JANGAN SAMPAI SALAH PEMPERTEMPATKAN ILMU, JANGAN JADIKAN ILMU SEBAGAI ALAT UNTUK MEMPERBANYAK HARTA
Oleh:[Rizky Maulana,DDM]
Orang ketiga dikuasai oleh setan. Maka ia menjadikan ilmunya sebagai alat untuk memperbanyak harta dan membanggakan diri dengan kedudukannya dan mencari kekuatan dengan pengikut yang banyak. Ia masukkan ilmunya ke dalam setiap tempat, yakni melancarkan banyak tipu daya dengan ilmunya, dengan harapan bisa memenuhi keperluannya
Di samping itu orang ketiga tersebut menyembunyikan dalam hatinya bahwa ia mempunyai kedudukan di sisi Allah karena memakai tanda ulama dalam penampilannya serta perkataannya, padahal ia berambisi kepada dunia, lahir dan batin. Orang ketiga ini termasuk orang-orang binasa dan dungu yang terperdaya.
Karena harapan terputus dari tobatnya disebabkan ia mengira bahwa ia termasuk orang-orang yang berbuat baik sedangkan ia lalai dari firman Alllah SWT: ”Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan.”
Orang ini termasuk mereka yang dikatakan Rasulullah SAW: ”Aku lebih takut kepada selain Dajjal terhadap dirimu daripada Dajjal.”
Dalam sebuah riwayat: ”Selain Dajjal lebih aku takutkan atas dirimu.” Maka dikatakan: ”Siapakah dia, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Ulama yang buruk.”
Maksudnya ialah setiap munafik yang pandai bicara, bodoh hati dan amalnya. Ia menjadikan ilmu sebagai pekerjaan untuk mencari makan dan kebanggaan untuk menguatkan dirinya. Ia menyeru orang-orang kepada Allah sedang ia lari darinya.
Sebagaimana sabda Nabi SAW :
انّ اَخْوفَ ما اَخافُ على امتي كل منافق عليم اللسان
”Sesungguhnyayang paling aku takutkan atas umatku adalah setiap munafik yang pandai berbicara (HR. Ahmad bin Hanbal dari Umar Ibnu Khattab)
Dalam sabdanya yang lain:
يسمع به و بصره الذي يبصر به و لسانه الذي ينطق ويده التي يبطش بها و رجله التي يمشي بها
"Sesungguhnyayang paling aku takutkan atasa umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan. ” (HR. Imam Ahmad dan Thabrani dari Abi Darda')
Hal ini disebabkan Dajjal bertujuan menyesatkan umat, orang alim seperti ini, meskipun ia mengalihkan orang-orang dari cinta dunia dengan lisan dan perkataanya, namun ia menyeru mereka kepadanya dengan amal-amal dan keadaannya, sedangkan lisanul hal lebih jelas petunjuknya daripada perkataan.
Watak manusia lebih condong membantu amal perbuatan daripada mengikuti perkataan. Apa yang dirusakkan oleh orang yang diperdayakan setan ini dengan amal-amalnya lebih banyak daripada apa yang diperbaikinya dengan perkataannya yang indah.
Karena orang yang bodoh tidak akan berani mencintai dunia kecuali bila para ulama berani melakukannya. Maka ilmu orang ketiga ini menyebabkan keberanian para hamba Allah untuk mendurhakai-Nya tanpa ragu-ragu.
Nafsunya yang buruk menjadi manja. Terkadang memberinya harapan seperti masuk surga dan mendapat pahala yang banyak dan terkadang memberi harapan seperti harta dan pengikut yang banyak.
Terkadang nafsunya menyeru agar menyebut-nyebut ilmunya terhadap Allah dengan mengatakan: ”Ya Robb, aku mengetahui ini dan ini.”
Terkadang nafsunya membuat dirinya berkhayal bahwa ia lebih baik daripada banyak hamba Allah, yakni dengan sebab ilmunya yang banyak
Wahai pencari ilmu, jadilah engkau dalam golongan pertama yang selamat dan janganlah engkau dalam golongan kedua, yaitu yang mendekati kebinasaan. Karena banyak orang yang menunda tobat tiba-tiba datang ajalnya sebelum bertobat hingga ia merugi. Jagalah dirimu, kemudian supaya tidak menjadi golongan ketiga, yaitu golongan yang binasa karena menuruti nafsunya. Maka engkau pun binasa dengan kebinasaan yang tidak ada harapan selamat bagimu dan tidak bisa diharapkan kebaikanmu.
Jika engkau katakan kepadaku: "Apakah permulaan hidayat yang engkau sebutkan tadi untuk saya cobakan bagi diriku apakah ia menerima atau menundanya.”
Maka saya katakan kepadamu: "Hai penanya yang menginginkan kebaikan, ketahuilah bahwa permulaan hidayat adalah ketakwaan yang lahir dan penghabisannya adalah ketakwaan batin.”
Tiada keberuntungan, kecuali dengan takwa. Dan tiada kebenaran, kecuali bagi orang-orang yang bertakwa. Takwa adalah ibarat mematuhi perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ketakwaan itu menjaga pelakunya dari bahaya-bahaya duniawi dan ukhrawi.
Keduanya (yakni mematuhi dan menjauhi itu) ada dua macam:
Selanjutnya saya kemukakan kepadamu secara ringkas dari ilmu takwa yang lahir dalam kedua macam ini semuanya, yaitu adab-adab dalam melakukan ketaatan dan adab-adab dalam meninggalkan maksiat. Dan saya sertakan bagian ketiga, yaitu adab-adab bergaul supaya kitab ini menjadi lengkap dan mencakup hubungan dengan Allah SWT maupun hubungan dengan manusia.
➖➖➖➖➖
📚[Muraqi Al 'Ubudiyyah. Hal. 7_9]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram
PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...
-
Oleh:[Ishadi al-Asyi] HIKAYAH YANG KE-TIGA BELAS: {"KEUTAMAAN MALAM NISFU SYA'BAN"} الحكاية الثالثة عشرة : في فضل ليلة نصف...
-
11 HAL YANG MENYEBABKAN HATI KERAS DAN MEMBUAT LEMAH ومنها احد عشر شيئا تقسي القلوب وتورث النكد ، أحدها : لبس السراويل قائما . الثاني : الجل...
-
Oleh:[Ishadi al-Asyi] HIKAYAH YANG KE-LIMA PULUH TUJUH: {"KEUTAMAAN ILMU DAN MENCINTAI ORANG ALIM"} الحكاية السابعة والخمسون :...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar