Kamis, 04 Juni 2020

192} Hukum shalat memakai cadar

PERTANYAAN:
Assalamualaikum...gimna hukum wanita sholat memakai cadar.....?

JAWABAN:

Wa 'Alaikumus Salam

Makruh bagi perempuan memakai cadar didalam shalat karena wajah perempuan bukan termasuk aurat. Dikecualikan perempuan yang shalat di masjid dan disana ada laki² ajnabi yang tidak bisa menjaga pandangannya. Apabila dikhawatirkan perempuan tersebut dipandang hingga menimbulkan kerusakan bagi lelaki tersebut, maka haram bagi perempuan tersebut membuka cadarnya.

Dan dimakruhkan pula laki² menutup mulut dalam shalat.

Reff:

قال المصنف رحمه الله تعالى ( ويكره أن يصلي الرجل وهو متلثم لما روى أبو هريرة رضي الله عنه { أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى أن يغطي الرجل فاه في الصلاة } ويكره للمرأة أن تنتقب في الصلاة ; لأن الوجه من المرأة ليس بعورة فهي كالرجل ) .

( الشرح ) هذا الحديث رواه أبو داود بإسناد فيهالحسن بن ذكوان ، وقد ضعفه يحيى بن معين والنسائي والدارقطني ، لكن روى له البخاري في صحيحه ، وقد رواه أبو داود ولم يضعفه ، والله أعلم . ويكره أن يصلي الرجل متلثما ، أي : مغطيا فاه بيده أو غيرها ، ويكره أن يضع يده على فمه في الصلاة إلا إذا تثاءب ، فإن السنة وضع اليد على فيه ، ففي صحيح مسلم عن أبي سعيد أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : { إذا تثاءب أحدكم فليمسك بيده على فيه فإن الشيطان يدخل } والمرأة والخنثى كالرجل في هذا ، وهذه كراهة تنزيه لا تمنع صحة الصلاة والله أعلم.

Mushannif rahimahullah berkata: dan makruh menutup mulut bagi laki² dalam shalat, karena terdapat hadits yang di riwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, "sesungguhnya Rasulullah ﷺ Melarang laki² menutup mulutnya dalam shalat." Dan makruh bagi perempuan memakai cadar dalam shalat, karena wajah perempuan bukanlah aurat, sama halnya laki².

Syarah:

Hadits ini di riwayatkan oleh abu Dawud dengan meng~isnadkan bagi Hasan bin Dzakwan, dan hadits ini di dhaifkan oleh Yahya bin Mu'in, An-Nasa`i dan daruquthni. Tetapi imam al-Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya.
Imam abu Dawud meriwayatkan hadits ini dan beliau tidak mendha'ifkannya, Wallahu 'Alam.

Dan makruh bagi laki² menutup mulutnya dengan tangan atau lainnya, dan makruh meletakkan tangan di atas mulut kecuali saat sedang menguap, maka sunah meletakkan tangan di atas mulut.
Di dalam shahih muslim dari abi Sa'id bahwa sesungguhnya Nabi ﷺ Bersabda:
"Apabila menguap salasatu dari kalian, maka hendaklah memblokir mulut kalian dengan tangan, karena sesungguh setan akan masuk dalam mulut."

Perempuan dan khuntsa dalam kasus ini sama halnya laki². Dan makruh yang dimaksudkan disini adalah makruh tanzih sehingga tidak dapat mencegah sahnya shalat.
Wallahu 'Alam.
📚[al-Majmu' Syarah al-Muhadzdzab. Juz. 4/ Hal. 229 Darul Hadits]
➖➖➖➖➖

📚[Kifayatul Akhyar. Juz. 1/ Hal. 93]:

ويكره ان يصلي فى ثوب فيه صورة ، وتلثما ، والمرأة متنقبة الا ان تكون فى مسجد وهناك اجانب لا يحترزون عن النظر ، فان خيف من النظر اليها ما يجرى الى الفساد حرم عليها رفع النقاب: وهذا كثير فى مواضع الزيادة كبيت المقدس ، زاده الله تعالى شرفا فليجتنب ذالك ، ويستحب ان يصلى الشخس فى احسن ثيابه والله اعلم.
➖➖➖➖➖

Dalam kitab Al-Mausu'atul fiqhiyyah dijelaskan bahwa membuka dahi, kedua tangan dan kedua kaki disaat sujud Menurut kebanyakan ulama fiqh itu tidak wajib.

ذهب جمهور الفقهاء -الحنفية والمالكية والحنابلة , وجمع من علماء السلف , كعطاء وطاوس والنخعي والشعبي والأوزاعي- إلى عدم وجوب كشف الجبهة واليدين والقدمين في السجود , ولا تجب مباشرة شيء من هذه الأعضاء بالمصلى بل يجوز السجود على كمه وذيله ويده وكور عمامته وغير ذلك مما هو متصل بالمصلي في الحر أو في البرد , لحديث أنس رضي الله عنه قال: (كنا نصلي مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في شدة الحر فإذا لم يستطع أحدنا أن يمكن جبهته من الأرض يبسط ثوبه فيسجد عليه).

ولما روي عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: ( لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم في يوم مطير وهو يتقي الطين إذا سجد بكساء عليه يجعله دون يديه إلى الأرض إذا سجد). وروي عن النبي صلى الله عليه وسلم : {أنه سجد على كور عمامته}.
وعن الحسن قال : كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم يسجدون وأيديهم في ثيابهم ويسجد الرجل على عمامته , وفي رواية : كان القوم يسجدون على العمامة والقلنسوة ويده في كمه.

وذهب الشافعية وهو رواية عن أحمد إلى وجوب كشف الجبهة ومباشرتها بالمصلى وعدم جواز السجود على كمه وذيله ويده وكور عمامته أو قلنسوته أو غير ذلك مما هو متصل به ويتحرك بحركته لقوله صلى الله عليه وسلم: (إذا سجدت فمكن جبهتك من الأرض) الحديث

Jumhur ulama (Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah), dan segolongan ulama salaf, seperti 'Atha`, Thaus, an-Nakha'i, asy-Sya'bi, dan al-Auza'i berpendapat: bahwasanya tidak wajib membuka dahi, dua tangan, dan dua kaki ketika sujud, dan tidak wajib menempel anggota² tersebut dengan mushalla, tetapi boleh melakukan sujud di atas lengan baju dan ujungnya baju. Dan di atas ujung sorban yang melilit dan lainnya dari apa saja yang bersambung dengan mushalla, baik pada musim panas maupun musim dingin, karena terdapat sebuah hadits dari anas radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "adalah kami shalat bersama Rasulullah ﷺ pada hari yang sangat panas, ketika salasatu diantara kami tidak sanggup menempelkan dahinya di tempat sujud, maka salasatu diantara kami membentangkan pakaiannya dan sujud di atas pakaian tersebut.

Dan pula terdapat hadits yang di riwayatkan dari ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata:
"Sungguh saya melihat Rasulullah ﷺ pada hari turun hujan beliau berlindung dari tanah ketika sujud menggunakan kain yang diletakkan di bawah kedua telapak tangannya, di tanah ketika beliau melakukan sujud.
Dan di riwayatkan dari Nabi ﷺ, "sesungguhnya Nabi ﷺ melakukan sujudnya di atas ujung sorban."
Dan dari Hasan, beliau berkata: "adalah para shahabat Rasulullah ﷺ, mereka melakukan sujud sedang tangan² mereka pada pakaian² mereka dan laki² bersujud di atas sorbannya". Dan dalam satu riwayat: "adalah kaum yang melakukan sujud di atas sorban dan peci sedang tangan mereka pada lengan baju."

Menurut Syafi'iyyah, dan juga riwayat dari imam Ahmad berpendapat: bahwasanya wajib membuka dahi dan menempelnya dahi pada mushalla, dan tidak di perbolehkan sujud di atas lengan baju, ujungnya lengan baju, di atas tangan, ujung dari sorban yang melilit, atau di atas peci, atau lain²nya dari apa saja yang bersambung dengannya dan ikut bergerak dengan bergeraknya. Karna Nabi ﷺ bersabda: "apabila engkau melakukan sujud, maka tempelkahlah dahimu di bumi". Al-Hadits
📚[Al-Mausu'atul Fiqhiyyah. Juz. 24/ Hal. 208]


Kifayatul Akhyar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...