Selasa, 09 Juni 2020

212} Benarkah imam asy-Syaukani dan imam as-Shan'ani adalah syi'ah..??

PERTANYAAN:
Assalamualaikum,, mhon berikan tanggapan mengenai imam syaukani dan imam shan'ani. Benarkah mereka berdua itu dari golongan syiah?

JAWABAN:

Wa 'Alaikumus Salam

Tanggapan dan komentar saya tentang Imam Syaukani yang juga disinyalir berfaham Syiah Zaidiyah. Karangan beliaupun juga bnyak dijadikan rujukan yg salah satunya nailul authar. Beliau juga disinyalir berbau Syiah Zaidiyah dengan alasan beliau tumbuh dilingkungan zaidiyah serta belajar agama kpd para ulama Zaidiyah. Namun justru beliau berijtihad sendiri, tidak bertaqlid kepada madzhab² tertentu termasuk kepada Zaidiyah.

📚[Manhajul Imamis Syaukani Fil 'Aqidah. Hal 118, Maktabah Darul Qalam Wal Kitab]:

تبين مما سبق أن الشوكاني رحمه الله نشأ في بيئة زيدية ودرس وتفقه علي علمائها. وقد بلغ مرتبة من النبوغ وتفرق المبكرين جعلته يفتي وهو في العشرين من عمره ويترك التقليد و يجتهد رأيه اجتهادا مطلقا غير مقيد وهو قبل ثلاثين. أي أنه يلبث أن تخلي علي التقليد والتمذهب وتحلي بمنصب الإجتهاد و أصبح لا يتقيد بفرقة من الفرق أو مذهب من المذاهب بل اعتمد اعتمادا مباشرا علي الكتاب والسنة مجتهدا في فهم نصوصهما استنباط الأحكام الشرعية منها ولو خالف المذهب الزيدية أو المذاهب الأربعة كلها.

Kitab Nail Al-Authar dan Irsyad al-Fuhul merupakan kitab yang disusun oleh imam as-Syaukani. Nail al-Auhtar adalah kitab syarah hadis Ahkam kitab al Muntaqa al-Akhbar karya kakeknya imam Ibn Taimiyah. Sedangkan kitab Irsyad al-Fuhul merupakan salah satu kitab Ushul Fiqh. Sedangkan Subul as-Salam merupakan kitab yang dikarang oleh imam as-Shan’ani. Kitab tersebut merupakan salah satu diantara syarah hadis ahkam Bulugul Maram karya al-Hafidz Ibn Hajar al-Asqalani.

Ada tuduhan bahwa Imam Asy-Syaukani dan Imam As-San’ani adalah bermadzhab Syiah atau minimal dipengaruhi oleh Syiah, alasannya karena keduanya dibesarkan dalam tradisi dan milie intelektual Syiah. Tuduhan tersebut sebetulnya sangat lemah dan tidak berdasar. Semata² karena pernah bersentuhan dengan tradisi syiah bukan berarti dipastikan seorang syiah.

Dalam sebuah kitab yang berasal dari sebuah disertasi doktoral yaitu Manhaj al Imam asy-Syaukani fi al-Aqidah karya Dr. Abdullah Numsuk, membantah pendapat bahwa imam as-Syaukani sebagai Syiah. Alasannya, pertama, benar as-Syaukani pada awalnya hidup dan belajar dilingkungan Syiah, tapi bukan Syiah Isna Asyar tapi Syiah Zaidiyyah yang merupakan kelompok Syiah yang paling dekat dengan Ahlu Sunnah. Perbedaan mendasarnya hanya menggunggulkan sahabat Ali bin Abi Thalib dibanding ketiga Khalifah sebelumnya, yaitu Abu Bakar, Umar dan Usman. Tanpa mencari apalagi mengkafirkan sebagian besar sahabat, sebagaimana dilakukan oleh Syiah Mazhab Imamiyyah.

Kedua, asy-Syaukani bukan hanya belajar fiqih Zaidiyyah, tapi juga belajar pada ulama² Ahlu Sunnah. Sehingga tuduhan yang lemah jika menganggap beliau hanya berguru kepada ulama Zaidiyyah. Disamping itu, beliau dalam proses belajar tersebut mempunyai prinsip tidak taqlid terhadap madzhab apapun.
Ketiga, perkembangan selanjutnya beliau sampai kepada derajat mujtahid mutlaq yang lepas dari taqlid, sehingga menyusun kitab khusus terkait dengan kecaman terhadap taqlid. Begitu juga jika kita meneliti kitab lainnya semisal kitab Nail al-Authar, beliau melakukan tarjih dan berdiri sendiri tatkala berfatwa dan menentukan status hukum.
Keempat, bahkan imam as-Syaukani menyusun kitab khusus yaitu kitab as-Sail al-Jarar, sebagai kritik kritis ilmiah terhadap kitab al-Azhar yang menjadi rujukan utama Syiah Zaidiyah waktu itu.
Kelima, dalam beberapa kitabnya, terkadang as-Syaukani mengutip hadis-hadis dhaif terkait keutamaan Ali bin Abi Thalib. Namun, sebelum wafat, as-Syaukani menyusun kitab al-Fawaid al-Majmu’ah fi al-Ahadits al-Maudhu’ah. Dalam kitab tersebut, asy-Syaukani menjelaskan kelemahan² hadits² mengenai keutamaan sahabat Ali bin Abi Thalib tersebut. Ini membuktikan daya belajar dan perkembangan intelektualitas imam asy-Syaukani.
Keenam, dari segi 'aqidah, secara asas, sama dengan para imam ahlusunnah yang lain, kendatipun sedikit berbeda dalam furu’ namun masih dalam bingkai ahlu sunnah wal jamaah, bukan aqidah Syiah.

Begitu juga tuduhan yang dialamatkan kepada imam as-Shan’ani, merupakan sangkaan yang lemah. Sebagaimana imam asy-Syaukani, lingkungan awalnya adalah Syiah Zaidiyah, namun beliau berguru ke ulama² ahlus sunnah, pada perkembangan selanjutnya mencapai derajat mujtahid mutlaq. Begitu juga dalam segi akidah, pemahaman aqidah imam as-Shan’ani termasuk akidah ahlusunnah wal jamaah, bukan Syiah. Dengan demikian baik imam as-Syaukani maupun Imam as-Shan’ani merupakan ulama ahlu sunnah bukan Syiah, sebagaimana yang dituduhkan.

Kitab Nail al-Authar dan Subul as-Salam dijadikan kitab rujukan pembelajaran di pesantren², bukan berarti bertaqlid fiqih kepada kedua kitab itu. Akan tetapi sebagai inspirasi dan sarana pembelajaran metodologi istinbat hukum, sehingga para santri memahami dan menguasai metodologi serta proses istinbath al-Ahkam yang terdiri dari pengujian dalil, wajh al dilalah, metode istinbath al Ahkam serta istinbat al-Ahkam secara benar dan tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...