Kamis, 27 Februari 2020

005} HUKUM MENGAJARKAN KITAB YANG RUMIT UNTUK ORANG AWAM

PERTANYAAN:
[Farhan]

Assalamualaikum wr wb..
Bagaimna tanggapan ust tentang mengajarkan kitab yang rumit untuk orang awam seperti kitab² sufi yg mmbahas hakikat dll, minta pencerahannya.

JAWABAN:
[Mujawib: Kakang Ishadi Al-Asyi]

وعليكم السلام

ومنها حمل العوام ومن لم يمارس العلوم على التفكر في ذات الله وصفاته وفى امور لا تبلغنا عقولهم وهذا مضلة لهم لانهم يتشككون به فى اصول الدين بل ربما يتخيلوا في الله تعالي ما هو متعال عنه فيصير به كافرا او مبتدعا وهو به فرح مسرور لغلبة حمقه وقلة عقله.

Termasuk dosa besar mengajak orang 'awam (jahil) dan orang yang tidak menguasai berbagai macam ilmu untuk memikir Dzat Allah dan sifatnya Allah dan setiap perkara yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran mereka. Hal semacam ini adalah perkara yang dapat menjerumuskan mereka kedalam kesesatan, karena dengan sebab itu mereka bisa timbul keraguan dalam ilmu ushuluddin (iman) bahkan dengan sebab itu mereka membayangkan hal² yang tidak ada pada Dzat Allah dan sifatnya. Dan dengan sebab itulah mereka menjadi KAFIR atau AHLI BIDA'H, saat itulah syaithan mendapat kesenangan yang sangat besar dikarenakan kebodohan dan ketololan orang tersebut.
📚[Azzawajir A'n Iqtiraf Al Kabair karangan Ibn Hajar Al Haitami. Juz. 1/ Hal. 123]


(كتاب؛ سير السالكين في طريقة السادات الصوفية~ ج ٣/ ص ١٨٣_١٨٥)
علم تصوف يڠ فدا بچارا علم حقيقة يڠ ترسبوة فد مرتبة يڠ كتيڭ إيت تياد ساڠة ممبري منفعة إي ملينكن باڭي أورڠيڠ منتهي، (أداڤون)  أورڠيڠ مبتدئ يڠ تياد ماهر إي ددالم مڠتهوي علم شريعة دان تياد ماهر إي ددالم علم طريقة، مك يائت برڠكالي جادي مضرة أكندي دان برڠكلي جادي زنديق, ( سفرتي كات ) إمام مالك دهولو ( من تصوف ولم يتفقه فقد تزندق ) أرتيث برڠسياف مڠاجي علم تصوف دان تياد إي مڠاجي علم فقه مك سڠڭوهث جادي زنديق، يعني برڠسياف مڠاجي علم تصوف يڠ فد ممبچارا علم حقيقة إيت فد حال إي تياد مڠاجي علم أصول الدين دان تياد إي مڠاجي علم طريقة دان تياد إي مڠعملكن علم طريقة إيت نسچاي جادي زنديق دان إي أورڠ جبرية، إلخ.......
(دان) حرام أتس سسؤرڠ يڠ جاتوه فد تاڠنث إيت كتاب يڠ ممبچراكن علم حقيقة سفرت يڠدمكين إيت بهوا منظاهركن إي أكندي ملينكن أتس أورڠيڠ تله ترهمفون باڭيث إيت سڭل صفة يڠترسبوة إيت (تتافي)  دفهم درفد فركتأن إمام الغزالي إين درفد فركتأن إمام مالك دهولو إيت بهواسث برڠسياف منجلاني علم شريعة دان علم طريقة يڠ ترسبوة ددالم سكلين كتاب تصوف يڠ ترسبوة فد مرتبة يڠفرتام دان فد مرتبة  يڠكدوا إيت جك ممباچ إي أكن علم حقيقة يڠ ترسبوة فد مرتبة يڠكتڭ إيت فد ڭورو يڠ مرشد يڠ مڠتهوي أكن علم حقيقة إيت دڠن ذوق دان حال دان بوكن دڠن لفظ دان بوكن دڠن فركتأن جوا،  نسچاي ممبري منفعة إي أكن مركئت.

Terjemah latin:

Ilmu tasawwuf yang didalamnya dibicarakan tentang ilmu haqiqat yang sudah disebutkan pada martabat yang ketiga (berkedudukan muntahi) maka ilmu² tersebut tidak memberi manfaat sedikitpun bagi orang yang bukan berkedudukan muntahi (yaitu tiada bermamfaat bagi yang berkudukan mubtadi dan mutawassith), Adapun bagi orang mubtadi yang mana dia tiada mahir dalam memahami ilmu syariat dan ilmu tariqat, maka kemungkinan dia mendapat kemudharatan, dan bisa menjadi orang yang zindiq, seperti perkataan Imam malik: "Siapa saja yang belajar ilmu tasawwuf, padahal ia tidak belajar tentang ilmu fiqh,  maka sesungguhnya dia menjadi orang zindiq". maksud nya" siapa saja yang belajar ilmu tasawwuf yang didalamnya membicarakan tentang ilmu haqiqat, padahal dia tidak belajar ilmu ushuluddin (tauhid) dan tiada belajar ilmu tariqat, dan tidak pula mengamalkannya, maka dia menjadi orang zindiq dan dia golongan qaum jabbariah, hingga akhirr...............

Dan haram terhadap seseorang yang jatuh pada tangannya itu kitab yang mengupas tentang ilmu haqiqat menampakkan ilmu haqiqat tersebut kepada orang lain bagi yang bukan orang² yang telah terhimpun segala sifat²nya yang sudah disebutkan (yaitu sudah terhimpun ilmu syariat yang dhahir, yakni terhimpun ilmu ushuluddin, ilmu fiqh, dan telah menjalani ilmu syariat yang bathin,  yaitu tariqat), Tetapi menurut difahami Dari ucapan imam al-ghazali ini yang dinuqil dari ucapan imam malik di atas, bahwa siapa saja yang menjalani "ilmu syariat, dan ilmu tariqat yang disebutkan didalam kitab tasawwuf yang ada pada martabat pertama (kedudukan mubtadi), dan pada martabat kedua (kedudukan mutawasith), jika dibacakan kitab yang membahas ilmu hakikat yang disebutkan pada martabat ketiga (kedudukan muntahi) pada gurunya yang berpangkat mursyid yang mengetahui ilmu haqiqat dengan perasaan dan keadaan, bukan mengetahui dengan lafazd dan ucapan, maka dia dapat memberi manfaat kepada mereka itu.


SUFI YANG TERTIPU:

Terjemahan bebas:
Alangkah banyak nya sufi yang tertipu, bahkan yang tertipu dari golongan mereka sangat banyak. Salah satunya adalah termasuk orang² pada ini zaman kecuali yang di jaga oleh Allah, mereka yang mendengung²kan ilmu ma'rifat, musyahadat yang haq dari mata hati, melampaui maqam dan ahwal, mulazamah dengan a'in syuhud dan sampai kepada dekat (dengan Allah) padahal tidak ada satupun di antara mereka yang mengetahui perkara tersebut kecuali hanya sekedar sebutan dan tulisan. Karena mereka mengambil beberapa kalimat lalu mengulang²nya dan menyangka bahwa demikian itu lebih tinggi derajatnya di banding ilmu orang terdahulu dan terkemudian. Lalu mereka memandang terhadap fuqaha (ulama fiqih), ulama tafsir, ulama hadist, dan ulama yang lain dengan pandangan keji dan hina, lebih² terhadap orang awam maka mereka menganggap nya seperti binatang sehingga mereka yang bertani akan meninggalkan ladang nya dan penenun akan meninggalkan tenunannya. hal itu akan terus menerus dilakukan dalam beberapa hari. Dan ia mengambil kalimat yang masih di ragukan keasliannya kemudian di ulang²nya seolah² ia berkalam² layaknya wahyu yang turun dari langit dan seolah² itu merupakan hikmah/ rahasia dari sesuatu yang tertulis (Al- qur'an dan hadist). Terhadap perkara demikian lisan nya terus menghina sekalian hamba Allah dan ulama yang merupakan hamba² pilihan Allah.
Ia akan berkata terhadap hamba Allah yang lain "mereka itu mahkluk yang penuh dengan aib".
Dan terhadap ulama ia akan berkata "mereka itu hanya mahir hadist dan menukilkan pendapat sedangkan Allah masih terhijab bagi mereka".
Kemudian ia mendakwa bahwa dirinya telah sampai kepada Allah dan ia disisi Allah termasuk si Muqarrabin. Padahal disisi Allah ia adalah orang yang keji lagi munafik dan di sisi orang berilmu ia hanyalah seorang yang dungu dan bodoh yang tertipu, yang ilmunya tiada kokoh sama sekali. Hatinya belum lah suci dengan mujahadah, amalnya belum membawa dirinya untuk sampai kepada Allah, hatinya belum mulazamah dengan dzikir kecuali hanya mengikuti hawa nafsu dan syahwat, yang didapatkan nya hanya ngigauan/ khayalan lalu di hafalnya. Sungguh ini merupakan tipuan yang besar.
📚[Sirajut thalibin. Juz. 1/ Hal. 86_87]


KOMENTAR PARA ULAMA SUFI TERHADAP ORANG YANG SUKA MENGUCAPKAN KALIMAT YANG MEREKA UCAPKAN:

وكان بعض العارفين يقول : نحن قوم يحرم النظر في كتبنا على من لم يكن من أهل طريقتنا ، وكذلك لا يجوز لأحد أن ينقل كلامنا إلا لمن يؤمن به ، فمن نقله إلى من لا يؤمن به دخل هو والمنقول إليه جهنم الإنكار.

Sebagian orang 'arifin (pembesar sufi) berkata: Haram hukumnya membaca atau mempelajari kitab kami bagi orang yang bukan ahli dalam bidang kami (tasawuf), begitu juga tidak boleh (haram) membawa bawa ucapan² kami kepada orang yang tidak dapat memahami ucapan kami, karena hal tersebut dapat menjerumuskan kedalam kesalahan dan menyalahkan kami.

قال الشيخ عبد الوهاب الشعراني رحمه الله : سمعت سيدي عليا الخواص يقول: إياك أن تعتقد يا أخي إذا طالعت كتب القوم، وعرفت مصطلحهم في ألفاظهم أنك صرت صوفيا، إنما التصوف التخلق بأخلاقهم، ومعرفة طرق استنباطهم لجميع الآداب والأخلاق التي تحلوا بها من الكتاب والسنة.

Imam Asy-Sya'rani berkata: Aku pernah mendengar ucapan guruku 'Ali Al-Khawwash beliau berkata: Jangan pernah kamu menyangka bahwa dirimu itu seorang sufi hanya bermodal membaca kitab para² sufi dan memahami istilah² mereka. Karena yang dimaksud dengan tasawwuf adalah berakhlak seperti akhlak mereka, dan memahami cara penggalian (istinbath) mereka Terhadap adab dan akhlak dari Al-Quran dan Hadist.
📚[Al-Yawaqit Wal Jawahir Fi Bayani A'qaid Al-Akabir. Hal. 23 cet: darul kutub karangan Imam Asy-Sya'rani]


LARANGAN MEMPELAJARI KITAB YANG RUMIT:

وعليك بالإكثار من قراءة كتب الحديث والتفسير ومن مطالعة كتب القوم عامة فإن ذلك فتح عام وسلوك تام كما قال بعض العارفين.

ولكن ينبغي لك أن تحترز عما يشتمل من رسائلهم على الأمور الغامضة والحقائق المجردة وهذه الأشياء توجد في أكثر مؤلفات الشيخ ابن عربي وفي شيء من رسائل الإمام الغزالي كالمعراج والمضنون به. وقد ذكر الشيخ زروق في "تأسيس القواعد" قاعدة في التحذير من الكتب التي تجري هذا المجرى فراجعها إن شئت، ولم يذكر في جملتها مؤلفات الشيخ عبد الكريم الكيلاني، لأنه متأخر ومؤلفاته عن آخرها مما ينبغي الاحتراز عنها إيثاراً للسلامة.

فإن قال قائل لا بأس علي في مطالعة هذه الكتب،لأني آخذ ما أفهمه وأسلم لما لا أفهمه لقائله

قيل له) قد أنصفت، ونحن إنما نخشى عليك مما تفهمه أن تفهمه على غير وجهه فتضل عن سواء السبيل، كما وقع ذلك لأقوام عكفوا على مطالعة هذه الكتب فصاروا في زندقة وإلحاد، وقالوا بالحلول والاتحاد، فلا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم

dan perbanyaklah membaca kitab² hadits, tafsir, dan menelaah kitab² para ulama secara umum, karena hal tersebut merupakan futuh yang umum dan suluk yang sempurna sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian arifin.

namun sepatutnya kami menjauhi kitab² mereka yang mengandung perkara² yang rumit dan hakikat semata². Hal seperti itu banyak kita jumpai dalam kitab² karangan Syeikh Ibnu Arabi dan pada sebagian kecil risalah² Imam Ghazali seperti kitab al-i'raj dan al-madhnun bih. Syeikh Zaruq dalam kitabnya Ta`sis al-Qawaed menyebutkan satu qaedah tentang anjuran menjauhi kitab² seperti ini, maka lihatkan jika kamu kehendaki. Beliau tidak menyebutkan sebagian darinya kitab² karangan Syeikh Abdul Karim al-Kailani (al-Jily) karena beliau lebih tertakhir masanya, karangan² beliau termasuk kitab² yang sepatutnya dihindari demi keselamatan.

maka jika orang berkata "tidak mengapa bagi saya untuk menelaah kitab² tersebut, karena saya hanya akan mengambil apa yang sanggup saya pahami dan menyerahkan hal yang tidak saya pahami kepada pemilik ucapannya."

Dijawab untuknya; sungguh kamu sudah bersikap objektif, namun kami takut pada masalah yang kamu pahami ternyata kamu pahami tidak dengan semestinya, maka kamu akan tersesat dari jalan yang benar, sebagaimana yang telah terjadi terhadap sekelompok kaum yang menelaah kitab² tersebut, kemudian mereka menjadi zindiq dan tersesat dan berkeyakinan hulul dan ittihad, maka tiada daya dan tiada upaya kecuali hanya dengan Allah yang Maha tinggi
📚[Risalah Mu’awanah, Imam Abdullah al-Haddad. Hal. 49_50 Dar Hawi]


والله اعلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

646} Hukum Menikahi Lima Orang Wanita Berturut-turut Dan Mengawini Dua Orang Wanita Dalam Satu Aqad Yang Satu Sama lainnya Ada Hubungan Mahram

PERTANYAAN: Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana hukum seorang lelaki menikahi lima orang wanita berturut2, dan laki2 mengawini dua orang wanita ...