Kamis, 18 Februari 2021

569} Orang Yang Mengaku Seseorang Mempunyai Utang Kepadanya. Kajian 269 Kitab an-Nawadir

HIKAYAH YANG KE-SERATUS SEMBILAN PULUH DELAPAN: "ORANG YANG MENGAKU SESEORANG MEMPUNYAI UTANG KEPADANYA. MAKA PEMILIK HAK DITAHAN, SEMENTARA YANG MEMPUNYAI TANGGUNGAN DILEPAS


الحكاية الثامنة والتسعون بعد المائة : في ذكر من ادعی دينا على آخر فحبس صاحب الدين وأطلق المديون

(عجيبة) اختصم الماحقي رجلان في دين ، فأقر احدهما  للآخر بما يدعيه ، فأمر بدفعه له ، فقال : أصلح الله الأمير ، إني رجل أكتسب قوت عيالي ولا أقدر أن أتأخر عن الكسب ، وإني كلما جمعت شيئا أتيت لأوفيه له من حقه فلا أجده ، لأنه رجل منهمك على الشراب وغيره عند أصحابه ، فأمر الأمير بحبس صاحب الحق ، وقال للرجل : اشتغل بكسبك ، وكلما حصلت شيئا فادفعه له في الحبس حتى لا تحتاج إلى تردد في طلبه ، فمکث الرجل في الحبس ثمانين يوما والمدين يحمل إليه من دينه شيئا بعد شيء حتى بقي له دينار واحد ، فأرسل إلى الأمير يقول : إن رأيت إطلاقي فإنه لم يبق لي عليه إلا دینار ، فقال : لا والله حتى تأخذ تمام حقك .


Dua orang berbantah tentang utang di hadapan Al-Mahiqi. Salah satu menyatakan bahwa yang lain mempunyai utang kepadanya, dan di perintahkan untuk membayarnya.

Orang yang dimintai membayar utang berkata: "Semoga Allah Swt memberikan kebaikan kepada engkau. Sesungguhnya aku adalah seorang laki² yang bekerja bagi keluargaku, dan aku tidak mampu terlambat bekerja. Ketika aku berhasil mengumpulkan uang, aku datang kepadanya untuk membayarkan utangku. Akan tetapi, selalu aku tidak menemukannya. Sebab ia seorang laki² yang suka bermain bersama teman²nya, dan menghabiskan minum bersama mereka."

Mendengar pengaduan itu, Al-Mahiqi memerintahkan agar pemilik hak ditahan, dan berkata kepada orang yang mempunyai tanggungan: "Teruslah bekerja! Ketika engkau sudah mengumpulkan uang, bayarlah kepadanya di penjara. Sehingga engkau tidak perlu bolak-balik ke tempatnya untuk mencarinya."

Selanjutnya, pemilik hak itu diam di penjara selama delapan puluh hari. Sementara orang yang mempunyai utang itu menyerahkan uangnya kepadanya, dan ternyata masih kurang satu dinar. Akhirnya, pemilik hak itu menyampaikan kepada Al-Mahiqi: "Apabila engkau melihat aku sudah bisa dibebaskan, maka ia masih mempunyai tanggungan satu dinar kepadaku."

"Tidak! Demi Allah, engkau tidak akan aku bebaskan sampai hakmu kembali utuh kepadamu," jelas Al-Mahiqi.

📚[An-Nawadir. Hal. 179_180]




Ishadi al-Asyi (Santri Aceh)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...