Minggu, 31 Mei 2020

183} Hukum menembok dan memberi kubah terhadap kuburan

PERTANYAAN:
[@nita]

Assalamualaikum warahmatullah...
Gimana hukum membangun bangunan ataw menembok kuburan???

JAWABAN:
[Ishadi al-Asyi]

Mengenai Menembok, membangun, dan memberi kubah terhadap kuburan, di rincikan:

1) Makruh jika ditanah milik pripadi, atau ditanah milik orang lain walaupun ada izin dari pemiliknya.

2) Haram jika di pemakaman umum, karna dapat menyempitkan lahan pemakaman.

3) Boleh jika ada hajat, seperti mayatnya  dikhawatirkan dimakan binatang buas dll.

4) Kecuali kuburan para wali, para syuhada dan orang orang shaleh, maka boleh dibangun dan ditembok, baik ditanah pripadi atau dipemakaman umum, untuk menghidupkan para peziarah dan tabarruk.

Reff:

(وكره بناء له) أي للقبر (أو عليه) لصحة النهي عنه بلا حاجة كخوف نبش أو حفر سبع أو هدم سيل ومحل كراهة البناء إذا كان بملكه فإن كان بناء نفس القبر بغير حاجة مما مر أو نحو قبة عليه بمسبلة وهي ما اعتاد أهل البلد الدفن فيها عرف أصلها ومسبلها أم لا أو موقوفة حرم وهدم وجوبا لأنه يتأبد بعد انمحاق الميت ففيه تضييق على المسلمين بما لا غرض فيه.

قوله : (وكره بناء له) أي في باطن الأرض. قوله : (أو عليه) أي وكره بناء على القبر أو فوقه والمراد في حريمه أو خارجه ولا فرق فيه بين قبة أو بيت أو مسجد أو غير ذلك. قوله : (لصحة النهي عنه) أي عن البناء وهو ما رواه مسلم قال نهى رسول اللّٰه ﷺ أن يجصص القبر وأن يبنى عليه وأن يقعد عليه زاد الترمذي وأن يكتب عليه وأن يوطأ عليه وقال حديث حسن صحيح اهـ شرح البهجة. قوله : (بلا حاجة) متعلق ببناء وخرج به ما إذا كانت حاجة فلا يكره.

قال البجيرمى واستثنى بعضهم قبور الأنبياء والشهداء والصالحين ونحوهم برماوى وعبارة الرحمانى نعم قبور الصالحين يجوز بناؤها ولو بقبة لإحياء الزيادة والتبرك قال الحلبى ولو في مسبلة وأفتى به وقد أمر به الشيخ الزيادى مع ولايته وكل ذلك لم يرتضه شيخنا الشوبرى وقال الحق خلافه وقد أفتى العز بن عبد السلام بهدم ما في  القرافة اهـ.

Dan makruh hukumnya ialah menembok bagian dalam liang kubur atau menembok bagian atasnya tanpa adanya kebutuhan. Seperti adanya pembongkaran (maling), digali oleh binatang buas, dan longsor. Hal ini karena berdasarkan Hadist Shahih yang melarang hal demikian. Begitu juga dengan membangun kubah, rumah, masjid, dan lainnya diatas kuburan.

Adapun hukum kemakruhannya apabila  kuburannya tersebut berada ditanah milik pribadi.

Namun apabila berada pada tanah musabbalah, yaitu berupa tanah yang disediakan oleh penduduk untuk digunakan sebagai lahan perkuburan, atau berada pada tanah waqaf, maka hukumnya adalah Haram dan wajib untuk dibongkar. Alasan keharamannya adalah bangunan tersebut akan menjadi abadi setelah hancurnya jasad mayat, yang berarti hal ini akan mempersempit tanah untuk perkuburan muslimin lainnya dengan tanpa adanya keperluan syara'.

Dan Qaul Mushannif: (Karena berdasarkan Hadist Shahih yang melarang hal demikian), yaitu mengenai pembangunan perkuburan. Ialah sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwasannya: "Rasulullah ﷺ, melarang untuk mengapur kuburan, memberi bangunan diatasnya, dan duduk diatasnya." Imam at Tirmidzi menambahkan riwayat: "Dan melarang membuat tulisan diatasnya, serta menginjaknya." Lalu Imam at-Tirmidzi Berkata: "Status Hadist ini adalah hasan shahih." Intaha Syarhul Bahjah.

Imam al-Bujairimi Berkata: "Sebagian Para Ulama mengecualikan pada Kuburan Para Nabi ﷺ, Para Syuhada, Para Shalihin, dan yang semisal." Barmawi. Adapun ibarat dari ar-Rahmaani: "Memanglah benar kuburan itu makruh atau bahkan haram untuk dibangun, namun untuk kuburan Para Shalihin itu boleh dibangun, walaupun dibangun dengan kubah, hal ini guna menghidupkan tradisi ziarah dan tabarruk."

Dan al-Halabi Berkata: "Meskipun kuburan Para Shalihin tersebut berada pada tanah musabbalah." Dan al Halabi menfatwakan hukum ini. Dan as Syaikh az Ziyadi memerintahkan akan hal ini dimasa kekuasaannya. Namun mengenai pembangunan makam Para Shalihin pada tanah musabbalah ini Guruku as-Shubari tidaklah menyukainya, dan Beliau Berkata: "Hukum yang benar adalah menyelisihi itu semua." Dan al-'Izzu bin Abdissalam sungguh telah Berfatwa untuk menghancurkan bangunan makam yang ada di qurafah. Intaha
📚[I'anatut Thalibin. Juz. 2/ Hal. 120 Maktabah al-Hidayah]
➖➖➖➖➖

Secara global, Menurut Madzhab Maliki, Syafi'i dan Hanbali Makruh hukumnya membangun kuburan baik bangunannya berbentuk kubah, rumah ata lainnya karena terdapat Hadits bahwasanya Rasulullah ﷺ, melarang membangun kuburan.

Dan Nash Malikiyah dan Syafi'iyyah Haram membangun kuburan di tempat pemakaman umum dan wajib untuk di bongkar.

📚[Al-Mausu'atul Fiqhiyyah]:

وَذَهَبَ الْمَالِكِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ إلَى كَرَاهَةِ الْبِنَاءِ عَلَى الْقَبْرِ فِي الْجُمْلَةِ، لِحَدِيثِ جَابِرٍ: نَهَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ.
وَسَوَاءٌ فِي الْبِنَاءِ بِنَاءُ قُبَّةٍ أَمْ بَيْتٌ أَمْ غَيْرُهُمَا.
وَقَال الْحَنَفِيَّةُ: يَحْرُمُ لَوْ لِلزِّينَةِ، وَيُكْرَهُ لَوْ لِلإِْحْكَامِ بَعْدَ الدَّفْنِ.
وَفِي الإِْمْدَادِ مِنْ كُتُبِ الْحَنَفِيَّةِ: وَالْيَوْمَ اعْتَادُوا التَّسْنِيمَ بِاللَّبِنِ صِيَانَةً لِلْقَبْرِ عَنِ النَّبْشِ وَرَأَوْا ذَلِكَ حَسَنًا، وَقَال عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ: مَا رَأَى الْمُسْلِمُونَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ حَسَنٌ.
وَنَصَّ الْمَالِكِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ عَلَى حُرْمَةِ الْبِنَاءِ فِي الْمَقْبَرَةِ الْمُسَبَّلَةِ وَوُجُوبِ هَدْمِهِ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...