Kamis, 30 April 2020

151} Hukum menggabungkan shalat dhuhur dengan shalat rawatib

PERTANYAAN:

Assalamualaikum, gimna hukumnya mnggabungkan niat sholat zuhur digabung dgn sholat r0watib zuhur

JAWABAN:
[Ishadi al-Asyi]

Wa 'Alaikumus Salam

Tidak sah karena keduanya itu adalah ibadah mustaqillah yaitu ibadah yang terasing yang tidak saling menyatu. bukan tadakhul yang bisa saling menyatu seperti shalat tahiyyatul masjid di gabung dengan shalat fardhu atau tahiyyatul masjid dengan shalat sunah lainnnya.

إِنْ أَشْرَكَ عِبَادَتَيْنِ فِي النِّيَّةِ، فَإِِنْ كَانَ مَبْنَاهُمَا عَلَى التَّدَاخُل كَغُسْلَيِ الْجُمُعَةِ وَالْجَنَابَةِ، أَوِ الْجَنَابَةِ وَالْحَيْضِ، أَوْ غُسْل الْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، أَوْ كَانَتْ إِحْدَاهُمَا غَيْرَ مَقْصُودَةٍ كَتَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ مَعَ فَرْضٍ أَوْ سُنَّةٍ أُخْرَى، فَلاَ يَقْدَحُ ذَلِكَ فِي الْعِبَادَةِ؛ لأَِنَّ مَبْنَى الطَّهَارَةِ عَلَى التَّدَاخُل، وَالتَّحِيَّةُ وَأَمْثَالُهَا غَيْرُ مَقْصُودَةٍ بِذَاتِهَا، بَل الْمَقْصُودُ شَغْل الْمَكَانِ بِالصَّلاَةِ، فَيَنْدَرِجُ فِي غَيْرِهِ. أَمَّا التَّشْرِيكُ بَيْنَ عِبَادَتَيْنِ مَقْصُودَتَيْنِ بِذَاتِهَا كَالظُّهْرِ وَرَاتِبَتِهِ، فَلاَ يَصِحُّ تَشْرِيكُهُمَا فِي نِيَّةٍ وَاحِدَةٍ؛ لأَِنَّهُمَا عِبَادَتَانِ مُسْتَقِلَّتَانِ لاَ تَنْدَرِجُ إِحْدَاهُمَا فِي الأُْخْرَى

Sesungguhnya mensyarikatkan (menggabungkan dua ibadah dengan satu niat):
apabila diterapkan kedua ibadah tersebut kepada tadakhul (saling menyatu) seperti menggabungkan niat mandi jum'at dengan mandi janabah atau mandi janabah dengan mandi suci dari haidh atau mandi jum'at dengan mandi sunah hari raya. Ataupun salasatu dua ibadah itu ghairu maqsudah (bukan dzat ibadah yang di maksud) seperti shalat tahiyyatul masjid di gabungkan dengan shalat fardhu atau shalat sunah lainnya. Maka dalam hal ini hukumnya boleh dan tidak mencemarkan pada ibadah, Karena yang di terapkan itu ialah thaharah kepada tadakhul.
Sedangkan tahiyyatul masjid  dan semisalnya bukan maksud dzat ibadah tapi yang di maksud merekrut tempat dengan melakukan shalat, Maka boleh digabungkan satu niat dengan dua ibadah dan tidak mencemarkan ibadahnya.

Adapun jika merangkapkan dua ibadah yang dimaksudkan dzatnya ibadah (bukan tempat) maka tidak sah menggabungkan keduanya dengan satu niat, seperti shalat dhuhur dengan rawatib dhuhur, karena keduanya itu ibadah mustaqillah yaitu ibadah yang terasing yang tidak saling menyatu.
📚[al-Mausua'tul Fiqhiyah. Juz. 12/ Hal. 24]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...