuilah, beberapa waktu lalu kami berada di kota Romawi hendak mengubah benteng mereka. Panglima mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar, dan bersama mereka ia keluar ke negara Romawi. Lalu sang panglima memilih sepuluh orang penunggang kuda, dan aku termasuk bagian dari mereka. Kami mengutus seorang pengintai mendekati padang sahara yang tandus, dan di sana kami melihat sekitar enam puluh orang kafir. Kemudian kami melihat gurun lain, ternyata di sana kami juga melihat pasukan kafir sebanyak enam ratus orang. "Maka kami kembali kepada panglima, memberi tahu keadaan gurun itu. Ia memutuskan mengirim beberapa pasukan untuk dua kumpulan pasukan kafır tersebut. Namun ternyata mereka menahan pasukan muslim semuanya. Dalam situasi seperti ini, sang panglima berkata:
"Kalian pasukan yang diberkahi, keluarkanlah seorang pengintai setiap malam hari, kemudian kami pun keluar memenuhi perintah sang panglima hingga berada di antara seribu pasukan penunggang kuda. Mereka yang mengetahui keberadaan kami langsung menahan, dan membawa kami kepada raja Romawi. Raja memerintahkan pasukan pengawal memenjarakan kami di sana. Sementara itu pada saat yang sama, raja mendengar berita bahwa orang² Islam membunuh tahanan mereka, dan salah seorang dari mereka adalah anak paman raja Romawi itu. Pada ketika itu raja sedih, lalu melampiaskan kesedihannya dengan menurunkan perintah pembunuhan terhadap kami. Mereka pun menutup mata² kami.
"Hanya saja pada waktu itu, penasehat kerajaan menyampaikan suatu keberatan bahwa penutupan mata justru meringankan pelaksanaan hukuman ini, dan ia meminta raja membuka tutup mata sehingga kami bisa melihat siksa yang ditimpakan kepada yang lain, dan ini lebih memberatkan. Permintaan penasehat ini diterima oleh raja. Maka penutup mata pun dilepas.
Aku melihat jelas penasihat raja memakai sutra bermahkota emas, dulu ia seorang muslim yang tinggal bersama kami, lalu ia murtad dan pergi ke negara orang kafir. Aku tidak kuasa berbicara dengannya.
Kemudian kami memandang ke arah langit dan melihat di sana ada sepuluh gadis cantik (selir), dan masing² dari mereka membawa tempayan besar dan talam. Di atas gadis² cantik tersebut terdapat sepuluh pintu yang dibuka dari arah langit.
Kemudian algojo memulai membunuh kami satu per satu. Tatkala salah satu dari kami dibunuh, gadis cantik itu turun dari tempatnya mengambil ruh teman kami, lalu menutupnya ke dalam tempayan dan meletakkannya di atas talam. Kemudian si gadis cantik (selir) membawa naik ruh tersebut dari salah satu pintu yang ada. Sementara itu, aku berada pada giliran terakhir dari eksekusi ini, dan ketika sampai giliran aku, salah seorang gadis cantik itu datang kepadaku untuk mengambil ruh aku seperti yang dilakukan terhadap kawan² aku.
Ketika si algojo hendak membunuhku, penasihat kerajaan berkata:
"Wahai raja, apabila engkau membunuh mereka semua, siapa yang akan memberitahukan kabar kematian mereka kepada orang² Islam lain..??"
"Tinggalkan orang ini agar memberitahukan perihal terbunuhnya kawan² mereka di sini," perintah raja.
"Mereka membiarkan aku dari pembunuhan. Kemudian seorang gadis cantik tadi berpaling dariku dan berkata:
"Nasib buruk, Nasib buruk," Oleh sebab itu, aku memohon dengan sungguh² di sini:
"Wahai Tuhanku, apa yang Engkau lakukan tentang nasib buruk ini..??" tanyaku.
Lalu Allah Swt berfirman: "Janganlah engkau berputus asa, Keutamaan Allah Swt begitu besar."
📚[an-Nawadir. Hal. 31_32 ]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...